Ibu dan Anak di Simalungun Tewas Tersengat Listrik dari Kawat Jemuran
Merdeka.com - Seorang remaja perempuan, Sara Pardede (16) tewas tersengat listrik saat menjemur pakaian di belakang rumahnya di Huta Ganjang, Nagori Pardomuan Nauli, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Senin (12/7). Ibunya, Purnama Silalahi (44), yang berupaya menyelamatkan, turut menjadi korban meninggal dunia.
Seorang warga bernama Kaudiman Nainggolan (69) juga dirawat akibat kejadian itu. Dia tersengat saat berusaha melepaskan kedua korban dari kawat jemuran beraliran listrik.
Kapolsek Perdagangan AKP Josia membenarkan kejadian itu. Dia mengatakan, kedua korban meninggal dunia akibat tersengat arus listrik.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Siapa yang menjadi korban kebakaran? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan. Namun, saat itu Mufid belum menyadari bahwa pamannya terjebak di tengah api yang berkobar.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
Menurut keterangan petugas PLN Kerasaan, Zainal Lubis (38), sumber arus listrik berasal dari kabel yang terpotong ujungnya. Kabel itu menyentuh seng yang berhubungan langsung dengan kawat jemuran.
Bidan Desa setempat, Nurmita boru Sitinjak (52), menjelaskan, dari hasil visum luar, korban Sara mengalami luka bakar sengatan listrik di bagian tangan kanan. Sementara Purnama mengalami luka bakar sengatan listrik di bagian tangan kiri dan tangan kanan.
Pihak kepolisian mengamankan barang bukti kabel listrik berwarna putih dengan panjang sekitar 3 meter, dan dua utas kawat jemuran sepanjang 2 meter.
Kedua jenazah diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan. Sebelumnya mereka menolak dilakukan autopsi dan membuat surat pernyataan yang ditandatangani Sahat Pardede (53), suami Purnama.
Saksi mata, Brado Pardede (11), menuturkan kepada Antara, kakaknya Sara menjerit-jerit ketika menjemur pakaian di belakang rumah. Saat memegang tubuh kakaknya, dia merasakan ada sengatan listrik dan memberitahukan kepada ibunya. Perempuan itu berupaya menolong, namun turut tersetrum.
Brando pun menangis dan didengar Kaudiman Nainggolan. Pria ini mendekat dan melihat kedua korban sudah tergeletak di atas tanah. Dia lalu menarik tangan Purnama, sehingga terlepas dari kawat beraliran listrik.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Api muncul dari atap rumah lalu cepat membesar karena seluruh rumah terbuat dari kayu yang sudah lapuk.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu rumah tangga bernama Dewi (37) dan dua anaknya meninggal dunia saat rumah yang mereka tempati di Gampong Sungai Kuruk III, Seruway, Aceh Tamiang.
Baca SelengkapnyaSiswi berinisial AR (11), murid kelas empat SDN 10 Durian Jantung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) tewas akibat luka bakar.
Baca SelengkapnyaSebelum kejadian, korban masih makan sirih pinang. Korban dan ibu kandungnya Debora Kase (46) datang dari Kabupaten TTS untuk bakar lilin.
Baca SelengkapnyaKedua korban diketahui bermain di tiang bendera yang ada di halaman sekolah. Salah satu korban membuka baut penyangga sehingga tiang miring ke arah jalan.
Baca SelengkapnyaKetika kebakaran kedua balita malang tersebut sedang tertidur dengan kondisi rumah dikunci dari luar
Baca SelengkapnyaKecelakaan terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di Sadewo, Semarang, Kamis (29/2). Seorang balita tewas dan ibunya kritis dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaKorban sempat masih bernapas, kemudian dilarikan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaSebelum kejadian pada pagi hari, ibunya sempat mengajak anaknya ke pasar.
Baca SelengkapnyaSaat hujan, keempat santri tengah bermain handphone di dalam pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga, rumah tersebut terbakar akibat korsleting listrik. Hal itu dikuatkan keterangan dari beberapa saksi.
Baca SelengkapnyaTruk yang terlibat kecelakaan tersebut diketahui melanggar aturan operasional angkutan khusus tambang.
Baca Selengkapnya