HTI: Banyak mahasiswi muslim miskin tapi tak jadi ayam kampus
Merdeka.com - Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Iffah Ainur Rochmah turut menanggapi aksi seorang mahasiswi UIN Gunung Djati Bandung, RA yang menjadi sorotan karena nyambi jadi ayam kampus.
RA beralasan, aksinya menawarkan jasa jual diri lantaran kondisi perekonomian keluarga yang minim. RA berdalih, hasil dari menjual diri digunakan untuk membiayai kebutuhan hidup, bayar kuliah, dan membantu orang tuanya di kampung.
Menurut Iffah, kondisi perekonomian yang minim bukan alasan seorang muslimah menjual diri. Iffah melihat, banyak muslimah berlatar belakang perekonomian lemah namun tidak sampai menjual diri demi mendapatkan uang.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Dimana mahasiswi itu ditemukan? Diberitakan sebelumnya, Nindi ditemukan tewas di Apartemen Bogor Icon Bukit Cimanggu City (BCC), Kelurahan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (11/12).
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Mengapa netizen menyebut Inara Rusli masih pantas menjadi ABG? Visual Inara yang cantik dan awet muda membuat banyak orang yang mengaku salah fokus dengannya. Bahkan Inara disebut masih pantas untuk menjadi ABG.
-
Apa tema pemotretan Inara Rusli? Ini gaya pemotretan Inara Rusli yang penuh bunga.
"Ya kembali pada ketakwaan dan moralitas individunya, banyak muslimah meski kemiskinan kalau imannya kuat, tidak akan dia melakukan itu," kata Iffah kepada merdeka.com, Minggu (15/2).
Iffah sendiri menilai wajar apabila RA di keluarkan dari UIN Gunung Djati Bandung akibat ulahnya tersebut. Menurut Iffah, keputusan UIN Gunung Djati sudah benar karena perbuatan RA merupakan pelanggaran moral yang tidak bisa ditolerir dan bertolak belakang dengan misi pendidikan yakni membangun intelektualitas yang bermoral.
Iffah melihat, perbuatan RA lebih didasari oleh faktor gaya hidup dimana RA ingin memenuhi keinginan-keinginannya namun kemampuan ekonomi keluarga tidak mendukung. "Sebenarnya lebih karena gaya hidup bukan karena ekonomi, apakah demi gadget, dia ingin punya gadget tertentu sementara kemampuan ekonomi keluarga tidak mencukupi," tutur Iffah.
Selain faktor gaya hidup, Iffah menyebut beberapa faktor yang berkontribusi terhadap aksi jual diri yang dilakukan RA. Kontrol sosial yang lemah serta sikap individualis yang berkembang di masyarakat turut andil dalam perilaku RA.
"Sekarang orang individualis, ketika ada yang melakukan hal negatif, mereka menganggap itu urusan pribadi, tidak melakukan hukuman sosial. Kontrol sosial yang lemah ini juga memberi peluang," ungkap Iffah.
Faktor lain yang juga menjadi celah muslimah seperti RA melakukan aksi prostitusi terselubung adalah lemahnya penegakan hukum oleh negara. "Kalau ada sanksi atau hukuman terhadap pelaku prostitusi itu kan berlaku ketika ada razia, terus ada keterpaksaan, kalau dilakukan secara suka sama suka tidak dihukum," tutur Iffah.
Iffah mengatakan, perlu ada sanksi dan hukuman tegas yang memberi efek jera bagi para pelaku prostitusi. "Kalau dalam Alquran pelaku zina itu harus dihukum cambuk, kalau yang sudah menikah itu lebih keras lagi," ucap Iffah.
Iffah menambahkan, pemberlakuan hukuman tegas perlu diiringi dengan edukasi dan tuntunan di bidang perekonomian, semisal memberikan pelatihan dan keterampilan serta pengembangan usaha agar pelaku prostitusi tidak kembali melakukan aktivitasnya guna mencukupi kebutuhan ekonominya sehari-hari.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kartika Putri selama ini mengaku diam kala ada haters yang berkomentar miring padanya. Namun kali ini tidak lagi.
Baca SelengkapnyaUniversitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima lebih dari 10 ribu mahasiswa baru.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaFirman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaPara anak seleb Tanah Air ini memilih menyekolahkan anaknya ke pesantren. Berikut ulasan selengkapnya.
Baca SelengkapnyaAyah wanita ini baru tahu anaknya ternyata kuliah saat momen wisuda putri tercintanya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data KPK, jumlah koruptor di Indonesia mencapai 1.300 orang dan 900 orang dari jumlah tersebut yang merupakan lulusan perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaSeorang wisudawan UIN Walisongo mencuri perhatian publik setelah lulus tanpa mengerjakan skripsi.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan seorang wanita dari kecil berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup. Hingga kini telah sukses memiliki toko sendiri.
Baca Selengkapnya