IAI sebut akuntan Indonesia belum bisa bersaing di level ASEAN
Merdeka.com - Para akuntan publik di Indonesia belum bisa bersaing di kancah negara-negara ASEAN. Akuntan Indonesia di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) masih berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand.
Hal itu disampaikan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Barat Edi Jaenudin saat peluncuran Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM), dalam peringatan HUT Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ke-59 di Trans Hotel Bandung, Kamis (8/12).
"Di level ASEAN kita masih kalah jauh dari Thailand yang sudah mensertifikasi lebih dari 60.000 akuntan. Kita nomor empat dengan jumlah akuntan yang tersertifikasi," katanya.
-
Kenapa Timnas Indonesia belum melampaui Thailand? 'Perlu dicatat, pencapaian yang mengesankan ini belum mampu membawa Indonesia melampaui wakil Asia Tenggara dengan performa terbaik di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia, yaitu Thailand,' tulis TheThao247.
-
Kenapa orang terkaya di ASEAN berasal dari Indonesia? Namun tahukah Anda, orang terkaya di ASEAN justru berasal dari Indonesia, meskipun Singapura menduduki peringkat pertama sebagai negara terkaya di Asia Tenggara.
-
Siapa yang membandingkan capaian Timnas Indonesia dengan Thailand? Media dari Vietnam pun melakukan perbandingan antara pencapaian tersebut dengan performa Thailand di Kualifikasi Piala Dunia 2014 yang lalu.
-
Dimana kualitas jaringan telekomunikasi di Indonesia masih kurang? 'Penetrasi internet di masyarakat sudah 80% bisa kita bilang karena data terakhir APJII 2024, data menunjukkan 79,5%. Hanya saja, kita masih punya problem yang namanya digital divide, belum semua wilayah memiliki kualitas layanan telekomunikasi yang baik,' jelasnya.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Apa penyebab produksi gula Indonesia kalah saing dengan Brazil? 'Brazil dan Indonesia sama-sama terletak di Garis Khatulistiwa. Hal ini perlu menjadi bahan refelksi kita bersama,' kata Arief dalam acara Nasional Sugar Summit (NSS) 2023, Jakarta, Rabu (13/12). Arief menilai pemerintah dan para pemangku kepentingan (stakeholder) perlu merefleksikan diri dan melihat kesuksesan Brazil dalam mengelola tebu. Sehingga menjadi negara dengan pengeskpor terbesar di dunia.
Dia menyebut Indonesia setiap tahunnya meluluskan 35 ribu akuntan. Tapi yang diakui dunia internasional tidak melebihi angka itu.
"Yang sudah memiliki sertifikat Carter Accountant (CA) baru 22.000 orang se-Indonesia. Dari sebanyak 55.000 akuntan yang terdaftar di negara melalui Kementerian Keuangan," terangnya.
Menurutnya, belum banyaknya akuntan Indonesia yang tersertifikasi lebih disebabkan kesadaran masing-masing. Pasalnya selepas lulus mayoritanya segera diserap perusahaan.
"Masih banyak yang terlalu nyaman dengan kondisinya sekarang. Padahal di era globalisasi hal itu akan jadi kelemahan. Perusahaan asing akan memilih akuntan profesional lain yang punya sertifikat," imbuhnya.
Pihaknya sendiri mengaku terus mendorong para akuntan untuk menempuh jalur pemerolehan sertifikat CA. Bulan November lalu ada 2.016 orang yang ikut dalam gebyar CA di Bandung. Yakni pelatihan sertifikasi secara gratis.
"Mereka mahasiswa akuntan yang ada di Jabar. Dengan begitu, mereka akan jadi akuntan yang tidak hanya menonton di rumah sendiri," terangnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, peran akuntan cukup vital dalam tata kelola keuangan negara. Hanya profesi akuntanlah yang mengetahui kondisi keuangan negara. Maka demikian, dia mengingatkan bagi mereka yang tengah menggeluti profesi akuntan harus terus bisa menjaga integritas dan kepercayaan publik.
Dia juga berharap para senior yang sudah lama bergelut di bidang akuntan bisa menularkan ilmunya kepada akuntan baru untuk bisa berdaya saing.
"Dari 51 ibu akuntan tentu harapannya senior bisa menjaga dan mendidiknya (junior). Akuntan itu sifat pribadi sama dengan lawyer. Kenapa kantor akuntan nama orang? enggak ada akuntan Surya Semesta. Akuntan selalu nama orang karena itu melekat kepercayaan orang," terangnya.
Dia lantas mengilustrasikan, perusahaan akuntan publik yang beken di Amerika, Arthur Andersen pada awal tahun 2000-an. Saat namanya melesat, namun kantor tersebut dinyatakan bersalah dalam skandal Enron hingga menyebabkan 85.000 orang dipecat.
"Itu bukan karena merugi, justru sebaliknya dia peroleh laba. Tapi karena me-markup akhirnya dia kehilangan kepercayaan dan bangkrut," ujarnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.
Baca SelengkapnyaLiterasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan utama adalah posisi Indonesia dalam hal indeks sumber daya manusia atau human capital index.
Baca SelengkapnyaTerdapat sekitar 700 merek franchise asing yang beroperasi di tanah air, jauh mengungguli jumlah franchise lokal yang hanya sekitar 130 merek.
Baca SelengkapnyaPISA menyebut peningkatan kualitas pendidikan Indonesia sangatlah lambat.
Baca SelengkapnyaSelama lebih dari 9 tahun menjabat, Presiden Jokowi mengaku kaget melihat angka lulusan S2 dan S3 Indonesia belum mencapai 1 persen.
Baca SelengkapnyaPengangguran terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah lapangan kerja yang tersedia dan laju pertumbuhan penduduk.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan program Entepreneur Hub dalam rangka meningkatkan rasio pengusaha baru di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku akan menggelar rapat untuk membahas masalah ini. Ditegaskan juga bahwa anggaran menjadi masalah utama.
Baca SelengkapnyaMenjadi guru bukan profesi yang diidamkan bagi beberapa masyarakat Indonesia. Pertimbangannya, pendapatan yang dianggap tidak cukup mensejahterakan kehidupan.
Baca Selengkapnya