Hingga 4 Januari, tim SAR terus hadapi gelombang ganas 4 meter
Merdeka.com - Proses evakuasi jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501 berjalan cukup lambat, kejadian ini tak lepas dari kondisi cuaca yang cukup ekstrem di sekitar lokasi. Tak hanya cuaca, kondisi gelombang juga menghambat pengambilan jenazah-jenazah yang ditemukan mengambang di atas permukaan laut.
"Kesulitan yang kita hadapi adalah kondisi cuaca yang kurang bersahabat, gelombang di daerah operasi 3-4 meter," ungkap Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsma FHB Soelistyo di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, kamis (1/1).
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksikan, kondisi gelombang tinggi akan terus terjadi sampai Minggu (4/1) mendatang. Tinggi gelombang akan mencapai puncaknya pada esok hari.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
"Saya minta tolong, kita berjuang dengan perjuangan dan perhitungan yang kita hitung. Saya berharap, kita bisa mendapat hasil, meskipun kurang maksimal," ucap Soelistyo dalam konferensi pers operasi evakuasi AirAsia QZ8501.
Akibat cuaca tersebut, satu dari empat jenazah yang berhasil dievakuasi terpaksa ditinggalkan di dalam KRI Yos Sudarso. Helikopter yang seharusnya membawa jasad tersebut harus segera berangkat mengingat cuaca buruk segera menyergap.
"Mereka harus pergi cuaca menghadang. Heli tidak bisa kembali ke kapal. Malam ini dengan menyesal kita harus menunggu, besok diambil lagi," lanjutnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 300 orang dilaporkan masih hilang akibat gempa Jepang. Tim SAR pun terus berjibaku melakukan pencarian dan penyelamatan meski di bawah guyuran salju.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaTebing Setinggi 100 Meter Longsor, 4 Penambang dan 2 Truk Pasir Tertimbun Material Tanah
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaDua perahu bermuatan penumpang 14 orang tertimpa rumah kontainer di area PHE WMO (Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore), Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian dihentikan karena semua korban telah ditemukan.
Baca Selengkapnya