Hidup Berdampingan dengan Covid Bisa Terjadi Jika Herd Immunity Tak Tercapai
Merdeka.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa virus corona kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Menghadapi situasi tersebut, pemerintah segera menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat.
Pernyataan Budi Gunadi Sadikin mendapat tanggapan dari pakar kesehatan dan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Pakar kesehatan masyarakat, Hasbullah Thabrany mengatakan prediksi Budi Gunadi Sadikin bisa terjadi jika dunia tidak bisa mencapai target herd immunity atau kekebalan komunitas melalui vaksinasi.
"Asumsi atau prediksi Menkes bisa saja terjadi kalau memang dunia tidak mampu melakukan vaksinasi yang bisa menimbulkan kekebalan komunitas, kekebalan di masyarakat," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (10/8).
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana tubuh orang tertentu dapat terhindar dari Covid-19? 'Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat bagaimana respons kekebalan pada orang dewasa tanpa riwayat COVID-19 sebelumnya, dalam pengaturan di mana faktor-faktor seperti waktu infeksi dan komorbiditas dapat dikendalikan,' kata ahli biologi sistem kuantitatif Rik Lindeboom, yang kini berada di Netherlands Cancer Institute.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Mengapa beberapa orang kebal terhadap Covid-19? Meskipun vaksin dan booster secara radikal mengurangi risiko kematian dan komplikasi berat dari COVID-19, mereka tidak banyak membantu menghentikan virus dari memasuki lapisan hidung dan sistem pernapasan.
-
Apa yang menyebabkan beberapa orang tidak terinfeksi Covid-19? Berdasarkan analisis aktivitas genetik dalam jaringan hidung dan darah orang yang tidak berhasil terinfeksi SARS-CoV-2, tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
Menurut Hasbullah, sebetulnya tidak sulit hidup berdampingan dengan Covid-19. Asalkan, pemerintah mengawasi pelaksanaan 3M (menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan) dan melaksanakan vaksinasi Covid-19. Namun, hidup berdampingan dengan Covid-19 tidak bisa diprediksi berapa lama.
"Sampai berapa lama? Bisa dua tahun, tiga tahun, lima tahun, tergantung kedisiplinan kita dan kemampuan vaksinasi kita," ujarnya.
Hasbullah mengingatkan, saat masyarakat hidup bersama Covid-19, pemerintah perlu melakukan vaksinasi secara terus menerus menyesuaikan dengan batasan masa kekebalan tubuh. Sebab, hasil kajian terbaru, kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksinasi Covid-19 hanya bisa bertahan enam bulan atau paling lama satu tahun.
"Berarti harus terus menerus dilakukan vaksinasi ulang kalau memang daya tahan tubuhnya hanya setahun. Itu lah yang harus dilakukan selama nanti mungkin namanya hidup berdampingan dengan covid," jelasnya.
Sementara Wakil Ketua Umum PB IDI, Slamet Budiarto menilai Budi Gunadi Sadikin tidak memahami maksud Covid-19 akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Kegagalan Budi Gunadi Sadikin memahami situasi tersebut karena tidak memiliki keahlian di bidang kesehatan.
"Dia kan bukan orang kesehatan, enggak paham lah yang dimaksud hidup lama itu kita sudah divaksin. Dia nggk paham," katanya.
Slamet menuturkan, seharusnya Budi Gunadi Sadikin tidak menyampaikan pernyataan yang belum dipahaminya. Idealnya, lulusan Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu lebih banyak bekerja menangani Covid-19 ketimbang berbicara.
Menurut Slamet, ada tiga hal yang harus dilakukan Budi Gunadi Sadikin menangani Covid-19. Pertama, dari sisi promotif yakni memberantas hoaks Covid-19. Kedua, mengambil langkah preventif dengan menggenjot vaksinasi dan meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan.
"Ketiga kuratifnya, dia harus menyediakan faskesnya, rumah sakitnya, menyediakan obat, oksigen, pembiayaan," sambungnya.
Slamet meminta Budi Gunadi Sadikin mencontohi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadi Muldjono dalam menjalankan tugas. Basuki, kata dia, memilih konsentrasi membangun infrastruktur ketimbang berbicara.
"Menkes sebaiknya konsentrasi kepada kerja bukan banyak di media seperti Menteri PU itu loh. Banyak kerja, sedikit bicara. Dia banyak kerja kan? Hasilnya nyata kan. Ya Menkes harusnya seperti itu. Artinya tidak perlu lah bicara seperti itu," ucap dia.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya