Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hidayat Nur Wahid: Jangan mau diadu karena kita bukanlah domba

Hidayat Nur Wahid: Jangan mau diadu karena kita bukanlah domba Hidayat Nur Wahid. ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko

Merdeka.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan peran pondok pesantren dalam sejarah perjuangan Indonesia, melalui perjuangan para santri dan kiai. Sehingga tidak seharusnya muncul dikotomi yang seolah-olah pondok pesantren sebagai sarang radikalisme.

"Mereka menjadi bagian untuk terus mengambil peran sejarahnya, sebagaimana dilakukan dulu oleh para pahlawan bangsa, para kiai lewat pondok pesantren," kata Hidayat Nur Wahid usai Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Pondok Pesantren Daarul Ukhuwah, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Kamis (4/10).

Kata Hidayat, pondok pesantren adalah bagian tidak terpisahkan dari Indonesia, rakyat Indonesia dan sejarah Indonesia. Bahkan Indonesia berdiri karena perjuangan para kiai di pondok pesantren seperti KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim, KH Hasyim Ashari dan lain sebagainya.

Pondok pesantren di Indonesia lebih dari 26 ribu dengan 7 juta lebih santri di seluruh Indonesia merupakan potensi luar biasa. Seperti kelompok masyarakat yang lain, pondok pesantren dan santri perlu mendapatkan informasi tentang Indonesia berikut peraturan-peraturannya seperti empat pilarnya sehingga semakin mencintai Tanah Airnya.

"Seluruh pesantren yang kita datangi mempunyai tekad dan niat yang sama. Mereka cinta Indonesia, mereka ingin tetap bersama Indonesia, mereka ingin melanjutkan peran sejarah itu, karenanya seharusnya tidak ada dikotomi kalau seolah-olah kalau pondok pesantren sarang radikalisme, atau umat Islam menjadi terorisme, jangan gitu," terangnya.

Hidayat juga menegaskan, pandangan miring tentang pondok pesantren semacam devide at impera yang digunakan VOC Belanda dalam menjawab Indonesia. Upaya adu domba itu sebagai bagian memecah belah NKRI yang sudah menjadi komitmen para pendiri bangsa yang sebagian besar para ulama.

"Saya khawatir ide-ide itu, ide dulu dilakukan oleh penjajah Belanda dengan devide at impera, mengadu domba di antara kita, dibuat tidak bersahabat, tidak berukuwah, tidak bersaudara, saling mencurigai," katanya.

"Sosialisasi di Pondok Pesantren, para santri semakin cinta Indonesia, karena tahu Indonesia adalah warisan para ulama. Agar umat Islam tidak disalahpahami, jangan sampai Indonesia phobia (anti Indonesia) maupun Islamphobia (anti umat Islam). Karena seluruhnya memiliki peran luar biasa," jelasnya menambahkan.

Katanya, lewat sosialisasi yang digelar di pondok pesantren juga akan menyegarkan kembali ingatan pada sejarah. Agar Indonesia tidak menjauh dari cita-cita kemerdekaan, tidak menjauh dari fakta sejarah di mana dahulu pejuang sangat dekat dengan negara dan para pejuang begitu akrab.

"Jangan mau diadu domba karena kita bukanlah domba. Jangan mau diadu jangka karena kita bukan jangkrik," pungkasnya.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!
Akademisi Ingatkan Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa, Jangan Sampai NKRI Dirusak!

Indonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.

Baca Selengkapnya
Prabowo: Gerindra Bukan Partai Caci Maki dan Suka Cari Kesalahan
Prabowo: Gerindra Bukan Partai Caci Maki dan Suka Cari Kesalahan

Prabowo menegaskan, Gerindra partai pendekar. Tidak mau memainkan narasi kebencian dan politik pecah belah.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI
Mahfud Ajak Kiai Hingga Masyayikh se-Jabar Jaga Persatuan NKRI

Mahfud mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dengan pelbagai sikap perdamaian.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut Respons Senator Bali Arya Wedakarna: Tak Boleh Ada Rasisme di Indonesia
Menag Yaqut Respons Senator Bali Arya Wedakarna: Tak Boleh Ada Rasisme di Indonesia

Menag mengingatkan, bangsa Indonesia dibangun oleh berbagai macam ras, suku, budaya, hingga agama.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Bicara Perjuangan Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Kaum Muslim Hidup Maju di Indonesia
Mahfud MD Bicara Perjuangan Kiai Abdul Hamid Pasuruan: Kaum Muslim Hidup Maju di Indonesia

Mahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD di Depan Umat Budha: Tidak Boleh Ada Diskriminasi dari Tiap Kelompok
Mahfud MD di Depan Umat Budha: Tidak Boleh Ada Diskriminasi dari Tiap Kelompok

Mahfud MD menekankan keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Hari Santri, Bupati Ipuk Ajak Santri Jihad Lawan Perundungan di Lingkungan Pendidikan
Hari Santri, Bupati Ipuk Ajak Santri Jihad Lawan Perundungan di Lingkungan Pendidikan

Perundungan, imbuh Ipuk, adalah bagian dari tiga dosa besar pendidikan yang harus dienyahkan.

Baca Selengkapnya
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia
OPINI: Indonesia Untuk Bangsa Indonesia

Mewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.

Baca Selengkapnya
Cucu Pendiri NU Tegaskan Unsur Hijau dan Merah Melebur Menangkan Andika-Hendi
Cucu Pendiri NU Tegaskan Unsur Hijau dan Merah Melebur Menangkan Andika-Hendi

Umar menyebutkan sebagai pendiri NU dirinya diajarkan tentang eratnya hubungan antara nilai-nilai kebangsaan dan nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya
Prabowo Buka-bukaan Ungkap Alasan 'Ngebet' Jadi Presiden
Prabowo Buka-bukaan Ungkap Alasan 'Ngebet' Jadi Presiden

Prabowo Subianto mengungkapkan alasannya begitu berhasrat memimpin maupun membangun Indonesia.

Baca Selengkapnya