Hiruk-pikuk mengawal Bobotoh menuju GBK

Merdeka.com - Akhir pekan ini, Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, bakal berdenyut lagi. Setelah kompetisi liga nasional vakum akibat sengketa dengan pemerintah, pada akhir pekan ini khalayak sepakbola bakal disuguhkan laga puncak dalam kompetisi Piala Presiden.

Kedua kesebelasan bakal beradu di laga puncak itu adalah Persib melawan Sriwijaya FC. Tim Maung Bandung itu lebih dulu memastikan diri melaju ke laga pamungkas setelah menekuk kesebelasan Mitra Kukar, dengan skor 3-1. Pertandingan saat itu digelar di Stadion Jalak Harupat, Bandung.

Sementara itu, Sriwijaya FC juga memastikan diri masuk ke babak final Piala Presiden, setelah menyingkirkan Arema Cronus, dengan skor 2-1. Stadion Manahan, Surakarta, menjadi saksi bisu kedigdayaan Sriwijaya FC.

Pihak panitia, Mahaka Sports, menyatakan final bakal digelar di Stadion GBK. Namun, di awal rencana itu mendapat penolakan.

Jakmania, pendukung kesebelasan Persija Jakarta, yang paling ngotot menolak final Piala Presiden digelar di Ibu Kota. Alasannya mereka tidak ingin bertemu dengan supporter Persib, Bobotoh. Keduanya memang punya sejarah kelam. Dalam laga antara kedua kesebelasan itu, para pendukung kerap berkelahi hingga menimbulkan korban luka dan jiwa.

Pertikaian antarsuporter di lapangan hijau di Indonesia sulit dihindari. Dalam balutan panji-panji diselingi lagu mars pembangkit semangat, dan kebanggaan atas kesebelasan terkadang melupakan akal sehat. Fanatisme menyebabkan insiden senggolan atau cacian menjadi penyulut pertengkaran hingga ke jalanan.

Segala langkah dipersiapkan supaya pertandingan final itu lancar. Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, langsung mengumpulkan para Bobotoh. Dia menjamin kehadiran Bobotoh ke Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak bakal berakhir dengan kericuhan. Kang Emil, sapaan Ridwan, meyakini para Bobotoh tidak akan menghasut sesama suporter, apalagi memulai keributan.

"Kalau dari Bobotoh saya sampaikan enggak akan ada provokasi. Saya paham betul Bobotoh, jadi tidak ada inisiatif provokasi. Saya akan tekankan terus. Kita akan damai," kata Ridwan.

Ridwan menambahkan, soal keamanan, dia memercayakan sepenuhnya kepada kepolisian. Apalagi, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, juga mengizinkan laga puncak sepakbola nasional itu digelar di Jakarta, meski sempat mendapat penolakan dari Jak Mania. (mdk/ary)