Ibu dan bayi tewas saat akan bersalin, Gubernur Aceh didesak tegas
Merdeka.com - Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh mendesak Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, mencopot siapapun yang mesti bertanggung jawab, atas kejadian seorang ibu hamil hendak melahirkan tapi meninggal, lantaran diduga lambat ditangani di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA).
Koordinator GeRAK Aceh, Askhalani mengatakan, kejadian itu dianggap mencederai rasa keadilan rakyat Aceh dalam bidang kesehatan. Hal itu juga dinyatakan salah satu tindakan inkonstitusional dilakukan pemerintah. Akibat pelayanan kesehatan tidak baik telah membuat seseorang kehilangan nyawa.
Askhalani melanjutkan, pelayanan dan mekanisme sebagaimana diatur undang-undang menjadi prioritas bagi pihak rumah sakit. Kasus menimpa ibu Suryani Abdul Wahab dan bayinya yang meninggal diduga akibat terlambat melayani pasien, membuktikan pelayanan di RSIA tidak sesuai dengan standar operasional prosedur.
-
Kenapa penting perhatikan perlekatan bayi? Perlekatan yang baik membantu mencegah luka, nyeri, dan sakit pada puting susu.
-
Siapa saja yang diawasi PID? Semua aktivis pergerakan tak lepas dari pengawasan PID. Jangankan para tokoh top pergerakan seperti HOS Tjokroaminoto, Tjipto Mangunkusumo, Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sjahrir, PID juga mengawasi orang-orang biasa yang jauh dari aktivitas politik. HB Jassin yang saat itu masih berusia belasan tahun dan duduk di bangku sekolah sempat diciduk PID karena menulis kata ‘Indonesia’, dalam jawaban ujian ilmu bumi.
-
Siapa yang butuh perhatian? 'Jika anak Anda terlihat sangat membutuhkan perhatian atau menjadi sangat lengket, mereka mungkin merasa kurang diperhatikan dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada Anda.' Perilaku ini bisa mencakup interupsi saat Anda sedang berbicara dengan orang lain atau sibuk dengan kegiatan lain.
-
Dimana DPR ingin polisi pantau? 'Saya jadi khawatir momentum mudik kemarin dijadikan sebagai jalur transaksi oleh para pengedar. Dia bawa narkoba ntah dari luar negeri atau suatu daerah, masuk ke daerah lainnya. Untuk itu setiap Polda, Polres, hingga Polsek, wajib pantau wilayahnya masing-masing. Pastikan tidak ada lonjakan narkoba,' tambah Sahroni.
-
Apa yang dipantau DPR terkait Pilkada? 'Pilkada serentak ini pastinya tidak kalah ‘panas’ dari Pemilu kemarin. Dan salah satu ruang pertarungan ide itu adanya di ruang digital, media sosial. Nah peran Polri di sini yaitu memastikan agar tidak adanya hoaks yang dapat memecah belah masyarakat. Konten-konten ujaran kebencian dan fitnah juga harus dipantau. Jangan sampai ada pihak yang sengaja menggiring dan menyesatkan masyarakat. Saya yakin polisi bisa 100% menjaga kondusifitas keamanan sepanjang Pilkada,' ujar Sahroni dalam keterangan (11/9).
-
Bagaimana cara PKD mengawasi Pilkada? PKD memiliki tugas sebagai berikut: 1. Mengawasi pelaksanaan tahapan Penyelenggaraan Pemilu di wilayah kelurahan/desa, yang terdiri atas: Pelaksanaan pemutakhiran data pemilih, penetapan daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan daftar pemilih tetap Pelaksanaan kampanye Pendistribusian logistik Pemilu Pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di setiap TPS. Pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS Pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan di sekretariat PPS Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat hasil penghitungan suara dari TPS sampai ke PPK Pergerakan surat tabulasi penghitungan suara dari tingkat TPS dan PPK Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan Mencegah terjadinya praktik politik uang di wilayah kelurahan/desa Mengawasi netralitas semua pihak yang dilarang ikut serta dalam kegiatan kampanye sebagaimana diatur dalam Undang-Undang di wilayah kelurahan/desa. Mengawasi, memelihara, dan merawat arsip berdasar jadwal retensi arsip sesuai ketentuan peraturan perundangan Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah desa Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
"Ini harus menjadi bahan kajian dan evaluasi kepada pemerintah Aceh untuk tegas melakukan pengawasan, terhadap tata cara dan mekanisme pelayanan bagi publik di sektor kesehatan, dan bukan hanya sekedar menerima laporan dari pihak rumah sakit saja atau hanya laporan asal bapak senang," kata Askhalani, di Banda Aceh, Kamis (31/3).
Menurut Askhalani, kejadian ini buntut tidak berjalannya tata laksana di internal rumah sakit. Diduga, peristiwa itu berkaitan dengan aksi unjuk rasa dilakukan oleh pegawai, perawat, dokter, dan tenaga penunjang rumah sakit pada 22 Desember 2015.
Askhalani melanjutkan, aksi protes supaya membayar dana insentif dianggap salah satu faktor kinerja RSIA lebih banyak mementingkan upah atas layanan, daripada pelayanan publik.
Oleh karena itu, Askhalani mendesak Zaini Abdullah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja RSIA. "Kepentingan memberikan sanksi untuk dapat menjadi cemeti bahwa pelayanan untuk publik harus dilakukan sebaik mungkin, dan bukan hanya cuma-cuma yang kemudian berimbas pada kematian yang ini merupakan perilaku tercela dalam melayani kebutuhan publik," ujar Askhalani.
Askhalani juga meminta Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) membidangi kesehatan supaya aktif melakukan pengawasan, sebagaimana fungsi mereka. Jangan hanya turun tangan pada saat terjadi musibah.
"Tetapi alangkah lebih bijak dan baik, pihak DPRA sering-sering melakukan kunker dan pengawasan khusus pada sektor kesehatan. Sebab cukup banyak keluhan yang dirasakan publik dalam pelayanan di rumah sakit," ucap Askhalani.
Menyikapi hal itu, anggota Komisi IV DPRA bidang Kesehatan dan Pendidikan, Darwati A Gani, hanya menjanjikan membahas persoalan ini. Nantinya akan diajukan pembahasannya dalam rapat pleno DPRA.
"Ini segera akan kami sampaikan kepada pimpinan untuk dibahas. Karena ke depan tidak boleh ada lagi kejadian seperti ini," kata Darwati.
Darwati mengatakan, persoalan ini harus diusut tuntas. Sehingga ada titik terang apa yang terjadi terhadap seorang ibu bersalin dan anaknya hingga meninggal dunia.
"Saya sangat miris ini bisa terjadi di Aceh. Ke depan tidak boleh lagi terjadi pasien tidak terlayani dengan baik," ucap Darwati. (mdk/ary)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa miris tersebut viral di media sosial. Sang ibu yang sudah waktunya melahirkan malah ditolak ditangani oleh bidan desa
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki pelaku yang membuang bayi itu ke teras rumah warga.
Baca SelengkapnyaWakapolda Banten Brigjen Sabilul Alif sambangi RS Bhayangkara Polri Banten usai peristiwa bayi tertukar di Bogor terjadi belum lama ini.
Baca SelengkapnyaTeungku Nasruddin Jeunib menjadi imam salat jenazah Tu Sop.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh mendesak Presiden Jokowi segera turun tangan menangani pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi langsung memberikan pendampingan pada keluarga korban kasus dugaan kekerasan seksual dan pembunuhan anak berusia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaKadinkes memastikan bahwa tim ad hoc yang dibentuk bersifat independen dan terdiri dari tenaga profesi, asosiasi klinik, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPada saat ini persalinan di Indonesia masih mengancam dengan tingkat kematian yang tinggi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa miris tersebut viral di media sosial, ibu yang hendak melahirkan di Jember malah ditolak bidan desa
Baca SelengkapnyaBerikut potret Bupati anak eks Kapolri jenguk Ibu yang melahirkan 5 anak kembar.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menekankan pentingnya kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaMenurut Muhammad MTA, Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki secara khusus akan memberikan asistensi terhadap kasus ini.
Baca Selengkapnya