Ibarat seorang ibu,Gontor melahirkan 'anak' dengan berbagai karakter
Merdeka.com - Pondok Pesantren Darussalam Gontor tidak hanya terkenal karena kurikulum pesantren yang modern tetapi juga terkenal karena telah melahirkan tokoh besar di republik ini. Beberapa tokoh tersebut di antara nggota Dewan Pertimbangan Presiden RI dan mantan Ketua Umum NU KH. Hasyim Muzadi, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid dan Ketua Umum Matlaul Anwar Sadli Karim. Mereka adalah lima dari sekian banyak alumni Gontor yang memiliki pemikiran yang kuat dan mempunyai peran besar di masyarakat.
"Bagi Gontor kalau ada alumni yang berhasil itu memang harus, memang keharusan. Jadi biasa- biasa saja tidak berlebihan menanggapi itu. Malah yang salah kalau alumni Gontor gagal," ujar Ketua Forum Pimpinan Pesantrean Alumni Gontor Zulkifli Muhadli.
Zulkifli juga menambahkan bahwa alumni Gontor berada hampir di semua sektor kehidupan. "Selain KH Hasyim Muzadi, ada juga pengusaha seperti Ust Yusuf Mansur dan polisi seperti Irjen Syahrul Mamma Waka Bareskrim Polri, itu juga alumni Gontor."
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Dimana Kiai Ageng Besari mendirikan pesantren? Untuk mendukung misi penyebaran agama Islam yang ia lakukan, Kiai Ageng Besari mendirikan Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.
-
Siapa pendiri Pondok Pesantren Al Fatah Temboro? Sejarah Pondok Pesantren Al Fatah awalnya adalah halakah pengajian di bawah pimpinan K.H. Shiddiq tahun 1912. Halakah tersebut bertahan sampai wafatnya Kiai Shiddiq pada 1950.
-
Siapa yang didukung Abu Bakar Ba'asyir? 'Beliau secara pribadi ya. Pasangan Anies-Muhaimin adalah sosok layak untuk didukung menurut pandangan beliau. Anies-Muhaimin sosok yang tampaknya bisa dipercaya untuk memimpin Indonesia kedepan hanya yang nomor satu,itu keyakinan beliau,' tukasnya.
-
Siapa guru para warok di Ponorogo? Ia adalah gurunya para warok terkenal di Ponorogo.
-
Kenapa Kiai Ageng Besari mendirikan pesantren? Untuk mendukung misi penyebaran agama Islam yang ia lakukan, Kiai Ageng Besari mendirikan Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.
Abu Bakar Ba'asyir yang dikenal dengan Islam radikalnya juga merupakan salah satu alumni Gontor. Namun Gontor sendiri tidak pernah mengajarkan radikalisme dan hal tersebut merupakan penyimpangan yang tidak diharapkan Gontor.
"Gontor tidak bisa mengawasi alumninya sepanjang hari, sepanjang tahun. Gontor memberikan kebebasan untuk menentukan perjalanan hidup sendiri yang penting Lillahi Ta'ala. Abu Bakar Baasir itu menentukan pilihannya sendiri dan itu bukan disiapkan oleh Gontor," tambah Zulkifli.
Sikap senada juga diungkapkan oleh Abdul Jaliel Hawary alumni Gontor tahun 1979. Ia menganalogikan hal tersebut degan seorang ibu yang melahirkan anak dengan berbagai karakter.
"Ibarat ibu, seorang ibu melahirkan berbagai anak dengan karakter berbeda- beda, tapi bukan berarti ibunya salah melahirkan, dan hal tersebut dipengaruhi dengan kondisi masing- masing," ujar Jaliel.
"Saya tidak mengatakan benar salah. Ust Abu Bakar Baasir memang pernah di Gontor dan kemudian dia hidup di dunia yang tidak seperti di Gontor. Semua kita akan terwarnai masing- masing oleh kondisi antropologis dan sosiopolitis yang berbeda," tambahnya.
Pimpinan Pondok Pesantren Gontor KH Hasan Abdullah Sahal ketika disinggung mengenai Abu Bakar Baasir mengaku pernah kenal dengannya.
"Itu kawan saya dulu. Saya kelas biasa, Abu Bakar kelas eksperimen. (mengenai islam radikal) Saya tidak tahu. Saya hanya berkata 'apakah sebodoh itu Abu Bakar Baasir berbuat?' Wong dia orang pinter. 'Apakah sebodoh itu Abu Bakar Baasir berbuat sesuatu?' Karena dia bukan orang bodoh," tegasnya.
Tak cuma agama, Pramuka pun diajarkan
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid merupakan salah satu alumni Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Ia lulus tahun 1978. Di Gontor ia aktif menjalani berbagai organisasi di luar sekolah formal.
"Saya dulu di Gontor aktif di organisasi Pramuka kemudian juga di koperasi," ujarnya kepada merdeka.com Jumat (22/1).
Selain dua organisasi tersebut ia juga aktif dalam kursus- kursus minat dan bakat. "juga aktif di beragam kursus di Gontor seperti ketik mengetik, pencaksilat, baca Al Quran dan macam- macam," tambahnya.
Gontor menurutnya telah memberikan prinsip-prinsip kehidupan yang sangat luar biasa tentang moderasi, toleransi, kerjasama, perjuangan, pengorbanan, kebersamaan, persaudaraan, kepercayaan diri, membaca dan terus belajar.
"sampai hari ini hal tersebut masih menjadi nilai yang sangat membekas" ujar Hidayat.
Gontor juga terkenal dengan jargon 'Manjadda Wajada' yang berarti siapa giat dia dapat. Jargon tersebut menurut Hidayat juga menjadi salah satu dari ajaran yang ada di Gontor yang sampai saat ini dihidupi dalam dirinya. "Itu salah satu nilai yang kita hafal dan kita laksanakan selama di Gontor sampai sekarang" tambahnya.
Di Gontor terdapat hukuman ketika santri melakukan hal yang melanggar aturan. Contohnya saja terlambat ke masjid, maka santri akan mendapat hukuman. Namun hukuman tersebut menurut mantan presiden partai ini hukuman atau disiplin yang dilakukan di Gontor adalah salah satu yang sangat diperlukan karena dengan cara itu dibiasakan untuk mengerti tentang tata nilai, aturan, menghormati aturan, dan membiasakan diri mengatur waktu.
"Menurut saya sistem seperti itu sangat diperlukan dan saya berharap berada di area hak asasi manusia sekalipun jangan pernah kemudian memasukkan sikap dan atau sistem pendidikan yang keras, tegas dan disiplin sebagai sesuatu yang melanggar ham. Itu adalah bagian yang justru mendisiplinkan anak murid dan menimbukan keunggulan bagi pelajar setelah keluar dari sekolah," tambahnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini Abidzar tumbuh jadi idola anak muda masa kini.
Baca SelengkapnyaSederet artis ini ternyata anak pemuka agama, dari ustad hingga pendeta.
Baca SelengkapnyaTrah Kiai Ageng Muhammad Besari yang sudah menyebar ke berbagai daerah. Di antaranya Gontor, Gandu, Coper, Joresan, Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas.
Baca SelengkapnyaSuaminya ingin sang anak harus jadi kiai. Ibu ini mendesak kuliah hingga lulus. Kini sang anak jadi cawapres.
Baca SelengkapnyaPesona Ataya Bilal anak bungsu Ummi Pipik yang sedang bersekolah di Yaman
Baca SelengkapnyaBanyak anak artis yang memiliki cita-cita menjadi seorang Hafiz Qur’an.
Baca SelengkapnyaKehadiran Gibran di Golkar menunjukkan bahwa partai beringin menjadi salah satu pilihan bagi anak-anak muda.
Baca SelengkapnyaTokoh intelektual dari Aceh ini telah melahirkan berbagai karya-karya penting tentang keagamaan, filsafat, dan juga kebudayaan.
Baca SelengkapnyaPilkada Kabupaten Mojokerto 2024 disebut-sebut sebagai ajang memperebutkan pengaruh dua kiai besar di wilayah setempat
Baca SelengkapnyaPutra bungsu Ummi Pipik, Ataya Bilal, sedang mengejar pendidikan di Tarim, tempat yang tak asing bagi keluarganya.
Baca SelengkapnyaSosok Habib Umar bin Hafidz ulama yang tengah jadi sorotan masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnya