Hiu di Berau terancam punah karena perburuan, Menteri Susi dipetisi
Merdeka.com - Pemkab Berau dibikin jengah dengan kegiatan perburuan, penangkapan dan penjualan hiu di perairan Berau, yang mengancam kelangsungan pariwisata dan biota laut. Sebanyak 70 ekor hiu beragam jenis yang rencananya dikirim ke Malaysia dan hingga kini belum dipulangkan kembali ke Berau, lantaran masih tertahan di Tarakan, Kalimantan Utara.
Menyikapi hal itu, Wakil Bupati Berau Agus Tantomo pun membuat petisi ke berbagai pihak. Seperti ke Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gubernur Kalimantan Utara, dan Dinas Perikanan kota Tarakan
"Ada 70 ekor hiu kami ditahan pengusaha di Tarakan, tidak bisa dikirim ke luar negeri karena balai karantina tidak mengeluarkan surat untuk dikirim dari Tarakan," kata Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, dalam keterangan resmi dia kepada wartawan, Minggu (12/3).
-
Dimana hiu gergaji terancam punah? Hiu gergaji atau Pristis microdon Latham adalah spesies hiu langka yang kini terancam punah di Indonesia.
-
Kenapa hiu tutul mati di Purworejo? Diduga hiu bernasib malang itu terbawa air pasang. Namun ia tak bisa kembali ke laut karena terkena batu karang.
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Mengapa burung kuau raja terancam punah? Akibat dari deforestasi, kehilangan habitat, dan perdagangan ilegal, populasi Burung Kuau Raja mengalami penurunan yang signifikan.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
-
Kenapa ikan duyung terancam punah? Ancaman utama terhadap ikan duyung termasuk perusakan habitat, penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, dan polusi laut, yang mengurangi populasi dan mempengaruhi kelangsungan hidup mereka di alam liar.
"Itu setelah tahu bahwa Pemda Berau melarang penangkapan, penjualan dan ekspor hiu segala jenis dan ukuran dari perairan Berau," ujar Agus.
Agus juga meminta dukungan semua pihak, dalam upaya Pemkab Berau menjaga wisata dan kelangsungan biota laut di perairan Berau, baik itu di Derawan, Maratua dan Kakaban.
"Saya harapkan dapatkan dukungan dari semua pihak. Saya tahu hiu ini tujuan ke Malaysia untuk dilepas kembali dalam keadaan hidup, ke perairan Malaysia dan aquarium, untuk dijadikan sebagai objek wisata," terang Agus.
"Ini adalah usaha memindahkan objek wisata kita dari perairan Berau, Maratua, Derawan ke Malaysia. Saya menganggap luar biasa bodoh, kalau kita biarkan ini terjadi. Saya minta dukungan teman-teman soal petisi ini," ungkap Agus.
Diketahui, sejak Agustus 2016 hingga Februari 2017, sekitar 270 hiu ragam jenis, dijual ke luar negeri. Saat ini, sekitar 70 hiu tertahan di Tarakan, saat hendak dikirim ke Denpasar, untuk selanjutnya dikirim ke luar negeri.
Dari pengusaha Tarakan, rata-rata hiu itu dibeli dengan harga Rp 4 juta - Rp 5 juta per ekor dari nelayan di perairan Berau. Petisi itu sendiri dimuat dalam laman change.org yang tersebar mulai Sabtu (11/3) kemarin. Berikut isi petisi itu :
1. Meminta dengan hormat kepada Menteri Kelautan dan Perikanan, agar dapat membuat peraturan tentang perlindungan semua jenis Hiu yang ada di Indonesia, karena keberadaan hiu-hiu tersebut saat ini mulai terancam akibat aktivitas penangkapan oleh manusia untuk dijual dalam keadaan hidup, mati atau dalam bentuk olahan tertentu
2. Meminta dengan hormat kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, agar dapat melakukan kesepakatan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan untuk melindungi hiu-hiu yang ada di Indonesia, agar keberadaannya tetap terjaga dan lestari, untuk mendukung Pariwisata Bahari.
3. Meminta Gubernur Kalimantan Utara dan Walikota Tarakan untuk SEGERA memerintahkan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan, untuk segera mengembalikan hiu-hiu yang disinyalir berasal dari Berau, ke habitatnya di perairan laut Berau.
4. Meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, Pemerintah Kota Tarakan dan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tarakan agar dapat membantu Pemerintah Kabupaten Berau untuk mencegah pengiriman Hiu yang berasal dari perairan Laut Berau, apalagi banyak pelaku usaha wisata Tarakan yang memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari keberadaan objek wisata di perairan Laut Berau.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seekor ikan Hiu Tutul ditemukan mati terdampar di pantai selatan Munggangsari, Purworejo pada Rabu (16/8) siang.
Baca SelengkapnyaSaat terjaring pukat, hiu itu tidak melawan, malah tampak seperti bermain-main dengan nelayan.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui berapa total buaya kabur, namun dipastikan sudah ada 3 ekor yang berhasil ditangkap
Baca SelengkapnyaUkuran hiu paus itu panjang total 8,27 meter dan lebar 4,1 meter.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, kepolisian menerapkan restoratif justice sehingga pemilik hanya diminta buat pernyataan tidak diproses hukum.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaBangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaSeorang penyelam asal Inggris mendapatkan pengalaman yang luar biasa karena dapat bertemu hiu langka dari masa prasejarah.
Baca SelengkapnyaIni merupakan hiu paus kedua yang ditemukan mati di kawasan itu dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 7 jenis kura-kura yang dilindungi di Indonesia yang penting untuk diketahui.
Baca Selengkapnya