Ibu korban bus masuk jurang di Sukabumi berfirasat tak enak saat anaknya pamit
Merdeka.com - Tiga puluhan orang lebih menjadi korban pada insiden kecelakaan bus Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 19 Orang dipastikan meninggal dunia dan sisanya luka-luka.
Arma (34), ibu dari Tanti Alawiyah, satu dari belasan korban, tak kuasa menahan tangisnya saat menceritakan keadaan anak sulungnya.
"Berangkatnya habis subuh jam 05.30 WIB, katanya acara kantor," kata Arma, saat ditemui di rumahnya di Kampung Cimanggis, Mekarwangi, Kota Bogor. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (9/9).
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
-
Apa yang terjadi pada ibu Tamara? 'Alhamdullilah, Terima kasih Ya Allah, ibuku sudah sadar setelah 4 jam lebih pingsan karena penyumbatan pembuluh darah di Otak dan Terima kasih tak terhingga jg atas kekuatan Doa dari teman2 ????,' tulis Tamara Bleszynski.
-
Siapa yang menjadi korban kecelakaan bus? Dua korban yang duduk di bagian depan terkena benturan hebat hingga meninggal dunia.
-
Siapa yang mengalami kecelakaan? Chisa Anne stri dari vokalis band Repvblik Ruri Wantogia, membagikan kondisi terkini dari sang suami yang dikabarkan mengalami kecelakaan pada Jumat (6/9).
-
Siapa yang merasakan sedihnya ibu? Anak-anak memiliki tingkat sensitivitas emosional yang sangat tinggi, terutama terhadap perasaan ibu mereka. Mereka secara alami dapat mendeteksi perubahan emosi dan energi yang dirasakan oleh orang tua. Ketika kamu mengalami kesedihan atau kemarahan, anak-anak akan merasakan ketidaknyamanan tersebut dan berusaha untuk meringankan perasaanmu.
Menurut Arma, anak sulungnya Tanti berpamitan Sabtu (8/9) pagi untuk mengikuti acara kantornya ke Cikidang, Kabupaten Sukabumi untuk mengikuti kegiatan 'gathering'.
Saat putrinya berpamitan, Arma mendapatkan firasat. Hanya saja dia tidak kuasa melarang, karena anaknya cukup senang terpilih sebagai salah satu karyawan yang ikut rombongan jalan-jalan.
"Anak saya itu baru kerja lima bulan, bagian marketing. Dia lulus dari SMA Borces langsung keterima kerja," katanya.
Peristiwa kecelakaan diketahui oleh Arma pertama kali dari akun media sosial Facebook yang menampilkan informasi terjadinya kecelakaan bus di Sukabumi. Bus bernomor polisi B 7025 SAG terguling masuk jurang dalam perjalanan menuju Cikidang, Sukabumi.
"Saya liat di Facebook ada kecelakaan itu, saya ingat ini bus yang ditumpangi anak saya," katanya tersedu-sedu.
Tak lama kemudian, Arma mendapatkan kabar dari teman kerja anaknya yang menginformasikan tentang kecelakaan, termasuk Tanti yang jadi korban.
Berita yang dia dengar, anaknya mengalami patah tulang dan dirawat di RS Sekarwangi, Sukabumi.
"Untung anak saya bukan korban meninggal dunia, tapi bagaimana keadaan anak saya, saya belum tau pasti," katanya menangis.
Tanti Alawiyah (17) anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Arma seorang ibu rumah tangga dan Tatang (40) pekerja buruh serabutan.
Hingga kini, Arma belum mendapatkan keterangan resmi dari pihak perusahaan maupun pihak berwajib perihal kondisi anaknya.
Di rumah yang cukup sederhana, Arma dan Tatang menanti harap-harap cemas kabar anaknya. Sementara tetangga berdatangan memberikan dukungan moril.
Tatang yang kelihatan bingung, dan cemas tidak bisa berbuat banyak sambil menunggu pagi datang.
"Kami belum tau alamat pasti rumah sakitnya, kami tidak berani jalan malam ini. Rencana besok pagi-pagi berangkat ke Sukabumi," kata Tatang.
Tatang dan Arma berencana mengendarai sepeda motor menuju Sukabumi untuk melihat kondisi sang anak.
Kecelakaan bus masuk jurang sedalam 25 meter, membawa rombongan karya PT Catur Putra Raya Bogor sebanyak 31 orang.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum rombongan SMK Lingga Kencana, Depok mengalami kecelakaan ternyata salah satu murid sudah memiliki firasat tidak enak.
Baca SelengkapnyaSoniya mengatakan andai saja adiknya pulang di hari Minggu, pasti kecelakaan ini bisa dihindari.
Baca SelengkapnyaMomen pilu bocah jualan dari Palembang ke Lampung. Numpang naik bus lantaran dengar neneknya meninggal.
Baca SelengkapnyaDiana tidak menyangka kecelakaan di Ciater itu merenggut nyawa putranya.
Baca SelengkapnyaTruk yang terlibat kecelakaan tersebut diketahui melanggar aturan operasional angkutan khusus tambang.
Baca SelengkapnyaMobil yang dikendarai wanita ini ditabrak hingga ringsek. Wanita in sebut pihak bus tidak memiliki itikad baik.
Baca SelengkapnyaDedi Tri Sulistyo mengatakan, korban mengalami kecelakaan usai melakukan ziara kubur di Padalarang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaTotal korban meninggal dunia mencapai tujuh orang, 15 penumpang luka ringan dan 12 selamat.
Baca SelengkapnyaIbu korban menangis tiada henti saat mengantarkan empat peti jenazah anaknya ke TPU Perigi, Sawangan, Depok.
Baca SelengkapnyaDua bus yang selamat tiba di Depok sekitar pukul 04.59 WIB. Bus dikawal Satuan Lalulintas Polres Metro Depok.
Baca SelengkapnyaIbu dan anak itu meninggal dunia usai tertimpa truk atau angkutan khusus tambang yang melintasi desa tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam data yang diterima merdeka.com, korban beralamat di Asrama Yonzikon 13, RT 02/13, Desa Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya