Hendak ke Candi Borobudur Naik Pikap, 71 Siswa SMK Asal Bogor Ditangkap di Banyumas
Merdeka.com - Polisi menangkap 71 pelajar di Kecamatan Kemrajen, Banyumas, Jawa Tengah. Puluhan siswa itu berasal dari enam sekolah di Bogor, Jawa Barat.
33 merupakan siswa SMK YAPIS. 8 siswa dari SMK Mekanika. 3 dari SMK Yatek. 3 dari SMK YKTB. 14 siswa dari SMK Wijaya Kusuma dan 10 siswa dari SMK Tridaya.
©2019 Merdeka.com/Rasyid AliPuluhan pelajar itu ditangkap saat hendak berwisata ke Candi Borobudur, Jawa Tengah. Mereka ingin berlibur dengan cara memberhentikan pikap untuk mencapai tujuan.
-
Kenapa pelajar dibacok di Bogor? Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya. Karena jalanan macet, motor yang dikendarai A, I dan P menabrak motor di depannya.
-
Siapa yang membacok pelajar di Bogor? 'Tiba-tiba pelajar dari sekolah lain dari belakang menganiaya dengan membacok P di pinggang dan I di kepala. Setelah membacok pelajar tersebut langsung pergi,' ujarnya.
-
Dimana pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi. Ketiganya berencana pergi ke tempat tongkrongan. Ketika tiba di wilayah Pintu Ledeng Ciomas, Kabupaten Bogor, dari arah berlawanan ada pelajar dari SMA lain mengejar ketiganya.
-
Kapan pelajar di Bogor dibacok? 'Korban P luka di pinggang mendapatkan tiga jahitan, dan korban I luka di kepala dapat tiga jahitan. Keduanya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, selanjutnya kami mencari pelaku yang diduga melakukan penganiayaan,' kata Sudar, Jumat (7/6). Dikutip dari Antara.Sudar menceritakan, kejadian itu terjadi saat kedua korban berboncengan tiga menggunakan satu sepeda motor bersama satu orang temannya lagi.
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Aksi yang disebut siswa dengan 'ngompreng' itu terhenti setelah mereka disetop polisi di kawasan Kecamatan Kemrajen, Banyumas. Puluhan siswa itu pun dipulangkan dan tiba di Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor, Jumat (13/9).
"Mereka berangkat Selasa, 10 September ingin wisata ke Candi Borobudur, dengan cara menyetop mobil dari Bogor. Tapi, hari Kamis pagi, saat mereka nyetop truk besar di Kemrajen itu, mereka diamankan kepolisian setempat," kata Kasat Binmas Polres Bogor, AKP Doddy Rosjadi.
Doddy menjelaskan, setelah ditangkap para siswa dibawa ke Polres Banyumas untuk dilakukan pembinaan. Pembinaan dilakukan sebelum pelajar itu dipulangkan pada Jumat dini hari pukul 01.00 WIB, menggunakan dua unit bus dari Polres Banyumas ke Dinsos Kabupaten Bogor.
"Masing-masing siswa membawa uang Rp 150 ribu per orang dengan inisiatif mereka sendiri. Kegiatan ini juga sudah ada sejak 2008. Tapi ini tanpa sepengetahuan orang tua dan sekolah," kata Doddy.
©2019 Merdeka.com/Rasyid AliSementara Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Bogor, Dian Mulyadiansyah menjelaskan, aksi dilakukan pelajar ini tidak dibenarkan.
"Meski sekolah mereka di Kota Bogor, tapi domisili mereka ada di kabupaten. Ini tidak dibenarkan. Kalau bekal mereka habis, dikhawatirkan akan melakukan penjarahan meski tidak ada yang bawa senjata tajam," kata Dian.
Saat menanyakan satu per satu siswa, Dian menjelaskan mereka memiliki alasan berbeda kepada orang tuanya. "Ada yang bilang study tour, ada yang bilang latihan dasar kepemimpinan. Intinya mah bohong. Tadi beberapa dijemput orang tuanya dan banyak yang dijemput pihak sekolah," kata Dian.
Salah satu siswa, Indra mengaku kecewa mereka harus dipulangkam paksa. "Orang enggak ngapa-ngapain. Cuma mau ke Borobudur. Tidurnya di emperan aja," kata dia, yang di dalam tasnya hanya berisikan seragam sekolah dan kain sarung.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi berani sopir pikap jadikan mobilnya 'tameng' untuk hentikan peristiwa bacok antar siswa SMA di Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaSatpol PP mengundang pihak sekolah sebagai pendamping, untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan siswanya.
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaNiat hendak melaju kencang, si pemotor justru mengalami hal tak terduga.
Baca SelengkapnyaSatu petugas PPSU jadi korban tabrak lari para pelajar yang tengah berseteru.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dari dua SMA ini memang sudah berjanjian untuk tawuran
Baca SelengkapnyaKetika itu mereka berkonvoi dengan delapan motor berhasil diberhentikan petugas yang sedang berpatroli.
Baca SelengkapnyaAksi ini dilakukan oleh dua siswa SMK inisial AP (17) dan PAF (17) kepada korban MR saat ketiganya hendak terlibat tawuran.
Baca SelengkapnyaPolisi Jombang sengaja beri hukuman tak biasa kepada puluhan remaja pengendara motor knalpot brong.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaBelasan pendaki tersebut merupakan jemaah Majelis Buni Kasih.
Baca Selengkapnya