ICW Nilai Pemerintah Jokowi Tak Serius Ungkap Dugaan Korupsi Soeharto
Merdeka.com - Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho mengatakan, penegak hukum belum mengusut tuntas kasus dugaan korupsi Soeharto melalui tujuh yayasan miliknya. Dia menyebut, hanya yayasan Supersemar yang kini baru diproses oleh Kejaksaan.
Adapun, enam lainnya adalah Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Dharma Bakti Sosial, Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti, Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan dan Yayasan Trikora.
"Kejaksaan kan sudah menyatakan dia akan melakukan gugatan perdata terhadap tujuh yayasan milik Soeharto. Yang dikenal dekat dengan Soeharto," katanya saat diskusi bertema 'Jangan Lupakan Korupsi Soeharto' di markas ICW, Jl Kalibata Timur IV, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (6/12).
-
Kasus korupsi apa yang sedang diusut Kejagung? Kejagung tengah mengusut kasus dugaan korupsi komoditas emas tahun 2010-2022. Kejaksaan Agung (Kejagung) melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait kasus rasuah impor emas, yakni perkara dugaan tindak pidana korupsi pada pengelolaan kegiatan usaha komoditi emas tahun 2010 sampai dengan 2022.
-
Kapan Soeharto mau diracuni? Saat Itulah, Soeharto Mengaku Sempat Mau Dibunuh Dengan Racun Tikus
-
Siapa yang menyerang Soeharto dengan hoaks? Presiden Kedua Indonesia, Soeharto dan keluarga pernah mendapat serangan berita hoaks terkait Tapos.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Siapa yang dituduh melakukan korupsi? 'Permintaan kebutuhan operasional Syahrul Yasin Limpo dan keluarganya yang juga didukung dengan petunjuk berupa barang bukti elektronik, chat WA antara terdakwa Syahrul Yasin Limpo dan Imam Mujahidin Fahmid, serta adanya barang bukti antara lain dokumen catatan staf Kementan RI dan bukti kwitansi serta transfer uang pembayaran kebutuhan menteri dan keluarganya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
"Tujuh yayasan itu, baru Supersemar yang diproses, sampai saat ini belum ada tuh langkah-langkah nyata dari teman-teman Kejaksaan mengusut atau menggugat enam yayasan milik Soeharto yang lain," sambungnya.
Dia menambahkan, ICW dan koalisi sipil antikorupsi selalu menagih dan mengingatkan pemerintah kapan mengusut tuntas kasus tersebut, khususnya Kejaksaan ketika melakukan eksekusi terhadap yayasan Supersemar.
"Ini kok kira-kira agak ragu-ragu, enggak serius. Bagi kami sebenarnya penting untuk mengingatkan teman-teman, dalam kasus Soeharto ini belum selesai. Gugatan perdata masih bisa dikejar oleh Kejaksaan. Kan dalam kasus Supersemar saja kerugian material saja sekitar Rp 4 triliun, belum enam yayasan lain," tuturnya.
ICW menilai, bahwa salah satu indikator sukses penanganan kasus korupsi adalah dengan mengadili kasus-kasus korupsi yang melibatkan masa lalu, termasuk kasus Soeharto. Emerson menyebut saat itu pemerintah sebelumnya pernah ditawarkan untuk membantu melacak aset-aset milik orang-orang yang dianggap bertanggung jawab, dan dianggap mencuri keuangan negara.
"Cuma sayang tawaran itu tidak ditindaklanjuti serius oleh pemerintah, waktu itu pemerintahan pak SBY. Dalam konteks penuntasan kasus yang melibatkan Soeharto, gugatan perdata belum selesai, eksekusi supersemar belum rampung, enam lagi belum digugat, belum dibawa ke pengadilan," ujarnya.
Maka dari itu, ICW meminta Presiden Jokowi memerintahkan Jaksa Agung untuk segera eksekusi aset-aset milik Soeharto. Dalam hal ini yayasan supersemar. Kemudian, memerintahkan Jaksa Agung mengusut enam yayasan lainnya milik Soeharto. Serta membuka ruang kerja PBB dan Bank Dunia untuk mengusut kemungkinan aset-aset milik Soeharto yang tercecer di luar negeri.
"Bagi kami di teman-teman ICW, koalisi masyarakat sipil, upaya penuntasan kasus Soeharto ini salah satu menjalankan amanat reformasi yang belum tuntas," pungkasnya.
Diskusi juga dihadiri Sejarawan Bonnie Triyana, Direktur Amnesty International Indonesia - Aktivis '98 Usman Hamid, Praktisi Hukum Abdul Fickar Hadjar, dan Peneliti ICW Laola Ester.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, 48 saksi yang diperiksa diantaranya pengajar dan pegawai di lingkungan kampus.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya Irjen Karyoto merespons desakan mundur buntut mandeknya kasus pemerasan Ketua KPK, Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaReinkarnasi dinasti itu berefek langsung atau tidak langsung terhadap penegakan hukum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKejagung mengakui, penyidik masih mempertimbangkan belum perlunya pemeriksaan lanjutan bagi Dito Ariotedjo.
Baca SelengkapnyaDia tiba sekitar pukul 13.25 Wib dan langsung masuk ke dalam lobi dan menuju bagian informasi lembaga antirasuah.
Baca SelengkapnyaMantan ketua Wadah Pegawai KPK, Yudi Purnomo Harahap mendesak KPK untuk segera menuntaskan kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPK Abraham Samad mendesak agar sejumlah kasus yang berhubungan dengan keluarga mantan Jokowi agar dapat segera diusut.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masalah Wamenkumham Eddy ditanyakan ke KPK.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah sejumlah tempat di Jabodetabek untuk mengusut kasus korupsi Banpres.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR RI dari Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menyoroti penanganan perkara tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hingga saat ini masih marak kasus korupsi ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaLembaga antirasuah menyelidiki dugaan korupsi saat Adhy menjadi pejabat Kemensos.
Baca Selengkapnya