Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ICW Soroti Rangkap Jabatan Komisaris BUMN dalam 2 Tahun Jokowi-Ma'aruf

ICW Soroti Rangkap Jabatan Komisaris BUMN dalam 2 Tahun Jokowi-Ma'aruf Menteri Rini Resmikan Gedung Kementerian BUMN. ©2019 Liputan6.com

Merdeka.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti terkait rangkapan jabatan terhadap seorang pejabat publik. Hal ini disampaikan dalam Konferensi Pers '2 Tahun Jokowi-Ma'aruf Amin : Janji Palsu Pemberantasan Korupsi' secara daring.

"Terkait dengan rangkap jabatan, kita tentu masih ingat. Karena ini baru-baru juga terjadi, bagaimana seorang pejabat publik atau pegawai publik kemudian merangkap jabatan sebagai Komisaris BUMN," kata Peneliti ICW Lalola Easter, Selasa (19/10).

Dalam konteks tersebut, papar Lalola, ketika ada kritikisme muncul dari publik. Pemerintah dinilai bukannya mengambil langkah untuk mencegah keberlanjutan kejadian itu.

Orang lain juga bertanya?

"Tapi malah memberikan justifikasi bahwa enggak apa-apa lho melakukan rangkap jabatan sebagai pejabat publik, syaratnya saja yang kemudian 'diakali' ya bahwa seolah-olah jadi tidak ada larangan," paparnya.

Menurutnya, rangkap jabatan tersebut telah melampaui rangkap pendapatan. Selain itu, dengan adanya rangkapan jabatan tersebut disebutnya adanya suatu konflik kepentingan.

"Padahal soal rangkap jabatan itu melampaui soal rangkap pendapatan, itu lebih dari itu gitu. Karena secara konsep, rangkap jabatan itu tidak memungkinkan individu yang berada dalam jabatan publik tertentu itu perfomance dengan maksimal gitu," sebutnya.

"Dan bukan tidak mungkin karena dia menduduki dua jabatan di dua lembaga yang berbeda, keduanya adalah lembaga publik, itu bukan tidak mungkin kemudian ada konflik kepentingan gitu, muncul di situ," sambungnya.

Lalola menyebut, hal itu yang harusnya kalau kembali kepada agenda pencegahan korupsi yang selama ini selalu ditekankan oleh Presiden Jokowi, itu tidak terwujud.

"Sesimpel untuk mencegah rangkap jabatan itu terjadi saja itu tidak ada upaya ke arah sana, malah diberikan justifikasi. Mungkin perlu diingat kembali bagaimana dalam rentang waktu yang pendek ada perubahan kebijakan yang terjadi untuk perubahan statuta organisasi dalam hal ini universitasnya, kemudian diperkuat lagi dengan peraturan Menteri BUMN," sebutnya.

"Dan tak ada satu pun yang kemudian dikoreksi, bahkan untuk yang perubahan statuta itu juga levelnya diatas peraturan menteri. Jadi itu menunjukkan bahwa ada pembiaran di situ, ada keikutsertaan secara tidak langsung gitu dari presiden dalam melakukan pembiaran praktik seperti itu," sambungnya.

Dengan adanya hal seperti itu, jika berbicara soal politik hukum antikorupsi yang dimiliki Jokowi dan Ma'aruf Amin. Menurutnya hal itu masih jauh dari memuaskan.

"Tentu masih ada banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh presiden untuk membenahi kondisi, melakukan reformasi birokrasi lembaga penegak hukum yang tentu itu harus dipimpin langsung oleh presiden, tidak bisa tidak. Tidak bisa didelegasikan ke anggota kabinet selevel menteri. Karena kalau seperti itu terus, kita akan justru bertanya-tanya, lalu presiden itu komitmennya mau ditumpahkan lewat apa gitu," ungkapnya.

"Kalau misalnya hal yang sifatnya sangat substansial seperti pemberantasan korupsi itu dia tidak mau pasang badan, tidak mau memimpin langsung dan mungkin juga pada titik tertentu kita perlu bertanya. Apakah memang presiden mampu dimintakan pertanggungjawabkan untuk program-program yang sebenarnya dia restui gitu, karena mengingat kita juga sering ada dimana masa-masa presiden sendiri apa dokumen yang mau dia tandatangani gitu. Jadi jangan sampai kemudian kepercayaan publik makin menurun dengan kondisi seperti ini," tutupnya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahfud Sindir Kelakuan Anggota DPR ke Menteri: Ditekan, Bicara Keras, Ujungnya Pesan Proyek
Mahfud Sindir Kelakuan Anggota DPR ke Menteri: Ditekan, Bicara Keras, Ujungnya Pesan Proyek

Akibat konflik of interest yang kian marak, berimbas pada indeks persepsi korupsi di Indonesia yang terus memburuk.

Baca Selengkapnya
Prabowo Tak Ingin Pejabat Pegang Kontrak Besar Dipelakukan sama dengan Pejabat Biasa
Prabowo Tak Ingin Pejabat Pegang Kontrak Besar Dipelakukan sama dengan Pejabat Biasa

Prabowo mengaku sudah mengajukan sejak 2-3 tahun lalu untuk jabatannya dinaikkan. Mungkin tidak dari gaji, tapi dari kehormatan.

Baca Selengkapnya
Bambang Susantono dan Wakilnya Mundur, Komisi II DPR Bakal Panggil Pemerintah dan Pengelola IKN
Bambang Susantono dan Wakilnya Mundur, Komisi II DPR Bakal Panggil Pemerintah dan Pengelola IKN

Selain itu, DPR akan mempertanyakan pemberian konsesi izin pertambangan kepada ormas.

Baca Selengkapnya
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar
Sekjen PDIP Kritik Jokowi: Utang Swasta dan BUMN Hampir USD200 Miliar

Menurut Hasto, jika kedua utang itu digabung, Indonesia ke depan berpotensi menghadapi masalah serius.

Baca Selengkapnya
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat
JK: Siapa pun Pemerintah Selanjutnya Hadapi Tantangan Berat

Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK memperkirakan, siapa pun yang menggantikan Jokowi akan menghadapi tantangan berat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Harta Kekayaan Menteri Jokowi Jelang Purnatugas, Siapa Paling Tajir?
VIDEO: Harta Kekayaan Menteri Jokowi Jelang Purnatugas, Siapa Paling Tajir?

Sebagai pejabat negara, para menteri harus melaporkan harta kekayaannya kepada KPK

Baca Selengkapnya
Analisis CSIS Dampak Komposisi Kabinet Prabowo Didominasi Elite Parpol
Analisis CSIS Dampak Komposisi Kabinet Prabowo Didominasi Elite Parpol

Mayoritas para pembantu Prabowo itu berasal dari partai koalisi yang mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP
VIDEO: Jokowi Blak-blakan Potongan Gaji Pekerja, Polisi Intai Jaksa Sampai Serangan PDIP

Isu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri

Baca Selengkapnya
Di Depan PM Malaysia, Jokowi Pamer Keberhasilan BUMN era Erick Thohir
Di Depan PM Malaysia, Jokowi Pamer Keberhasilan BUMN era Erick Thohir

PM Malaysia, Anwar Ibrahim menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN.

Baca Selengkapnya
Ketua KPK Wanti-Wanti Pejabat Negara soal Konflik Kepentingan: Itu Wujud Nyata Korupsi!
Ketua KPK Wanti-Wanti Pejabat Negara soal Konflik Kepentingan: Itu Wujud Nyata Korupsi!

"Conflict of interest (benturan kepentingan) bukan lagi sekedar embrio korupsi melainkan wujud nyata perilaku korupsi itu sendiri," kata Nawawi.

Baca Selengkapnya
KPK: Konflik Kepentingan Itu Embrio Tindak Pidana Korupsi
KPK: Konflik Kepentingan Itu Embrio Tindak Pidana Korupsi

Jika dibiarkan, hal ini bisa menurunkan kualitas pelayanan publik dan merusak kepercayaan masyarakat.

Baca Selengkapnya