Hidup Bocah Yatim Piatu dari Tusuk Cilok Goreng dan Putaran Roda Sepeda
Merdeka.com - Setiap hari menjelang azan maghrib berkumandang, Muhamad Saputra menggowes sepedanya berkeliling kawasan Bintaro dan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Di bagian belakang sepedanya, terpasang rak putih berisi cilok goreng.
Putra sapaan akrabnya, sudah dua bulan ini berjualan cilok goreng berkeliling Bintaro. Namun kisahnya berjualan cilok goreng menjadi perhatian warga. Sebab, Putra berjualan hingga dini hari.
Bocah kelas 3 Sekolah Dasar di SDN Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren ini mulai berjualan cilok goreng sepulang sekolah sekitar pukul 17.00 WIB.
-
Kenapa penjual cilok itu menabung? Keinginan kuat untuk berbagi sudah dimantapkan Irfan sejak satu tahun lalu. Dia rela menabung sedikit demi sedikit agar bisa beribadah kurban untuk sang anak.
-
Apa yang dibeli penjual cilok di Majalengka? Siang itu, Irfan datang ke sebuah lapak hewan kurban dengan membawa tas hitam lumayan besar. Dia kemudian menemui sang penjual untuk membeli seekor kambing untuk dikurbankan di hari raya Iduladha.
-
Kenapa Sidik berjualan cilok? Sidik mengungkapkan bahwa ia menjalani pekerjaan ini karena sepi job di dunia hiburan.
-
Kenapa Sidik jualan cilok? 1 Sidik nekat jualan cilok gara-gara lagi sepi job syuting. Biar bisa ngebiayain keluarga, dia rela jualan cilok di pinggir jalan.
-
Bagaimana cara penjual cilok di Majalengka mengumpulkan uang? Irfan mengaku jika pembelian hewan kurban ini menggunakan uang receh yang sudah dikumpulkannya senilai Rp2,5 juta. Memilih hewan kurban Dengan ramah pemilik lapak mempersilahkan penjual makanan itu memilih sendiri hewan kambingnya.
-
Apa itu cilok? Cilok adalah makanan khas Indonesia, terutama dikenal di daerah Jawa Barat.
"Saya sekolah siang, jam 12.30 baru masuk dan pulang jam 17.00 WIB. Setelah itu baru keliling naik sepeda sambil jualan," katanya.
Dalam sehari, dia menyiapkan 250 tusuk cilok goreng di keranjang. Jika beruntung, semua laku terjual. Namun tak jarang puluhan tusuk cilok itu tak laku karena cuaca hujan atau diusir petugas. Jika tidak habis, cilok itu dibagi-bagi ke tetangganya.
"Sehari 250 tusuk, satu tusuk dijual seharga Rp 2.000 kadang habis, kalau sisa saya kasih ke tetangga," katanya.
Salah satu tetangganya, Wartini mengatakan, Putra tinggal bersama seorang kakak dan dua orang adiknya. Bahkan seorang adiknya masih berusia 10 bulan.
"Berdagang cilok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan adik-adiknya," ucap Wartini.
Putra bersama kakak dan adiknya belum lama menjadi anak yatim piatu. Setelah ditinggal sang Ayah, Rawin yang meninggal karena sakit paru-paru. Sedangkan ibunya yakni Siti Nurhayati meninggal karena melahirkan anak ke-4 nya.
Bocah penjual cilok di Bintaro ©2019 Merdeka.com/Kirom
Siti Juleha, kakak pertama Putra mengaku tidak menyuruh adiknya untuk berjualan. Inisiatif itu datang dari diri Putra sendiri.
"Dia inisiatif sendiri, sebelumnya dia jualan snack kriuk, terus pernah ngamen di jalan dan sekarang dia berjualan Cilok Goreng," kata Juleha sambil menggendong adik bungsunya Arsyad yang baru berusia 10 bulan.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen haru penjual cilok saat diberi uang lebih oleh pembeli.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca Selengkapnya"Semua balik lagi ke Allah, asal kita mau usaha dan minta ke Allah, Insya Allah akan ada jalan," kata Tifa.
Baca SelengkapnyaCilok kuah merupakan jenis menu lain dari hidangan cilok. Makanan pedas ini sangat cocok dimakan saat ingin menghangatkan tubuh di udara dingin.
Baca SelengkapnyaKisah ibu pemulung dan lima anaknya ini viral. Mereka anya ingin makan ayam saat ditawari.
Baca SelengkapnyaIa hendak menukar beberapa sendok dagangannya dengan sepiring nasi.
Baca SelengkapnyaBerikut potret seorang bocah penjual jagung rebus yang berhasil memiliki tabungan Rp80 juta.
Baca SelengkapnyaHanya bermodalkan gerobak pikul dan kesabaran, sosok bernama Pak Yono mampu mewujudkan mimpinya memiliki rumah.
Baca Selengkapnya. Usai ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dan menitipkannya pada tetangga.
Baca SelengkapnyaTak hanya sekedar ikut, bocah laki-laki itu terus belajar selama diperjalanan
Baca SelengkapnyaPak Alam berjualan tisu keliling dari Cikarang ke Jakarta. Ia naik kereta bersama putranya Sultan.
Baca SelengkapnyaSaat menerima nasi bungkus, kakek ini sengaja tak menghabiskan sayur dan lauknya lantaran untuk sang istri di rumah.
Baca Selengkapnya