Ibnu Sutowo, sang jenderal inti pemegang kartu truf Soeharto
Merdeka.com - Letnan Jenderal Ibnu Sutowo, Direktur Pertamina tahun 1968-1975, dikenal sebagai The Untouchables. Sosok yang tak pernah tersentuh hukum walau sudah menenggelamkan Pertamina dalam hutang USD 10,5 juta.
David Jenkins, penulis buku Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1965-1973, menyebut Ibnu Sutowo sebagai salah satu jenderal kelompok inti Soeharto . Mereka punya hubungan dekat dan menempati posisi kunci di bidang hankam atau perekonomian.
"Soeharto punya ketergantungan sangat besar dalam hal keuangan di luar anggaran pada Direktur Utama Pertamina Ibnu Sutowo," kata Jenkins.
-
Siapa yang membiayai Soeharto sekolah? 'Saya masih ingin melanjutkan sekolah, tetapi baik ayah saya mau pun keluarga lainnya tidak ada yang sanggup membiayai saya sekolah. Keadaan ekonomi keluarga saya rendah sekali,' tulis Soeharto dalam otobiografinya Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya yang ditulis oleh G Dwipayana dan Ramadhan KH
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Bagaimana Soeharto memandang tanggung jawab? “Saya tidak begitu peduli dengan batas waktu, sebagai pejabat, yang lebih diperhatikan adalah tanggung jawab. Bekerja dengan kesungguhan hati.”
-
Siapa yang sering meminjam uang kepada Presiden Sukarno? “Adakah seorang kepala negara lain yang melarat seperti aku hingga sering meminjam uang dari ajudan?' kata Sukarno.
-
Kenapa Soeharto mencari Kunarto? 'Aneh,' pikir Kunarto. Ikan itu sudah diserahkannya pada pengawal, tapi kenapa malah tidak disajikan.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
Tahun 1975, kondisi keuangan Pertamina bagai dihajar topan. Perusahaan raksasa ini nyaris roboh setelah investasi di berbagai bidang tak berjalan lancar. Para petingginya diduga melakukan korupsi besar-besaran.
Soeharto membeberkan Pertamina pasti bangkrut kalau pemerintah tak segera melakukan tindakan. Dia melakukan penertiban ke internal Pertamina. Soeharto memerintahkan Pertamina menjual sebagian aset yang berlebihan. Ibnu Sutowo pun dipecat sebagai Dirut Pertamina. Dosa Sutowo di mata Soeharto sudah tak termaafkan.
"Saya tetapkan mengangkat kembali hampir semua anggota direksi yang lama untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran tugas perusahaan, sementara Ibnu Sutowo diganti Piet Harjono sebagai dirutnya," kata Soeharto .
Soeharto pun menegaskan kasus Ibnu Sutowo dan kerugian Pertamina adalah sebuah pengalaman pahit. Jangan sampai terulang kembali. Soeharto menerapkan sejumlah langkah untuk memperbaiki Pertamina. Di antaranya membentuk Komisi Empat yang beranggotakan Wilopo, Anwar Tjokroaminoto, IJ Kasimo, dan Herman Johannes .
Namun rekomendasi Komisi Empat rupanya tak serius ditanggapi Soeharto . Tak ada upaya hukum untuk menyeret Ibnu Sutowo ke pengadilan.
"Ibnu Sutowo tak pernah dinyatakan merugikan keuangan negara atau melanggar hukum pidana. Kasusnya hanya dinyatakan (sebagai) 'salah manajemen' atau salah urus," kata IJ Kasimo, salah satu anggota Komisi Empat.
Harian Indonesia Raya merupakan surat kabar yang paling keras menyoroti kebijakan-kebijakan Ibnu Sutowo yang menyeleweng. Redaktur Pelaksana koran itu, Atmakusumah, mengaku tak ada penegak hukum yang berani memperkarakan Ibnu Sutowo. Senada dengan Jenkins, Atma juga menilai Soeharto membutuhkan uang di luar APNB untuk membiayai pemerintahannya.
"Diduga aliran uang itu juga mengalir ke penegak hukum sehingga mereka tidak bisa apa-apa," kata Atmakusumah menceritakan kasus itu pada awak redaksi merdeka.com, Selasa (30/10).
Atma juga menduga Soeharto tak bisa apa-apa karena Ibnu Sutowo juga memegang sejumlah kunci pelanggaran Soeharto . Posisi mereka bedua saling mengunci.
"Mereka sama-sama pegang kartu truf masing-masing," beber Atmakusumah.
Dari Pertamina, hanya H Thahir yang kemudian disorot dalam kasus korupsi. Ini pun terungkap saat putranya berebut warisan dengan sang istri muda. Kasus pelik ini baru terselesaikan setelah 15 tahun.
Tapi Ibnu Sutowo tak pernah tersentuh hukum.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hubungan Sudjono dengan Soeharto sudah dimulai sejak mereka masih sama-sama bertugas militer.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaSoeharto murka ketika mobil-mobil yang akan diselundupkannya ke Jawa dicegah naik kapal.
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaPria berdarah Bone ini telah meniti karier dari politik sebagai menteri perindustrian hingga menjadi Panglima ABRI yang satu-satunya dari Sulawesi.
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaIni perjuangan sosok jenderal legendaris TNI. Siapa sangka bocah penyemir sepatu itu menjadi Panglima.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSamsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSepeninggal sang ayah, dia dan saudaranya hanya hidup dari uang pensiunan.
Baca SelengkapnyaSoeharto memilih menjadi serdadu kolonial adalah pilihan realistis untuk lepas dari kemelaratan.
Baca Selengkapnya