Hotman Paris Ajak Keluarga Korban Lion Air Gugat Boeing di Amerika
Merdeka.com - Pengacara kondang, Hotman Paris, menyebut enam orang keluarga korban Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat berencana menuntut perusahaan Boeing yang berpusat di Amerika Serikat. Dia berharap keluarga korban lainnya ikut bergabung.
"Bagi keluarga korban, bersatu semua agar makin kuat kekuatannya. Jadi bagi yang masih ragu-ragu, tidak ada yang perlu diragukan dan ini pun tidak ada biaya apapun yang dikeluarkan dari kantong pribadi," ujar Hotman Paris di Kopi Johny Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (29/11).
Hotman Paris didampingi perwakilan firma hukum Ribbeck Law Chartered. Dia mengaku diminta oleh sejumlah firma hukum di Amerika Serikat agar menyarankan keluarga korban pesawat Lion Air jatuh untuk mengajukan gugatan.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
"Meminta saya meyakinkan keluarga. Mereka pengacara dari Chicago, bagi keluarga yang mau menggugat Boeing di Amerika, mereka siap mewakili dan keluarga korban tidak harus membayar apapun. Nanti kalau dapat ganti rugi, baru dapat imbalannya," jelas Hotman.
Salah satu pengacara dari Ribbeck Law Chartered, Manuel Bon Ribbeck menyebut, mereka juga menjadi firma hukum yang dipakai oleh keluarga dokter Rio Nanda Pratama dalam meminta pertanggungjawaban Boeing. Gugatan sudah dilayangkan pada 16 November 2018.
"Sidang pertama 17 Januari," kata Bon Ribbeck.
Firma hukum Ribbeck Law Chartered akan menuntut ganti rugi sebesar lima hingga 10 juta dolar Amerika untuk tiap penumpang korban Lion Air jatuh ke pihak Boeing. Mereka menggunakan tim investigasi sendiri untuk mencari fakta dan bukti hukum yang akan dihadirkan ke hakim.
"Di Amerika tidak tergantung pada hasil KNKT. Faktanya. Kita akan cari fakta dan bukti sendiri untuk ditunjukkan kepada hakim," kata Bon Ribbeck.
Sebelumnya, keluarga dokter Rio Nanda Pratama menggugat The Boeing Company sebagai produsen pesawat Boeing 737 MAX 8. Mereka mengajukan gugatan melalui Firma hukum Colson Hicks Eidson dan BartlettChen LLC yang berkantor di Negara Bagian Florida, Amerika Serikat pada Rabu 14 November 2018.
Rio Nanda Pratama merupakan dokter muda yang ikut jadi korban jatuhnya pesawat Lion Air dalam perjalan pulang dari sebuah konferensi di Jakarta dan hendak menikah pada tanggal 11 November 2018.
Kemudian, sejumlah keluarga korban Lion Air juga bersiap menggugat Boeing melalui firma hukum Legisperitus Lawyers. Namun, mereka memilih untuk menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) terlebih dahulu.
Para keluarga korban Lion Air jatuh itu sadar bahwa hasil investigasi dari KNKT tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan, melainkan hanya bersifat rekomendasi yang tidak mengikat. Hanya saja, hal tersebut dinilai dapat menambah refensi untuk melakukan gugatan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hotman mengaku tak pernah menyebut anak mantan Wakil Bupati Cirebon terlibat kasus Vina
Baca SelengkapnyaKuasa hukum keluarga Vina, Hotman Paris menantang kubu yang merasa dirugikan atas kasus menimpa kliennya.
Baca SelengkapnyaPengacara kondang Hotman Paris Hutapea dikenal kerap tampil necis dengan sederet barang-barang branded.
Baca SelengkapnyaHotman Paris Hutapea tantang Alvin Lim untuk menunjukkan kekayaan mereka dengan memperlihatkan tabungan sebesar Rp500 miliar dalam waktu satu menit.
Baca SelengkapnyaHotman Paris ikut soroti kasus seorang pria asal Aceh yang diduga tewas usai dianiaya prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaHotman sampai saat ini belum mengetahui pasal apa yang secara resmi disangkakan kepada para tersangka. Diantaranya tiga anggota TNI yang ditangani Pomdam Jaya.
Baca SelengkapnyaHotman berharap kasus ini mendapat perhatian seperti layaknya kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Baca SelengkapnyaHotman mengaku banyak teka-teki dalam kasus ini yang membuatnya bingung.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban ingin bertemu langsung dengan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono.
Baca SelengkapnyaHotman mengusulkan penyidik melakukan tes kebohongan untuk menguji keterangan daripada para tersangka maupun saksi.
Baca SelengkapnyaPutusan gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 akan dibacakan majelis hakim MK pada Senin 22 April.
Baca SelengkapnyaSimak momen pesta ulang tahun Hotman paris yang telan biaya sampai Rp 1 miliar!
Baca Selengkapnya