Ibas: Kebutuhan Dapur Harus Tersedia Jangan Sampai Rakyat Kelaparan
Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono mengikuti pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR RI dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, di Pekanbaru, Provinsi Riau. Kegiatan tersebut dalam rangka peninjauan produk sawit untuk mendukung ketersediaan produksi minyak goreng dan turunannya.
Menurut pria yang kerab disapa Ibas ini, PTPN V sebagai payung besar sawit harus mampu menjadi jangkar stabilitas komoditas kebutuhan pokok yang dibutuhkan rakyat. Sehingga, mampu mendorong produksi sawit untuk kebutuhan domestik.
“PTPN V harus mampu mendorong produksi sawit untuk kebutuhan domestik, jangan hanya digunakan untuk kepentingan ekspor semata. Sesuai dengan moto, PTPN V harus menunjukkan kapabilitasnya sebagai ‘Pekebun Hebat’ dalam menjamin stabilitas persediaan sawit dalam negeri,” katanya dalam keterangannya, Jumat (28/1).
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PTPN V memang sudah semestinya hadir untuk berkontribusi terhadap pendapatan negara, namun menurut Ibas jangan sampai target ini justru memberikan beban kepada rakyat dalam kelangkaan produksi sawit dan turunannya.
Lebih lanjut, bisnis minyak goreng sendiri saat ini dikuasai oleh perusahaan-perusahaan raksasa bermodal besar, jarang sekali perusahaan skala kecil yang berbisnis pengolahan CPO dan turunannya. Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini, hal tersebut bisa jadi penyebabnya karena adanya berbagai peraturan dan syarat yang cukup berat untuk dilakukan pebisnis-pebisnis kecil.
“Oleh karena itu, PTPN V memiliki peranan penting agar ke depan jangan sampai ada praktik kartel minyak goreng di Indonesia,” tambahnya.
Ibas juga menyampaikan bahwa kenaikan harga tentunya akan berkontribusi terhadap inflasi. Jika inflasi tinggi akan mengakibatkan semua harga komoditas naik, yang akhirnya berdampak pada rakyat.
“Tentunya ini akan berdampak buruk bagi konsumen. Minyak goreng adalah kebutuhan pokok yang diperlukan orang banyak. Jangan sampai kenaikan minyak goreng ini berdampak sistematik,” terang Ibas.
Menurut Wakil Ketua Banggar DPR RI tersebut, pengusaha pastinya menginginkan keuntungan. Namun, kebijakan ekspor dan jual dalam negeri harus seimbang. Sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk mengaturnya.
“Perlu campur tangan pemerintah di sini. Harus ada peraturan misalnya, menetapkan kuota untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sebelum melakukan ekspor. Dapur ngebul boleh tapi kebutuhan dapur harus tetap tersedia jangan sampai kelaparan rakyat kita,” tegasnya.
Ibas menambahkan, untuk menghadapi kondisi ini diperlukan strategi dan langkah konkrit. Harga harus stabil dan komoditas turunan harus sesuai ditingkatkan. Pemberian subsidi negara tentu saja juga diperbolehkan, asal kemudian tidak membuat perusahaan merugi.
“Mendorong terus adanya bentuk inovasi dan adopsi teknologi yang dilakukan oleh PTPN V, terutama terkait dengan penggunaan teknologi berdasarkan Precision Agriculture sesuai dengan prinsip Revolusi Industri 4.0 di Indonesia,” ungkapnya.
Tak lupa Ibas juga memberikan apresiasi kepada PTPN V yang telah memulai untuk menggunakan teknologi dalam proses pengawasan kegiatan BUMN tersebut.
“Walaupun sedikit baiknya dan apresiasi bahwa PTPN V telah memulai untuk menggunakan teknologi dalam proses dan pengawasannya, sehingga kegiatan di PTPN V lebih efisien dan produktif,” tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaBeberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus dalam rapat tersebut yaitu minyak goreng dan bawang merah, yang terus mengalami kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca Selengkapnyainflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaHarga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
Baca SelengkapnyaKenaikan IPH tertinggi di Pulau Sumatra terjadi di Kabupaten Aceh Besar dengan nilai perubahan IPH 0,97 persen.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaApabila inflasi naik, lanjut Ferry, maka akan berdampak buruk dan negatif bagi perekonomian RI.
Baca Selengkapnya