Hidayat Nur Wahid tegaskan tak ada bendera HTI di reuni 212
Merdeka.com - Dalam acara reuni akbar alumni 212 di Monas, Sabtu (2/12), bendera berwarna hitam berkibar di tengah-tengah massa. Polemik muncul lantaran bendera itu disebut-sebut sebagai bendera ormas yang sudah dibubarkan pemerintah yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa bendera itu bukanlah milik HTI. Bendera itu bertuliskan kalimat 'Laailahaillallah' yang menurutnya tak ada hubungannya dengan HTI.
"Tulisan 'Laailahaillallah' saja itu bukan bendera HTI maupun bendera kelompok manapun. Itu adalah benderanya Rasulullah," jelasnya.
-
Siapa yang mengibarkan bendera? Bupati Subang, Ruhimat, Minggu (13/8) tampak bergelantungan di tali saat ikut membentangkan bendera merah putih raksasa di wilayah Kecamatan Cisalak.
-
Dimana bendera diibarkan? Aksi ini dilakukan di kawasan Bukit Teras Pass, Jalur Bukanagara.
-
Apa yang dilambangkan oleh bendera merah putih? 'Semoga Sang Saka Merah Putih selalu berkibar tinggi, melambangkan persatuan dan kebebasan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!'
-
Siapa yang membacakan ikrar setia ke NKRI? Dikutip lewat video akun instagram @bangranistones, Munarman terlihat memakai celana hitam dan baju koko putih dengan peci yang dililitkan bendera merah putih. Turut membacakan ikrar setia kepada NKRI.
-
Siapa saja yang bisa mengucapkan Ucapan Halal Bihalal Idulfitri? Halal bihalal dilakukan antar keluarga besar maupun tetangga dan masyarakat sekitar, membuat tradisi ini menjadi tali yang mempererat silaturahmi.
-
Siapa yang memakai tanda kepangkatan? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
Kalaupun di antara massa yang hadir ada dari bekas HTI, dia tidak mempersoalkan selama mengikuti aturan. Karena Indonesia adalah negara hukum.
"Kalau ada HTI-nya ya silakan. Ini kan negara hukum ya silakan. Hukum laksanakan kewajibannya sesuai dengan aturan-aturan hukum kalau itu memang ada tulisan-tulisan yang terkait dengan kelompok yang misalnya dilakukan pembubaran oleh hukum Indonesia," jelasnya.
Terkait beberapa pihak yang menyebut reuni 212 tak perlu, Hidayat tak mempersoalkan. Tapi bagi dia pribadi, kegiatan tersebut perlu diikuti. "Kalau saya datang ke sini berarti itu perlu," ujarnya.
Aksi 212 yang dilakukan sejak 2016 lalu menurutnya bukan agenda politik. Politisi PKS ini menyebut agenda ini untuk memperkokoh persaudaraan umat, memperkokoh Indonesia dan menghadirkan Indonesia yang kuat. "Kalau hanya agenda politik dan dikaitkan dengan Pilgub DKI mungkin enggak perlu ada ini," jelasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menanggapi informasi yang beredar dirinya mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyatakan lokasi penurunan banner Ganjar Pranowo di lahan Makodim 1013/Mtw pada Sabtu 15 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaHarlah Muslimat NU membawa suasana Pemilu 2024 tidak selalu menegangkan.
Baca SelengkapnyaMenag mendukung polisi untuk mengusut acara Metamorfoshow itu
Baca SelengkapnyaKetua PBNU Abdullah Latopada menegaskan wacana MLB NU diisukan hanya dari segelintir orang
Baca SelengkapnyaDzulfikar Ahmad mengingatkan soal pendewasaan dalam proses beragama dan berpolitik.
Baca SelengkapnyaWaketum Gerindra Habiburokhman mengungkap, belum ada anggota DPR yang berkeliling meminta tanda tangan anggota dewan untuk hak angket.
Baca SelengkapnyaSaid Aqil Siroj menilai tidak perlu ada penyeragaman bagi Paskibraka karena berhijab merupakan manifestasi dari nilai filosofi Bhinneka Tunggal Ika.
Baca SelengkapnyaMenurut Otto, Prabowo sedikit berpesan bahwa jangan harap ada yang dapat memecah belah hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaHasto menerangkan, video viral yang dinarasikan pertemuan Megawati dengan Jokowi saat lebaran tidaklah benar.
Baca SelengkapnyaBahlil mengaku tidak tahu apabila ada upaya mengalangi pertemuan antara Jokowi dengan Megawati.
Baca Selengkapnya