Hasyim Tembak Kekasih dan Bunuh Diri di Hotel Central Asahan Pakai Senpi Rakitan
Merdeka.com - Polisi masih menyelidiki asal senjata digunakan Hasyim Prasetya (33), membunuh mantan tunangannya, Depi Istiana (22) dan bunuh diri. Senjata rakitan itu berlaras pendek namun menggunakan peluru senapan serbu.
Senjata digunakan berlaras pendek dan bergagang kayu. Namun senjata itu menggunakan peluru kaliber 5,56 milimeter. Amunisi ini biasa digunakan pada senapan serbu antara lain SS1.
"Jadi senjata yang digunakan oleh Hasyim untuk menembak Depi dan dirinya sendiri yakni senjata api laras pendek rakitan, menggunakan peluru 5,56 milimeter," kata Kapolres Asahan AKBP Faisal Napitupulu, Selasa (8/1).
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Apa saja jenis senjata yang ditemukan? 'Kapak dapat digunakan sebagai alat atau senjata. Fungsi terakhir juga berlaku untuk mata tombak,' kata Trefný.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Di mana senjata berburu itu ditemukan? Senjata berburu dari era pra-Hispanik itu ditemukan di serambi Gua Harta Karun di Cadereyta de Montes, Queretaro.
-
Kenapa peluru itu diukir? Tulisan pada peluru katapel pertama digunakan pada abad ke-5 SM dari di Yunani hingga ke masa Romawi.
-
Dimana senjata ditemukan? Artefak ini ditemukan di lokasi proyek perluasan jalan raya pada Agustus lalu di sebuah situs bernama Løsning Søndermark.
Hasyim yang merupakan warga Bunut Barat, Kecamatan Kisaran Barat, Asahan, dan Depi yang merupakan warga Pondok Karang Air, Lingkungan III, Kelurahan Karang Anyer, Kecamatan Kisaran Timur, Kota Kisaran, Asahan, ditemukan tewas mengenaskan di di kamar hotel nomor C12, Hotel Central, Jalan Sei Gambus, Kota Kisaran, Senin (7/1).
Saat ditemukan, jasad Hasyim tidak mengenakan busana telungkup di lantai. Kepalanya pecah. Sementara jasad Devi nyaris bugil, hanya mengenakan bra dan celana dalam yang melorot. Sebelah kakinya menekuk di lantai sementara bagian kepalanya telungkup di tempat tidur.
Faisal mengatakan, Depi ditembak dari jarak dekat di belakang kepala hingga menembus ke pelipis mata sebelah kiri. "Kemudian Hasyim menembak kepalanya sendiri di bagian tulang alis depan hingga tewas," kata Faisal.
Mantan Kapolres Nias Selatan ini kembali mengatakan, kasus pembunuhan itu bermotif asmara. Motif ini terungkap berdasarkan hasil pembicaraan pesan singkat WhatsApp antara Hasyim dan Depi.
Dalam pembicaraan itu, Hasyim diduga kecewa batal bertunangan dengan Depi. Sebelumnya pasangan ini sudah sempat bertunangan, namun dibatalkan pihak perempuan.
"Hasyim yang diduga sakit hati kemudian mengajak Depi untuk menginap di hotel pada Minggu (6/1) siang. Ada kemungkinan Hasyim sudah merencanakan untuk menghabisi nyawa Depi dan kemudian bunuh diri. Perencanaan itu dikuatkan dengan adanya temuan sebilah senjata tajam jenis celurit di dalam tas miliknya. Celurit tersebut diduga dipersiapkan Hasyim jika dirinya gagal membunuh dengan senjata api," kata Faisal.
Polisi menyita barang bukti antara lain 1 pucuk senjata api rakitan laras pendek, 2 butir proyektil, 2 unit handphone, tas sandang warna krim kehijauan, 1 bilah celurit, 2 unit sepeda motor, serta pakaian dan barang-barang lain milik Hasyim dan Depi.
Faisal mengatakan, penyelidikan kasus pembunuhan ini sudah selesai, karena pelakunya meninggal dunia. "Tidak ada pihak lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Kasus pembunuhan ini sudah selesai. Namun kami akan terus berkoordinasi dengan tim Labfor Polda Sumut untuk menyelidiki terkait kepemilikan senjata api," tutup Faisal.
Sebelumnya, jasad Hasyim dan Depi ini ditemukan tewas dalam kamar C12 Hotel Central, Jalan Sei Gambus Kelurahan Sendang Sari Kecamatan Kisaran Timur, Asahan Senin (7/1). Mayat keduanya ditemukan karyawan hotel yang hendak menanyakan apakah keduanya masih melanjutkan sewa kamar atau tidak, namun tidak ada jawaban. Pihak hotel kemudian membuka pintu dengan kunci cadangan dan melihat keduanya tewas mengenaskan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi masih menyidik dari mana Ghatan mendapat senjata itu. Sebab, adanya kejanggalan dari pengakuan Ghatan.
Baca SelengkapnyaPelaku langsung melarikan diri hingga akhirnya diamankan polisi di tempat persembunyiannya di Cengal
Baca SelengkapnyaPelaku diamankan setelah petugas melakukan penyelidikan dan keterangan saksi-saksi.
Baca SelengkapnyaSeorang pria bernama Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa (39) tewas tergantung setelah bertengkar dan menembaki istrinya menggunakan senapan angin.
Baca SelengkapnyaPelaku RY dan korban S sudah saling kenal karena keduanya sama-sama bekerja di PT Tuntek, Cikupa.
Baca SelengkapnyaPelaku adalah tetangga korban. Selama bertetangga, hubungan keduanya kurang harmonis.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak senjata api jenis HS-9 yang dibersihkannya.
Baca SelengkapnyaRAS (16) menembakkan senapan angin PCP jenis Dejeluk hingga akhirnya terkapar dan meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaGathan sebelumnya mengaku usai menembak membuang senpi ke Kali Ciliwung.
Baca SelengkapnyaSebanyak 17 adegan diperagakan oleh tersangka dalam kasus ini.
Baca Selengkapnyaelama ini, tersangka menganggap korban telah menyantet istrinya pada 2015.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial MH (45) ditemukan tewas di dalam asrama Akademi Perawatan (Akper) Tarutung di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara.
Baca Selengkapnya