HKTI siapkan Rp 125 miliar untuk bangun 25.000 kios murah di Jatim
Merdeka.com - Dewan Pimpinan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Jawa Timur akan membangun 25.000 unit Rumah Pangan Kita (RPK) di seluruh Jawa Timur. Program pengadaan kios sembako murah dengan anggaran Rp 125 miliar ini, bekerja sama dengan Perum Bulog Sub Divre V Jawa Timur.
Kata Ketua DPP HKTI Jawa Timur, Ahmad Nawardi, sasaran pertama program pembangunan kios murah ini adalah Kabupaten Madiun dan Tulungagung. Di dua daerah ini akan dibangun 1.500 unit RPK dan akan menjadi proyek percontohan.
Kenapa dua kabupaten ini menjadi prioritas? Sebab kata Nawardi, dua derah tersebut menjadi daerah pertanian yang paling baik. Juga memiliki lahan paling luas dan produktif.
-
Kenapa Jawa Timur jadi andalan sektor pertanian? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung. Enam daerah ini menjadi andalan sektor pertanian Jawa Timur.
-
Dimana saja daerah penghasil pertanian terbesar di Jatim? Adapun sejumlah daerah dengan produktivitas pertanian terbesar di Jawa Timur meliputi Bojonegoro, Jember, Ngawi, Nganjuk, Tuban, dan Tulungagung.
-
Hasil pertanian apa yang menjadikan Jatim sebagai produsen terbesar? Kerja keras petani mengantar Jatim menjadi produsen padi dan beras terbesar se-Indonesia selama tiga tahun berturut turut yakni tahun 2020, 2021 dan 2022.
-
Apa yang menjadi prioritas pembangunan Kutai Timur? Program paling penting tentu saja soal infrastruktur. Pembangunan infrastruktur di Kutai Timur memang masih perlu banyak pembenahan. Selain persoalan pembangunan fisik jalan, masalah lain yang penting bagi masyarakat adalah infrastruktur air bersih.
-
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan petani di Jawa Timur? “Kesejahteraan petani harus meningkat seiring dengan peningkatan produktifitas pertanian kita. Untuk itu saat panen raya kemarin, kami terus berkoordinasi dari hulu ke hilir agar jangan sampai harga jual petani turun“
-
Dimana Desa Devisa di Jatim? Jika digabungkan, desa devisa dan calon desa devisa baru di Jatim jumlahnya mencapai 138 desa devisa.
Sehingga RPK di dua daerah ini, diharapkan bisa menunjang kesejahteraan di bidang pertanian kawasan tersebut. "Total nilai kerjasama ini sebesar Rp 125 miliar. Ini merupakan langkah nyata HKTI Jatim untuk melakungan penguatan bidang pertanian," ungkap Nawardi di Surabaya, Senin (8/5).
Tak hanya itu, lanjut dia, HKTI Jawa Timur juga akan melakukan penguatan pangan melalui program tanam benih unggul melalui varietas benih padi M70 D dan M400. Program tanam benih unggulan ini, diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan pangan nasioanal.
Dijelaskan Nawardi, benih M70 D memiliki masa panen lebih pendek, yaitu 70 hari. Ini jauh lebih cepat dari varietas lama seperti IR 64 yang mencapai 90 hingga 100 hari. Sedangkan M400, memiliki bulir lebih banyak. "Jadi petani akan bisa menikmati hasil tanamnya lebih cepat dan banyak. Ini menguntungkan sekali," harapnya.
Di luar itu, pihaknya juga akan terus melakukan penguatan organisasi HKTI hingga ke tingkat desa. "Mereka inilah yang akan menjadi motor perubahan bagi para petani untuk lebih produktif. Hitungan kami, kalau semua pengurus di tingkat desa terbentuk, akan ada 191.450 penggerak. Ini kekuatan yang luar biasa," tegasnya.
Nawardi juga mengklaim, program HKTI Jawa Timur ini disambut positif Ketua DPN HKTI, Jendral (purn) TNI Moeldoko dan Ketua Badan Pertimbangan Organisasi (BPO) HKTI, Oesman Sapta Odang.
Saat itu, keduanya hadir dalam pelantikan pengurus DPP HKTI Jawa Timur 2016-2021 yang digelar di Pendopo Kabupaten Tulungagung pada Minggu (7/5) kemarin. Acara Itu juga dihadiri anggota DPD RI, I Gde Pasek Sardika dan Ketua Fraksi MPR, Bachtiar Ali.
Bahkan, kata Nawardi, di acara iti, Moeldoko berharap dengan adanya program tersebut, HKTI bisa menjadi solusi atas problem yang selama ini dihadapi para petani. "Setiap kali petani menemui masalah, HKTI Jatim harus hadir dan memberikan solusi," kata Nawardi mengutip pesan Moeldoko di Tulungagung waktu itu.
Sementara Ketua BPO HKTI, Oesman Sapta Odang (OSO) juga mendorong kadernya untuk mencintai pertanian. Sebab menurutnya, langkah ini sebagai simbol nasionalisme.
"Karena kedaulatan pangan menjadi hal sangat penting. Tanpa itu, kita akan dijajah, termasuk hasil bumi kita. Tegasnya," tegas OSO ditirukan Nawardi.
OSO juga mengaku prihatin atas kondisi pertanian yang mengalami kemunduran karena senang impor. Padahal Indonesia adalah negara yang subur dan bebasis pertanian. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga tahun berturut-turut Jatim jadi lumbung pangan nasional
Baca SelengkapnyaSelain pupuk pemerintah juga menyiapkan benih gratis bagi petani yang mau mempercepat tanam.
Baca SelengkapnyaKementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.
Baca SelengkapnyaLangka nyata ini untuk mendorong peningkatan produktivitas padi nasional.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mamastikan program optimasi lahan atau Oplah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) berjalan lancar.
Baca SelengkapnyaMentan menggenjot pembangunan dan optimasi lahan rawa menjadi persawahan produktif.
Baca SelengkapnyaAnggaran terbesar dialokasikan untuk program percepatan (quick wins) lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaMentan Amran menegaskan akan mengevaluasi pemanfaatan pompa di setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaDalam beberapa waktu ke depan, akan ada sejumlah perusahaan yang mulai beroperasi.
Baca SelengkapnyaBantuan pompa air dan irigasi perpompaan untuk Jateng mencapai 6.405 unit untuk 35 kabupaten/kota.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei yang dilakukan maka lahan-lahan sawah di Merauke kemungkinan besar mampu ditanami 3 kali dalam setahun.
Baca SelengkapnyaPanen jagung di food estate keerom digelar di lahan 2 hektare dari total luas lahan 500 hektare.
Baca Selengkapnya