Ibnu Sutowo, tentara kaya raya irit bicara
Merdeka.com - Karier Ibnu Sutowo sebagai Direktur Pertamina tamat setelah Presiden Soeharto mencopotnya. Langkah ini diambil karena perusahaan minyak milik negara itu berhutang hingga USD 10,5 miliar pada tahun 1975. Bau tengik korupsi pun merebak.
Permainan kotor pensiunan jenderal bintang TNI AD itu pun terendus. Lewat setumpuk dokumen yang dimiliki, Harian Indonesia Raya mewartakan berita penyelewengan di Pertamina secara konsisten selama empat tahun. Rupanya ini cukup membuat Ibnu gerah.
Atmakusumah kini sudah berusia 75 tahun. Kala pada awal tahun 1970-an, dia menjabat sebagai Redaktur Pelaksana di koran tersebut. Menurutnya, Ibnu tak pernah bersedia diwawancara wartawan Indonesia Raya.
-
Bagaimana Soeharto menunjukkan kesederhanaannya? Pak Harto santai saja makan mie instan. Seperti masyarakat kebanyakan. Mie instan ini sering diidentikan dengan makanan anak kos di tanggal tua.
-
Kenapa Tommy Soeharto jarang terlihat? Potret Terbaru Tommy Soeharto Ternyata, Pria Bergamis Putih di Sampingnya adalah Tommy Soeharto, yang Jarang Tersorot Media dalam Waktu yang Lama.
-
Kenapa Soeharto tidak mau diistimewakan di jalan? “Kalau Mereka Dibiarkan Jalan Pelan-Pelan kan Tidak Mengganggu Rombongan.“ Wiranto terkejut mendengar kalimat itu diucapkan oleh seorang presiden yang punya previlege keamanan dan pengawalan khusus di Jalan Raya.
-
Apa kata bijak Soeharto tentang korupsi? “Di dunia ini tidak ada yang membenarkan korupsi. Tidak ada. Dalam pengertian yang sebenarnya, tidak akan ada yang membenarkan korupsi itu.”
-
Apa contoh kesederhanaan Jenderal Soekanto? Menjabat Kapolri 14 tahun tak membuat Pak Kanto memiliki cukup uang. Bahkan saat pensiun, dia dan istrinya, Hadidjah Lena Mokoginta, sempat tak punya rumah dan tinggal berpindah-pindah.
-
Kenapa Joko Sutopo jarang mengunjungi rumah masa kecilnya? Namun sejak jadi bupati pula, Mas Jekek jarang mengunjungi rumah kampung halamannya.
"Saat konferensi pers pun Ibnu tidak banyak bicara. Ibnu justru terkesan hati-hati," ujar Atmakusumah kepada awak redaksi merdeka.com, Selasa (30/10) malam.
Pada 30 Januari 1970, Indonesia Raya memberitakan simpanan Ibnu Sutowo mencapai Rp 90,48 miliar (kurs rupiah saat itu Rp 400/dolar), jumlah yang sangat fantastis. Harian yang akhirnya dibredel itu juga melaporkan kerugian negara akibat kerjasama Ibnu Sutowo dengan pihak Jepang mencapai USD 1.554.590,28.
Meski begitu, menurut Atmakusumah, kehidupan Ibnu dan keluarganya jauh dari hura-hura. Bahkan, Ibnu yang sangat dekat dengan keluarga Cendana tidak pernah tampil menunjukkan gelimangan hartanya di Tanah Air.
"Gaya hidupnya tidak mencolok. Bahkan tidak kelihatan seperti koruptor sekarang," kata Atmakusumah.
Setelah lengser Ibnu tak pernah terjerat hukum. Ali Said, Jaksa Agung kala itu menolak mentah-mentah dokumen penyimpangan di Pertamina yang ditawarkan oleh Pemimpin Redaksi Harian Indonesia Raya Mochtar Lubis. Sampai akhir hayat Ibnu pun tetap bisa hidup tenang.
"Dia tidak memiliki banyak musuh, karena dia (Ibnu) orangnya royal," tutur Atmakusumah yang menduga antara Ibnu dan Soeharto sama-sama memiliki kartu truf.
Begitu kuatnya Ibnu, Atmakusumah melihat karena Ibnu memiliki jaringan kuat di angkatan darat. Adalah Kepala Staf Angkatan Darat AH Nasution yang memberi perintah Ibnu Sutowo mengelola PT Tambang Minyak Sumatera Utara (PT Permina).
Baru pada tahun 1968, perusahaan ini bergabung dengan perusahaan minyak milik negara lain hingga menjadi PT Pertamina. Ibnu menyeret Pertamina menuju bisnis lain di luar bidang minyak. Mulai dari hotel, restoran, asuransi, biro perjalanan. Ternyata hasilnya anjlok.
"Ibnu Sutomo merupakan orang yang dipilih oleh Jenderal Nasution," tandasnya.
Ibnu Sutowo yang diserang media dan sejumlah tokoh intelektual, tak menanggapi. Dia bersikeras tak korupsi. "Jangan layani mereka. Kita buat headline dengan bukti kerja keras dan sukses dalam membangun," katanya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Baca SelengkapnyaMarsekal Suryadi Suryadarma Memimpin TNI AU Tahun 1946-1962. Tak Pernah Terpikir Untuk Korupsi Atau Memperkaya Diri Sendiri.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca SelengkapnyaSosok anggota polisi yang sedang melamun di balik kegagahannya hingga didatangi oleh komandan. Seperti apa reaksinya?
Baca SelengkapnyaDalam laporan LHKPN tersebut, Yuli tidak melaporkan aset berupa rumah atau tanah.
Baca SelengkapnyaBegini gaya Mayjen Kunto Arief ngopi santai pakai bekas botol air mineral.
Baca SelengkapnyaRumah tersebut terlihat begitu sederhana dan jauh dari kata mewah.
Baca SelengkapnyaYuli mendapat julukan sebagai "Wanita Pertama yang Jadi sebagai Bupati Purworejo Sepanjang Sejarah".
Baca SelengkapnyaGaya santai Jenderal (Purn) Wiranto saat jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaBambang Susantono tercatat tidak memiliki utang apapun.
Baca SelengkapnyaUmumnya, mereka sengaja berpenampilan seperti orang kaya agar produk atau jasa yang dipasarkannya bisa diterima masyarakat.
Baca SelengkapnyaMereka yang benar-benar kaya seringkali memilih gaya hidup yang lebih sederhana.
Baca Selengkapnya