Hilang Saat Mencari Ikan, Potongan Tubuh Safri Ditemukan Dalam Perut Buaya Muara
Merdeka.com - Buaya yang memangsa Safri (56) warga Desa Insit, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau berhasil ditangkap. Warga Teluk Lanus Sei Apit, Kabupaten Siak kemudian beramai-ramai membelah tubuh reptil yang memakan manusia itu, Senin (27/4).
Penangkapan buaya itu, berawal dari informasi hilangnya Safri saat mencari ikan di perairan Teluk Lanus Pulau 3, Desa Sungai Akar Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak itu, Minggu (26/4) malam. Saat itu, korban mencari ikan bersama temannya, Toyo. Lalu tiba-tiba Safri disambar buaya saat mencuci kaki.
Setelah dilakukan pencarian, warga justru menemukan potongan bagian kaki kiri yang diduga merupakan anggota badan korban. Masyarakat juga melaporkan ke pihak BBKSDA Riau terkait adanya buaya pemangsa manusia.
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Siapa korban serangan buaya? Korban ini bernama Ide Suprianto (27) asal Desa Sari Bulan, Kecamatan Air Dikit yang menikah dengan warga Desa Tanah Harapan.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Bagaimana buaya itu ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Apa yang dimakan buaya itu? Buaya tersebut sebelumnya memangsa kucing peliharaan yang tidak sengaja masuk ke kandangnya.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
Beberapa potongan tubuh korban ditemukan di pinggir kanal. Potongan tubuh korban juga ditemukan di dalam perut buaya setelah warga membedah perut Satwa buas tersebut.
"Dalam perut buaya tadi masih ada potongan tubuh korban. Itu diketahui setelah perut buaya dibedah," kata Camat Sungai Apit, Wahyudi.
Saat kejadian, Toyo berhasil lepas dari amukan hewan buas itu. Namun Safri tidak. Toyo langsung bergegas meminta bantuan kepada warga kampung.
"Tak lama setelah itu, warga dan sejumlah petugas Polri/TNI lakukan pencarian di sungai," ucap Wahyudi.
Menurut Wahyudi, buaya tadi berhasil ditangkap melibatkan pawang buaya. Pawang menangkapnya menggunakan jaring.
"Buaya ditangkap tak jauh dari lokasi mereka mencari ikan. Panjang buaya sekitar 6 meter," jelasnya.
Setelah potongan tubuh korban ditemukan, lalu dibawa ke rumah sakit terdekat. Keluarga korban juga ikut menyaksikan temuan tubuh korban.
"Jenazah korban dibawa ke rumahnya, ada pihak keluarganya juga yang datang," kata dia.
Habitat Buaya
Sementara itu, Kepala Bidang Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro mengatakan warga mencari buaya tersebut dengan menyusuri parit-parit serta rawa daerah Teluk Lanus tersebut dengan menggunakan beberapa kapal.
Dia menyebutkan, setelah buaya ditangkap, lalu diangkat ke darat dan digotong ramai-ramai oleh masyarakat. Kemudian mereka membelah perut buaya menggunakan parang atau golok. Dalam perut buaya ditemukan dua tangan, kepala, dan badan korban.
"Korbannya bernama Safri kemungkinan almarhum tidak mengetahui bahwa daerah tersebut adalah habitat buaya muara," kata Heru.
Pembunuhan biaya itu memang disesalkan BBKSDA Riau. Sebab meskipun buas, satwa itu dilindungi oleh pemerintah. Sedangkan untuk penegakan hukumnya diserahkan ke balai Gakkum atau kepolisian.
"Kita juga akan lakukan sosialisasi kepada masyarakat di sekitar kantong buaya, agar masyarakat berhati-hati atau menghindari beraktivitas di daerah tersebut," ucap Heru.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video seekor buaya mengantar jasad manusia di Sungai Cilemer, Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaAkibat peristiwa tersebut Daeng Sattuang mendapatkan 25 jahitan di kaki.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca SelengkapnyaSaksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaPolisi telah menangkap pelaku mutilasi kepala SH, Fauzan Fahmi (43) pada hari yang sama setelah penemuan jenazah korban.
Baca SelengkapnyaPara awalnya sekelompok pemuda hendak mencari kucing hutan, namun yang mereka temukan justru seekor buaya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaDi dalam mulut buaya, terdapat sesosok mayat laki-laki yang tidak menggunakan pakaian.
Baca SelengkapnyaPria berusia 43 tahun ini sehari-hari berprofesi sebagai tukang jagal atau potong kambing.
Baca Selengkapnya