Hukuman mati jadi rapor merah Jokowi-JK di bidang HAM selama 2015
Merdeka.com - Human Rights Working Group (HRWG) memberikan rapor merah kepada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla selama tahun 2015. Rapor merah ini terkait penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan agenda reformasi lainnya.
"HRWG menilai pemerintah Jokowi-JK terhadap kebijakan luar negeri di bidang hak asasi manusia dan demokrasi sangat rendah," ujar kata Direktur Eksekutif HRWG, Rafendi Djamin, di Kantor HRWG, Gedung Jiwasraya Gondangdia, Lobby Floor Jalan RP Soeroso No 41, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/1).
Pemerintah, menurut Rafendi, hanya bermain pada kepentingan ekonomi semata. Seperti di tingkat global, Bali Demokrasi Forum (BDF), Open Goverment Partnership (OGP) dan platform kerjasama multilateral lainnya namun di bidang HAM dan demokrasi tidak diperhatikan.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Siapa menteri Jokowi yang dipanggil MK? Empat menteri itu meliputi Menteri Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.
-
Kenapa dibentuk peringatan anti hukuman mati? Alasan terakhir tersebut yang kemudian dibentuk peringatan khusus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penolakan hukuman mati untuk menghormati hak asasi manusia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
Atas hal tersebut, Rafendi menilai bahwa negara Indonesia belum siap untuk menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Rafendi mengatakan, pemerintah juga sangat lambat menyikapi krisis-krisis kemanusiaan yang terjadi dan sering timbulkan konflik.
"Seperti di kawasan tragedi etnis Rohingya, lambatnya penanganan kabut asap, semakin memperlemah keyakinan publik akan kesiapan ASEAN dalam menjadi sebuah komunitas," katanya.
"Indonesia mendorong resolusi di tingkat Dewan HAM PBB, resolusi yang menegaskan korupsi merupakan pelanggaran HAM yang masif, dan melanggar hak-hak ekonomi komunal. Namun pada kenyataannya justru di dalam negeri, terjadi seperti pelemahan KPK dan juga masalah agama. Kita tahu masalah pelanggaran banyak ditambah lagi konflik agama, larangan beribadah di beberapa daerah di Indonesia, tidak bisa diatasi oleh pemerintahan Jokowi-JK. Malah yang terjadi bisa kepentingan mayoritas," bebernya.
Selanjutnya Rafendi menjelaskan, yang paling merugikan Indonesia di kancah global adalah hukuman mati yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Menurutnya, hukuman mati justru tidak ada manfaatnya bagi penegakan hukum di Indonesia, karena eksekusi mati justru menambah masalah pemerintah dan mengganggu stabilitas politik Jokowi-JK.
"Hukuman mati ini akan mengakibatkan tekanan dari luar negeri. Jika tahun 2016 pemerintahan Jokowi-JK memoratorium hukuman mati, kami akan sangat mengapresiasi itu," pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MA Anulir Hukuman Mati Ferdy Sambo jadi Seumur Hidup, Jokowi: Kita Harus Hormati
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara soal mantan Kadiv Propam Mabes Polri, Ferdy Sambo batal dihukum mati.
Baca SelengkapnyaRapor merah yang disampaikan Ganjar bukan merujuk terhadap kinerja dirinya yang menjabat sebagai Menko Polhukam
Baca SelengkapnyaMA Anulir Vonis Mati Ferdy Sambo, Komisi III DPR: Hilang Nurani Para Hakim
Baca SelengkapnyaPengadilan Militer II-08 Jakarta memvonis tiga terdakwa pembunuhan Imam Masykur Praka RM, Praka HS dan Praka J seumur hidup.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo memberikan penilaian 5 dalam penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia era Jokowi.
Baca SelengkapnyaGanjar sebelumnya memberikan nilai 5 terhadap penegakan hukum saat ini.
Baca SelengkapnyaAktivis Aksi Kamisan ke-836 menyoroti tidak terealisasinya janji-janji keadilan bagi korban pelanggaran HAM selama 10 tahun berkuasa.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Yasonna menanggapi rapor merah yang diberikan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo terhadap penegakan hukum dan HAM di era Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut jeblok dan memberikan rapor lima kepada Jokowi soal penegakan hukum dan HAM.
Baca Selengkapnya"Saya memperoleh laporan di tahun 2023 Mahkamah Agung berhasil memutus hingga 99,47 persen perkara."
Baca SelengkapnyaPolitisi muda yang karib disapa Uki ini menambahkan doa agar Jokowi dan Mahfud MD untuk selalu sehat agar dapat merespons kritik Ganjar dengan kinerja.
Baca Selengkapnya