Hindari bentrok, JK minta prajurit TNI tak cari hiburan ke kafe

Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, tewasnya Serma Zulkifli, anggota TNI AU yang dikeroyok 25 anggota Kopassus di Sukoharjo, Solo, Minggu (31/5) malam, lantaran kurangnya penerapan disiplin di dalam diri masing-masing kesatuan yang terlibat dalam insiden tersebut. Selain itu, singgungan antar anggota TNI maupun antara TNI dan Polri, umumnya terjadi di tempat-tempat hiburan.
"Ya sejak dulu itu kan pertama disiplin lah, dan selalu insidennya terjadi di kafe, jangan lah, tentara harus disiplin lah, ada waktunya hiburan," tutur JK di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (4/6).
JK mengatakan, hiburan bisa diperoleh prajurit TNI di mana saja, selain kafe atau bar. Hal ini untuk menghindari bentrokan, baik antar anggota TNI maupun antara TNI dengan anggota Polri.
"Hiburan tak usah pergi hiburan yang bar-bar (kafe) gitu kan, apalagi prajurit. Ya hiburan penting, tapi artinya hiburan rekreasi yang baik lah, jangan berkelahi di situlah," ujar JK.
Sebelumnya, keributan terjadi antara anggota TNI AU dari Bintara Sarban Dinas Logistik Mabes AU, dengan anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartosuro, Jawa Tengah. Anggota TNI AU dihajar usai keluar dari tempat karaoke Bima, Minggu (31/4).
Akibat pertengkaran itu, seorang anggota TNI AU Serma Zulkifli tewas. Zulkifli sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSP AU) Hardjolukito, Yogyakarta, namun nyawanya tidak tertolong. Satu rekannya, Pelda Teguh Prasetyo, anggota Skatek 042 Madiun, tidak sadarkan diri. Sedangkan, dua anggota lain masih dirawat.
Kadispenad Brigadir Jenderal TNI Wuryanto menceritakan kronologi bentrokan itu berawal ketika anggota Kopassus berusaha melerai keributan antara anggota TNI AU dengan warga. Keributan di Sukoharjo, Jawa Tengah, terjadi Minggu (31/5) dini hari.
"Ributnya sama masyarakat. Anggota Kopassus mencoba melerai. Saat itu mengenakan pakaian preman. (Anggota) TNI AU-nya malah marah. Akhirnya terjadi ribut," kata Wuryanto, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, keributan sempat reda, namun begitu masuk tempat hiburan, mereka kembali baku hantam hingga ada yang terluka. "Mereka sama-sama tak tahu (kalau anggota TNI)," imbuhnya seperti dikutip Antara.
Wuryanto belum bisa memastikan berapa anggota Kopassus yang terlibat dalam perkelahian itu, kemungkinan tak sampai 25 anggota. Wuryanto memastikan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo tak akan melindungi anggotanya yang bersalah.
"Hasil penyelidikan POM akan diserahkan ke pengadilan dan akan dijerat dengan KUHP militer. Sanksinya bisa kurungan penjara hingga pemecatan," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya