Ibu bacok anak kandung berusia 12 tahun bertubi-tubi hingga tewas
Merdeka.com - Sadis, itulah kata yang pantas ditujukan kepada Lisma (53), warga Desa Tanjung Muning, Kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumsel. Dia nekat membacok anak kandungnya sendiri, Eman Wijaya (12) menggunakan parang hingga tewas.
Peristiwa itu terjadi di rumahnya, Sabtu (30/5) menjelang maghrib. Pelaku yang sehari-hari bekerja sebagai penyadap karet itu kalap lantaran anak bungsunya itu tak terima makan lauk sayur yang disediakannya di meja makan.
Spontan, pelaku mengambil parang dari dapur dan membacok korban bertubi-tubi. Bacokan itu mengenai beberapa bagian tubuh korban seperti di kepala belakang, leher, dan bahu. Korban tewas di tempat kejadian dengan bersimbah darah.
-
Apa penyebab anak tidak mau makan? Masalah anak saat makan sering menjadi perhatian bagi banyak orang tua. Anak-anak mungkin menolak makanan tertentu, makan terlalu sedikit, atau bahkan memilih makanan yang kurang bergizi.
-
Kenapa anak susah makan? 'picky eater' masih tergolong normal bila anak masih dapat memakan lebih dari 15 jenis makanan dan mau makan bersama keluarga.
-
Bagaimana cara ibu korban membunuh kedua anaknya? Luka-luka yang ditemukan menunjukkan kekerasan yang ekstrem. MB ditemukan dengan delapan luka bacok di tubuhnya, sementara BN mengalami enam luka bacok.
-
Kenapa anak balita susah makan? Hal ini disebabkan oleh ukuran perut mereka yang kecil serta kebutuhan makan yang lebih sedikit dibandingkan saat bayi. Selain itu, anak balita juga mudah teralihkan oleh berbagai aktivitas di sekelilingnya.
-
Apa penyebab anak malas makan? Perubahan nafsu makan juga bisa terjadi pada anak usia ini, terutama ketika mencoba makanan baru. Selain itu, masalah kesehatan seperti infeksi virus atau bakteri, sembelit, eosinophilic esophagitis, intoleransi makanan, dan gangguan organ seperti ginjal dan hati juga bisa mempengaruhi nafsu makan anak.
"Iya, pelakunya adalah ibu kandungnya sendiri. Korban yang tak lain adalah anaknya tewas di tempat," ungkap Kapolres Muara Enim AKBP Nuryanto, Senin (1/6).
Dijelaskannya, pelaku ditangkap beberapa jam kemudian setelah petugas mendapat laporan dari warga. Sebab, warga curiga dengan keributan yang terjadi di rumah pelaku dan mendatanginya. Warga terkejut melihat korban sudah tewas terkapar bersimbah darah.
"Warga sempat mendengar teriakan dari pelaku dan korban. Sayang, kedatangan warga telat karena korban sudah tewas," ujarnya.
Untuk pemeriksaan lebih lanjut, pelaku sudah diamankan di Mapolsek Gunung Megang. Pihaknya juga akan memanggil sejumlah saksi, termasuk suami pelaku, Ahmad Satiri (63) yang diduga berada di dalam rumah saat kejadian.
"Anggota kita sudah lakukan olah TKP dan mengamankan parang yang digunakan pelaku," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca Selengkapnya"Begitu di sana kita olah TKP, barbuk hanya pisau saja, pisau sempat dicuci, pisau dapur."
Baca SelengkapnyaSeorang anak berusia 5 tahun ditemukan tewas dengan bersimbah darah di sebuah rumah kawasan Bekasi,
Baca SelengkapnyaKapolsek menjelaskan, awalnya warga mengira korban hanya terluka di bagian kaki karena banyak darah mengalir.
Baca SelengkapnyaIstrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaSeorang balita berusia 3,5 tahun tewas usai diracun dan dianiaya oleh kekasih sang ibu.
Baca Selengkapnyapembunuhan terjadi di rumahnya, Kamis (11/1) pukul 21.30 WIB. Saat itu, korban, SR, sedang tidur sendirian di kamar belakang
Baca SelengkapnyaKini ibu bocah tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polres Metro Bekasi Kota.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaHasil autopsi menunjukkan bahwa kakak beradik MB (14) dan BN (7) mengalami luka yang mengerikan.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah ibunya curiga dengan perubahan perilaku korban yang cenderung murung dan tak mau bergaul.
Baca Selengkapnya