IDI Usul 30 Persen Mahasiswa Kedokteran Dapat Beasiswa
Merdeka.com - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengusulkan minimal 30 persen dari mahasiswa kedokteran di Indonesia mendapatkan beasiswa pemerintah. Pemberian beasiswa ini bisa menambah jumlah dokter di Tanah Air.
"Harusnya beasiswa itu kalau pemerintah punya uang paling enggak 30 persen mahasiswa kedokteran itu mendapat beasiswa. Kalau perlu 50 persen," kata sumber internal PB IDI kepada merdeka.com, Senin (6/6).
Menurut sumber ini, setelah para mahasiswa menyelesaikan pendidikannya, mereka bisa ditempatkan di lokasi yang kekurangan tenaga dokter.
-
Siapa yang akan diberi beasiswa belajar kedokteran? Kita akan akan mengirim 10 ribu anak-anak pintar lulusan SMA kita akan beri beasiswa ke luar negeri untuk belajar kedokteran, dan 10 ribu lagi untuk belajar science teknologi, enginering dan matematika, biologi serta fisika,'
-
Bagaimana cara Jokowi ingin mengatasi kekurangan dokter spesialis? '2 mesin ini harus dijalankan bersama-sama agar segera menghasilkan dokter spesialis yamg sebanyak-banyaknya dengan standar internasional,' tutur Jokowi.
-
Kenapa Jokowi ingin segera melengkapi dokter spesialis di rumah sakit daerah? 'Tadi Pak Menkes sudah menyampaikan bahwa dokter umum masih kurang 124.000, dokter spesialis masih kurang 29.000. Jumlah yang tidak sedikit. Ini yang harus segera diisi,' kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Senin (6/5).
-
Siapa yang beri beasiswa? Wali Kota Medan, Bobby Nasution memberikan beasiswa untuk 4 Paskibraka.
-
Siapa yang Jokowi minta untuk segera mengisi kekosongan dokter? Jokowi meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengisi kekosongan dokter umum dan dokter spesialis di rumah sakit daerah.
-
Kenapa jumlah dokter di Indonesia masih rendah? Mengutip pernyataan Wakil Menteri Kesehatan, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD, PhD, KEMD saat memberikan materi di acara yang sama, saat ini rasio jumlah dokter Indonesia masih tergolong sangat kecil, yaitu 0,47 dokter per 1.000 penduduk. 'Angka ini jauh di bawah standar WHO yang minimalnya 1 dokter per 1.000 penduduk,' ujar Dante.
Sumber yang merupakan dokter senior ini mengapresiasi langkah pemerintah yang memberikan ribuan beasiswa dokter spesialis. Namun, jumlah beasiswa itu dinilai belum bisa menutupi kebutuhan dokter.
"Oh, kalau itu saya apresiasi tapi kan kebutuhan dokter Indonesia sangat banyak," ucapnya.
Dia menyatakan IDI sangat mendukung komitmen Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mereview biaya pendidikan kedokteran. Menurutnya, upaya review memang harus dilakukan agar Kemenkes tidak kesulitan mendistribusikan dokter ke pelbagai daerah.
"Semakin mahal pendidikan maka Menkes semakin kesulitan untuk mendistribusikan dokter," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah menyediakan sekitar 1.300 hingga 1.600 beasiswa untuk dokter spesialis tahun ini. Program ini merupakan realisasi dari transformasi sumber daya kesehatan.
Budi mengatakan penyediaan ribuan beasiswa untuk dokter spesialis ini bekerja sama dengan Kementerian Keuangan melalui program Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
"Jadi saya terima kasih sekali dengan Ibu Menkeu sudah bantu lewat LPDP," kata Budi saat konferensi pers, Kamis (2/6).
Mantan Wamen BUMN ini menyebut, Kementerian Kesehatan sudah menyediakan 600 beasiswa untuk dokter spesialis, dokter subspesialis, dan dokter gigi spesialis. Sementara Kementerian Keuangan sudah menyiapkan sekitar 700 dan kemungkinan dinaikkan menjadi 1.000 beasiswa.
"Rencana kami untuk tahun depan mempercepat dan memperbanyak lagi. Sehingga para dokter yang ingin mengambil spesialis itu akan diberikan beasiswanya oleh kami," imbuhnya.
Budi mengatakan pemberian beasiswa kepada calon dokter spesialis akan diikuti dengan ketentuan penempatan. Misalnya, ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang belum memiliki atau kekurangan dokter spesialis.
Selain itu, program beasiswa ini nantinya diprioritaskan pada calon dokter yang ingin mengambil spesialis jantung, kanker, stroke, dan ginjal.
Menurut Budi, program beasiswa dokter spesialis bisa diikuti oleh dokter berstatus ASN maupun non ASN. Ada empat syarat yang harus dilakukan para dokter untuk mendapatkan program beasiswa spesialis.
Pertama, harus diajukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi. Kedua, bisa diajukan oleh unit utama Kemenkes. Misalnya, rumah sakit vertikal Kemenkes, kantor karantina, balai kesehatan.
Ketiga, bisa diajukan oleh Kemenhan, TNI dan Polri. Terakhir, dapat diajukan oleh dokter yang mengikuti program Kementerian Kesehatan bernama Nusantara Sehat.
"Nusantara sehat ini di mana teman-teman dokter yang baru lulus ini kita tempatkan ke daerah-daerah 3T. Itu mereka kita berikan insentif untuk mengikuti program beasiswa ini," jelasnya.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia masih kekurangan 120 ribu dokter umum sesuai rasio ideal yang diharapkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Baca SelengkapnyaMenkes menyebut idealnya per 1.000 penduduk di Indonesia ada satu dokter yang menangani
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan memberikan bantuan pendidikan alias beasiswa kepada para dokter yang hendak melanjutkan program pendidikan spesialis.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Sri Mulyani mengakui bahwa jumlah penerima LPDP baru mencapai 0,01 persen dari total populasi penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaIDI menegaskan, permasalahan utama di Indonesia yakni distribusi dokter yang tidak merata, bukan produksinya.
Baca Selengkapnya6.333 Puskesmas yang belum memiliki jumlah tenaga kesehatan yang sesuai standar.
Baca SelengkapnyaPemkab) Kutai Kartanegara terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan akses pendidikan.
Baca SelengkapnyaKematian korban berinisial AR yang ditemukan pada Senin (12/8) lalu diduga berkaitan dengan perundungan di tempatnya menempuh pendidikan.
Baca SelengkapnyaRencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan dokter asing menuai polemik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak karena berbagai alasan.
Baca SelengkapnyaBudi mengingatkan, saat ini ada 12.000 bayi yang mengalami kelainan jantung bawaan dan mendapatkan tindakan cepat lewat operasi.
Baca SelengkapnyaDana abadi yang dikelola oleh LPDP telah menembus Rp133 triliun di tahun Ini.
Baca SelengkapnyaTarget capaian Beasiswa Kaltim yang awalnya dicanangkan sebanyak 6.500 penerima per tahun.
Baca Selengkapnya