Hendak ditangkap, jaringan narkoba dan donatur Ponpes tipu polisi
Merdeka.com - Direktorat Reserse Narkoba Bareskrim Mabes Polri dikecoh oleh H Andris. Andris merupakan target operasi penangkapan dalam kasus pengendali transportasi laut jaringan narkotika dari Malaysia ke Cirebon.
Andris juga adalah donatur sebuah pesantren di Jalan Limbungan Ujung, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, yang berhasil kabur dengan santai. Padahal polisi dari Mabes Polri itu sudah bertatap muka dengan target tersebut.
Pengelola pesantren dan Ketua Yayasan Raudatul Jannah, Irwen Nasrul menceritakan, kejadian bermula saat sejumlah petugas Bareskrim memasuki kompleks pesantren modern itu, dan langsung bertanya keberadaan Andris kepada seorang satpam. Kemudian, katanya, sekuriti langsung ke belakang dan memanggil pengusaha kapal di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti itu.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Kenapa pria itu kabur dari pekerjaannya? 'Kerja tadinya, kerja proyek tapi nggak dibayar sudah sebulan. Yaudah kabur, nggak betah, lama-lama nggak betah,' kata pemuda tersebut kepada Polisi.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Bagaimana pelaku menutupi kejahatannya? Kapolsek Tanjung Priok Kompol Nazirwan, Senin (26/2), menyebut kebakaran dikondisikan oleh pelaku DZ untuk menutupi kejahatannya. Pelaku diduga sakit hati karena orang tua korban menagih utang kepadanya.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Siapa yang kabur dari X? Pada 6 November, sekitar 115.000 pengunjung web di AS memutuskan untuk menonaktifkan akun mereka, menurut laporan dari Similarweb.
Denga santai, Andris menemui petugas berpakaian preman dan menanyakan maksud kedatangannya. Namun petugas malah tidak mengenali Andris yang sudah di depan mata dan malah bertanya di mana Andris berada.
Lanjut Irwen, Andris menjawab akan ke belakang untuk memanggil anaknya. Curiga melihat kedatangan petugas, dia langsung kabur lewat belakang bangunan pesantren.
"Mereka sempat ketemu dan bertatap muka, dan anehnya, petugas tidak mengenalinya. Makanya H Andris ini bisa lolos dari sergapan petugas Bareskrim," kata Irwen, kepada wartawan di Pekanbaru Selasa (22/3).
Irwen menuturkan, petugas yang menunggu Andris tak juga muncul kemudian tersadar dan langsung melakukan pengejaran ke semak-semak belakang pesantren. Polisi juga sempat meletuskan tembakan sebanyak empat kali.
Tidak dapat menangkap Andris, polisi malah mengamankan sopir pribadinya, bernama Wiwid. Namun belum diketahui apakah Wiwid terlibat dalam jaringan narkotika Andris atau tidak.
"Petugas yang melakukan penggeledahan tidak mau menyebut keterlibatan Wiwid. Tapi Wiwid ini diborgol dan diamankan untuk sementara," ujar Irwen.
Menurut Irwen, petugas datang ke pesantren yang diasuhnya sekitar pukul 16.30 WIB, Senin (21/3). Hingga Selasa (22/3) dini hari penggeledahan masih berlangsung di ruangan Andris di pondok pesantren itu.
"Dia di sekolah ini sebagai donatur tunggal. Juga sebagai pembina yayasan, bukan pemilik ya. Kan pemilik yayasan adalah ummat," kata Irwen.
Sementara itu, Kasat Narkoba Polresta Pekanbaru, Kompol Iwan Lesmana Riza membenarkan adanya penggerebekan tersebut.
"Saya dan anggota Satuan Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru hanya mendampingi Bareskrim. Target atas nama H Andris kabur," kata Iwan.
Menurut Iwan, penggerebekan di lokasi tersebut masih ada kaitannya dengan jaringan narkotika internasional dari Malaysia ke Cirebon melalui kapal di Selat Panjang. "Pengembangan kasus di Cirebon," ucap Iwan.
Dalam kasus ini, sudah diamankan Muhammad Rizki sebagai penjemput barang dari kapal di Pelabuhan Cirebon, Fajar Priyo Susilo dengan peran yang sama, Wulan Lestari dan Ricky Kurniawan sebagai pengendali peredaran.
Turut pula diamankan pria bernama Jusman, warga Selat Panjang dengan peran sebagai transporter yang mengendalikan transportasi narkotika dari Selat Panjang ke Cirebon dengan menggunakan Kapal laut, dan Khoirul Alfan dengan peran yang sama. Dalam kasus ini disita 40 kilogram sabu dan 170.000 pil ekstasi.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Buronan kasus peredaran narkoba Ramli alias Lolli (28) kabur dari sergapan Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resor Bantaeng.
Baca SelengkapnyaDalam penangkapan itu, satu unit mobil milik petugas rusak usai dilempari batu oleh sejumlah warga.
Baca SelengkapnyaTerdakwa dituntut 2 tahun penjara dan denda Rp10 juta oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Makassar.
Baca SelengkapnyaRazia narkoba kerap dilakukan di Kampung Pulau Pandan. Namun demikian, masih saja ditemukan aktivitas di lokasi meskipun sudah berulang kali ditertibkan.
Baca SelengkapnyaVideo kaburnya seorang tahanan di Pengadilan Negeri Kabupaten Sarolangun, Jambi, Rabu (10/7), viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaNazal mengatakan, para pelapor dalam kasus itu merupakan keluarga dari para korban.
Baca SelengkapnyaKetika itu kondisi di lokasi sangat ramai, karena pelaku yang masih bersikeras mengelak diduga jambret mengundang emosi dari warga.
Baca Selengkapnya5 Tahanan Kasus Narkoba Kabur Setelah Jebol Dinding Rutan Polres Barru
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaModus tersangka melakukan tindak asusila dengan memberikan iming-iming uang Rp100 ribu. Uang tersebut untuk uang jajan korban.
Baca SelengkapnyaBeredar di media sosial, seorang pengendara berusaha menghindari razia polisi.
Baca SelengkapnyaSi maling tampak panik karena gagal mencuri motor. Dia lantas menodongkan benda berbentuk pistol ke arah warga.
Baca Selengkapnya