Hindari polisi, pembunuh anak guru ngaji sering pindah-pindah
Merdeka.com - Sebelum menangkap HA (30), polisi sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi pembunuh Nurul Hakiki (20). Namun, petugas mengalami kesulitan untuk menangkap HA karena kerap berpindah-pindah.
Demi memburunya, seluruh sumber daya yang dimiliki Polres Sumbawa dikerahkan seluruhnya. Bahkan, dia membagi Tim Reserse dan Kriminal (Reskrim) menjadi dua kelompok demi memburu jejaknya.
"Dua kelompok ini terus mengikuti jejak terduga pelaku, bahkan selama dua minggu menginap di Mataram dan sekitarnya," ujar Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman, Kamis (23/1), seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
Tak sampai sebulan setelah pembunuhan terjadi, polisi berhasil mengendus keberadaan pelaku di sebuah lokasi. "Alhamdulillah, Tuhan memberikan petunjuk sehingga terduga pelaku berinisial HA berhasil ditangkap," katanya.
Tersangka HA, ternyata pernah mendekam di balik penjara selama enam bulan penjara karena terlibat kasus pencurian pada 2011 lalu. Dari tangannya, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, handphone dan cincin korban, serta sepeda motor yang digunakan untuk membuang mayat Nurul.
Mengenai kemungkinan adanya tersangka lain, Karsiman menyatakan, untuk sementara HA adalah tersangka tunggal. Namun demikian, pengembangan penyidikan kasus itu akan terus dilakukan.
Dia mengharapkan dukungan masyarakat, khususnya keluarga korban untuk tetap menjaga situasi tetap kondusif, dengan menahan diri dan mempercayakan penanganan kasus itu kepada pihak kepolisian.
"Kami sudah melakukan pendekatan, baik kepada masyarakat maupun keluarga korban agar tidak terprovokasi atau hanyut dengan isu-isu yang berpotensi memicu terjadinya gangguan kamtibmas," pungkasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Dari hasil keterangan pelaku mereka sudah melakukan tiga kali," kata Rovan
Baca SelengkapnyaPolisi mengaku masih terus berupaya mengidentifikasi dan mencari predator seksual yang mengincar anak-anak dibawah umur
Baca SelengkapnyaPolisi mengidentifikasi dua pelaku begal sejoli mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) yang tewas ditikam.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan saat itu korban Briptu Kiki Supriyadi berada di bagian belakang dan kemudian ditembak.
Baca SelengkapnyaSedangkan terkait motif pembunuhan ini, pihak kepolisian belum bisa menentukannya.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca Selengkapnya