Ibu Dimas berharap putranya jadi korban terakhir di STIP
Merdeka.com - Rukita Harnayanti, ibu Dimas Dikita Handoko (19), taruna yang tewas akibat penganiayaan senior di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta, berharap kejadian yang menewaskan putranya tidak boleh terulang lagi. Kejadian itu harus menjadi yang terakhir di lembaga pendidikan itu.
"Saya berharap ini yang terakhir," kata Rukita kepada wartawan, Sabtu (26/4) malam.
Dia mengatakan, komunikasi terakhir dengan putranya berlangsung Jumat (25/4) malam sekitar jam 20.00 WIB. Dia menyatakan akan pesiar dan menemui Rukita yang membawakannya rendang dan sepatu.
-
Bagaimana Tengku Syaira Anataya berkomunikasi dengan keluarganya? Tapi, dia tetap sering berkomunikasi dengan keluarganya lewat video call atau chat.
-
Bagaimana anak terakhir bisa saling membantu? Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
-
Kapan pertemuan berlangsung? Pertama kali dalam sejarah, wanita tertinggi dan terpendek di dunia bertemu dalam sebuah acara minum teh untuk merayakan Hari Rekor Dunia atau Guinness World Records Day yang ke-20.
-
Kapan komunikasi terjadi? Sejarah komunikasi dimulai sejak manusia pertama kali berinteraksi satu sama lain.
-
Apa pentingnya komunikasi orang tua dengan anak? Melakukan komunikasi secara teratur dengan anak sangatlah krusial agar orang tua dapat memahami perkembangan mereka dengan lebih baik. Dengan rutin berbincang, anak akan merasa lebih nyaman dan tidak ragu untuk berbagi pengalaman atau perasaan yang mereka alami di luar rumah.
-
Bagaimana prajurit TNI itu bertemu dengan istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.'Kenalnya di media sosial. Cuma 1 kali (ketemu selama tiga tahun pacaran),' timpal dia menceritakan.
"Tapi dia bilang, bentar Mi, nanti jam 12. Ada perlu dengan senior ini," jelasnya.
Setelah itu, telepon ke Dimas tidak diangkat dan SMS tidak dibalas. "Belakangan saya dapat kabar dari polisi, kejadiannya seperti ini," jelas Rukita.
Seperti diberitakan Dimas tewas karena dianiaya seniornya di STIP Marunda Jakarta, Sabtu (25/4). Selain dia, 6 rekannya juga turut mengalami tindak kekerasan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Y. Pandi, ayah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, mendesak Kepolisian RI menghukum pelaku penembakan terhadap putranya dengan hukuman mati.
Baca SelengkapnyaKomunikasi terakhir itu dilakukan Kopda Probo melalui fasilitas panggilan vide.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan polisi diketahui pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi persoalan ekonomi dan sakit hati.
Baca SelengkapnyaTak seperti yang lainnya, pemuda berseragam pramuka ini menulis sebuah pesan singkat yang pedih.
Baca SelengkapnyaSebab, apa yang sudah dikomunikasikan itu saat ini masih belum terealisasi.
Baca SelengkapnyaViral curhatan seorang anak soal ayahnya yang gugur saat bertugas menjaga perdamaian di Lebanon.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyelidiki motif pelaku menikam adiknya hingga tewas.
Baca Selengkapnya