Hentikan Pelecehan Seksual Terhadap Perempuan!
Merdeka.com - Kasus Baiq Nuril menjadi lonceng bagi masyarakat khususnya perempuan mengenai pelecehan seksual. Isu seperti ini memang tidak seheboh hiruk pikuk politik dan pejabat terciduk aparat penegak hukum karena korupsi.
Namun, aktivis dari Lentera Sintas Indonesia, Rastra Yasland menilai pelecehan seksual di tempat umum adalah hal krusial, namun jarang terjamah penanganannya.
Dalam satu diskusi, ia menerangkan, selama dua setengah tahun membahas isu pelecehan seksual. Ia sadar, pelecehan dapat ditekan jika ada kesadaran publik, sebaliknya jika masyarakat abai pelecehan terus terjadi meski berada di tempat umum.
-
Apa bentuk pelecehan yang dilakukan pelaku? Dia mengatakan korban sempat takut untuk mengaku hingga akhirnya pihak keluarga membawa korban ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pengecekan.'Yang bersangkutan menyampaikan takut. Setelah itu keluarga korban mengecek ke rumah sakit dan ternyata betul korban hamil, dan diakui oleh korban bahwa ia mengalami kekerasan seksual oleh pamannya sendiri,' kata dia, seperti dilansir dari Antara.
-
Siapa yang diduga melakukan pelecehan seksual? Video itu berisikan pengakuan dan permintaan maaf seorang pria atas pelecehan seksual yang dilakukannya.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
-
Kenapa pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? Lebih lanjut, dia mengungkapkan AR sendiri tinggal sementara di rumah korban dan pelaku mengaku melakukan kekerasan seksual untuk kepuasan pribadi.
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
-
Bagaimana pelaku melakukan pelecehan terhadap korban? 'Pamannya melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak empat kali kali sehingga korban hamil dan sudah melahirkan,' kata Tri.
Rastra bersama dengan empat organisasi Laki-Laki Baru, Change.org, Perempuan, Hollaback Jakarta pun melakukan survei lokasi umum mana saja terjadi pelecehan seksual. Hasilnya, sebesar 34 persen dari 62 responden mengatakan jalanan umum menjadi tempat terbanyak.
Disusul halte dan transportasi umum sebesar 19 persen, pemukiman 12 persen, sekolah 8 persen, dan pasar 6 persen.
"Setelah kita downgrade transportasi umum mana saja (terjadinya pelecehan seksual) itu di bus 18 persen, baru KRL," ujar Rastra di Jakarta, Rabu (17/7).
Menurutnya, berdasarkan data yang ada, itu menampik mitos bahwa pelecehan seksual terjadi di tempat-tempat sepi.
Bukan hanya tempat, Rastra mengatakan, anggapan pelecehan seksual terhadap wanita terjadi karena pakaian provokatif. Faktanya, kata dia, data menyatakan bahwa pelecehan seksual banyak menimpa berpakaian panjang, baik itu rok, celana, atau baju panjang.
"Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami pelecehan seksual, melainkan memakai celana atau rok panjang dengan persentase 18 persen, hijab 17 persen, dan lengan panjang 16 persen," ujar dia saat menjabarkan.
62 Responden dengan rentang usia 16 hingga di atas 60 tahun itu juga menunjukan bahwa pelecehan seksual justru lebih banyak terjadi di siang hari ketimbang malam hari. Lagi-lagi, isu pelecehan seksual terjadi hanya di malam hari terbantahkan.
Hasil survei menunjukan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari sebesar 35 persen, kemudian sore 25 persen.
"Dari hasil survei tersebut jelas menunjukan bahwa perempuan bercadar pun sering dilecehkan, bahkan pada siang hari. Survei ini juga membuktikan bahwa pelecehan seksual tidak selalu dialami perempuan, namun juga laki-laki," tandasnya.
Ia berharap adanya hasil survei ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stigma perempuan berpakaian provokatif dan lebih banyak beraktifitas malam 'sudah akrab' dengan pelecehan seksual. Perempuan berpakaian sopan nan rapi sesuai norma, begitu kata Rastra, juga tak luput menjadi target pelaku pelecehan.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti masih banyaknya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi yang masih diabaikan pihak kampus
Baca SelengkapnyaKasus kekerasan seksual di Indonesia hingga saat ini masih marak di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pendidikan
Baca SelengkapnyaDia berharap agar korban pelecehan seksual berani bersuara.
Baca SelengkapnyaMereka meyakini, DKPP akan menunjukkan komitmen terbaiknya.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan 7 tahun di Langkat, diduga dicabuli oleh dua orang pria
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang dilecehkan di KRL melawan pelakunya, ia sampai berani menantang pelaku.
Baca SelengkapnyaMenurut Atikoh, TPN telah menyusunkan program yang apabila Ganjar-Mahfud menang, maka di setiap lembaga pendidikan wajib ada tempat konseling.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengatakan, angka kekerasan seksual di masyarakat cukup tinggi berdasarkan hasil penelitian.
Baca SelengkapnyaKompolnas juga meminta atasan polisi yang diduga lecehkan tahanan wanita disanksi etik.
Baca SelengkapnyaSanksi tegas yang dijatuhkan tidak hanya akan menguatkan proses pemulihan korban
Baca SelengkapnyaKPAI saat ini berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak .
Baca Selengkapnya"Jangan sampai Banten ini jatuh ke lubang yang sama. Kalau jatuh ke lubang yang sama, itu namanya jadi keledai,” ujar Dimyati.
Baca Selengkapnya