Hendak olah TKP bom, polisi di Poso diberondong geng Santoso
Merdeka.com - Satu tim polisi yang hendak melakukan olah tempat ledakan bom di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa pagi, diserang kelompok bersenjata namun tidak menimbulkan korban jiwa.
Juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Utoro Saputro kepada wartawan mengatakan bahwa ledakan bom itu adalah untuk memancing polisi untuk datang dan kemudian diserang. Kejadian tersebut berlangsung di Desa Dewua, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Poso.
Tembakan kawanan bersenjata itu hanya mengenai badan mobil dan menyebabkan sejumlah lubang. Saat ditembak, polisi yang berada di dalam mobil segera membalas ke arah suara tembakan yang berasal dari hutan. Baku tembak pun terjadi selama sekitar 30 menit.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang menyerang Polisi? 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa yang terjadi pada serangan bom di Kano? Tiga bom meledak di luar masjid Central Mosque di Kano, yang menewaskan sekitar 120 orang dan melukai sekitar 260 jamaah saat mereka sedang melaksanakan salat Jumat.
-
Siapa yang melakukan perampokan? Dua perampok yakni J (45) dan R (32) berhasil menggondol tas korban yang berisi uang, laptop, dan 50 gram berlian.
-
Bagaimana para pencopet di Bandung beraksi? Mereka akan menyasar korban yang dianggap lengah dan memiliki barang berharga.
Informasi dari Antara, Selasa (7/10) para pelaku juga sempat melemparkan bom rakitan namun tidak menimbulkan korban. Kawanan bersenjata yang diduga kuat adalah kelompok Santoso itu, kemudian melarikan diri ke dalam hutan.
Saat ini polisi melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian namun tidak menemukan pelaku. Utoro mengaku belum mengetahui senjata yang digunakan para pelaku penembakan. "Bisa saja senjata organik, namun senjata rakitan kemungkinan juga mereka gunakan," katanya.
Utoro memperkirakan pelaku berjumlah sepuluh orang yang telah merancang aksinya untuk menyerang polisi.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menembak mati seorang maling spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang biasa membekali diri dengan bom ikan.
Baca SelengkapnyaDua jenderal TNI Polri rela terjun langsung ke medan pertempuran sambil bawa senjata demi dapat mengamankan DPO teroris di Poso.
Baca SelengkapnyaBukan tersangka yang didapat, para aparat kepolisian ini justru dikeroyok oleh warga Kampung Ambon.
Baca SelengkapnyaKericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaBarang-barang milik S yang ada kaitan dengan tindakan dilakukannya disita polisi
Baca SelengkapnyaTim Prabu berhasil menangkap puluhan gangster yang terciduk membawa senjata tajam.
Baca SelengkapnyaAksi pelemparan bom molotov itu terjadi pada Selasa (17/12).
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaSejumlah benda diduga bom rakitan tersebut akhirnya diamankan tim Gegana Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) bersama Unit Inafis Polres Poso.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca Selengkapnya12 Anggota geng motor itu ditangkap saat hendak melakukan tawuran.
Baca SelengkapnyaDua Terduga Teroris Perakit Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Ditangkap
Baca Selengkapnya