Identifikasi Sidik Jari Korban Erupsi Gunung Semeru Sulit, Tim DVI Pakai Tes DNA
Merdeka.com - Menguak identitas jenazah yang sudah tidak dikenali secara visual bukanlah hal yang mudah. Apalagi, rata-rata korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru, Lumajang, sudah tidak lagi memiliki sidik jari yang sempurna.
Kesulitan inilah yang diungkapkan oleh Kabid Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri Kombes Pol Ahmad Fauzi. Ia menyatakan, hasil penentuan identitas korban sangat tergantung pada kualitas data baik itu dari postmortem maupun antemortem. Sedangkan data tersebut, diakuinya masih terbatas.
"Hasil dari penentuan identitas sangat tergantung dari kualitas data yang kita dapat baik dari postmortem maupun antemortem kita memiliki keterbatasan dari kedua data tersebut," jelasnya.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Dimana lokasi erupsi Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Bagaimana erupsi Gunung Semeru terlihat? Menurutnya, kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya, dan saat laporan tersebut dibuat, erupsi masih berlangsung.
-
Apa yang terjadi pada Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
Ia mengakui, banyak dari jenazah yang sidik jarinya sudah rusak. Sehingga, hal itu diakuinya menyulitkan data postmortemnya.
"Kita memiliki keterbatasan dari data postmortem. Banyak jenazah yang sidik jarinya sudah rusak, kita masih berharap ada jenazah lain yang bisa diidentifikasi sidik jarinya," tambahnya.
Meski demikian, ia mengakui jika ada metode lain yang dapat digunakan untuk proses identifikasi. Metode itu adalah melakukan identifikasi melalui DNA (Deoxyribonucleic Acid) atau informasi genetik. Hal inilah, yang saat ini tengah dilakukan pihaknya.
"Kita bisa lakukan proses DNA tapi butuh waktu dan sedang dikerjakan dan kita nunggu proses," tandasnya.
Metode lain adalah menggunakan proses identifikasi melalui gigi jenazah. Namun, metode ini terbentur dengan data yang dipercayai untuk diperbandingkan. Apalagi, jika data yang didapat tidak diperoleh dari dokter gigi melainkan hanya dari keterangan keluarga.
"Kondisi gigi sangat baik pada jenazah tapi kita memiliki keterbatasan sangat sedikit tidak ada data gigi yg bisa kita percayai untuk dibandingkan. Data gigi yang kita dapat bukan dari dokter gigi tapi dari keterangan keluarga," tegasnya.
Meski demikian, proses identifikasi akan terus dilakukan pihaknya. Namun, ia mengaku tidak akan melakukannya dengan buru-buru lantaran proses semacam ini dibutuhkan ketelitian.
"Kita dituntut untuk melakukan ketelitian. Untuk itu kita tidak akan terburu-buru. Untuk itu mohon keluarga bersabar," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaKerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaProses identifikasi satu jenazah membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengaku kesulitan mengautopsi kedua jenazah.
Baca SelengkapnyaKeluarga dari korban yang meninggal di Kali Bekasi, Jawa Barat, diminta membawa alat pribadi
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaJasad tersebut merupakan salah satu wisatawan yang masih hilang tergulung ombak
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKesulitan melacak jejak digital satu keluarga itu setelah polisi melihat kondisi handphone sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaSaat ini, 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi berhasil ditemukan, 22 di antaranya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaRS Polri menerima 12 kantong jenazah korban kebakaran pabrik PT Jati Perkasa Nusantara, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Baca Selengkapnya