Hilang saat cari kayu, kakek 60 tahun ditemukan dalam kondisi lemah
Merdeka.com - Kakek Am, berusia sekitar 60 tahun, warga Jorong Ketinggian, Nagari Sarilamak, Limapuluh Kota, Sumbar yang dinyatakan hilang akhirnya berhasil ditemukan dalam kondisi lemas, Senin(3/12) pagi.
"Namun kondisinya dalam kondisi lemas, sehingga dibawa ke RSUD Adnaan WD Payakumbuh untuk mendapatkan tindakan medis,"sebut Plt Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, Rahnafinol, Senin pagi.
Kakek Am ditemukan keluarga hanya sekitar 500 meter dari tempat gerobaknya ditemukan. Semalaman dia diperkirakan berada di dalam hutan. Karena itu kondisinya menjadi lemah.
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Kenapa kerabat pria itu melaporkan kehilangannya? Setelah menerima beberapa pesan yang mencurigakan dari ponsel pria itu, yang menginformasikan bahwa dirinya akan meninggalkan Spanyol dan membuang ponselnya, kerabatnya merasa curiga dan melaporkannya ke polisi.
-
Kenapa Pak Kasimin tinggal di hutan? Ia tinggal di tempat itu karena rumah tersebut sudah warisan orang tua.
-
Siapa yang menghilang di Desa Pajajar? Berdasarkan cerita turun-temurun, Prabu Siliwangi dikabarkan menghilang di sini saat melakukan pertapaan.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Bagaimana ekor manusia hilang? Dalam studi ini, para peneliti menemukan mutasi DNA unik yang terkait dengan hilangnya ekor leluhur pada gen TBXT, yang berperan dalam pengaturan panjang ekor pada hewan berekor.
"Apakah mengalami keletihan atau pusing saat mencari kayu, korban belum bisa dipastikan. Sebab kondisinya masih lemah dan butuh perawatan," sebut Rahmadinol.
Sebelumnya diinformasikan keluarga, sejak berangkat mencari kayu api, sekitar pukul 11.00 wib, Minggu(3/12) hingga sore, kakek Am tidak kembali ke rumah. Upaya pencarian dilakukan hingga Senin dini hari.
Warga bersama petugas pemadam kebakaran, polsek Harau, Polres Limapuluh Kota dan sejumlah masyarakat melakukan pencarian. Diperkirakan, kakek tua pencari kayu api tersebut menuju perbukitan yang berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman warga.
Awal melakukan pencarian, tim yang dibagi menjadi tiga regu tersebut menemukan gerobak dorong sekitar 50 meter dari jalan utama. Gerobak tersebut diduga milik kakek yang tengah dicari.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerangka manusia itu diduga berjenis kelamin laki-laki.
Baca SelengkapnyaKakek berusia 80 tahun tersesat di bawah tanah Masjid Nabawi yang gelap dan sepi. Ia pun diantar pulang oleh pasutri asal RI tinggal di Madinah.
Baca SelengkapnyaKakek Sanusi kini hanya mengandalkan pemberian tetangga untuk sekedar makan dan bertahan hidup.
Baca SelengkapnyaUntuk bertahan hidup, kakek Samudi hanya melakukan usaha sebisanya yakni dengan berjualan daun singkong.
Baca SelengkapnyaKerangka manusia itu diduga berjenis kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaKerangka tulang manusia itu diduga Enjo Darjo (90) yang sebelumnya dinyatakan hilang selama dua pekan
Baca SelengkapnyaWarga Kampung Cilawang, Bandung Barat dan Kampung Buyuh Topeng, Majalengka harus minum dari penampungan air hujan.
Baca SelengkapnyaKorban diduga terjebak asap pekat saat pembakaran lahan, sehingga kesulitan bernapas dan meninggal dunia di lokasi.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang kakek yang tinggal di pos kamling dan diberikan bantuan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaPria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaPihak keluarga juga sudah mencari di sekeliling rumah dan lingkungan namun tidak menemukan korban.
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena kelaparan atau kemungkinan hipotermia
Baca Selengkapnya