Ih, celanamu Jojon...
Merdeka.com - Sebagai pelawak kawakan, Djuhri Masdjan alias Jojon, banyak meninggalkan kenangan pada publik Indonesia. Bukan hanya lawakan verbal dan gesturnya yang bisa bikin orang terpingkal, tetapi juga penampilan dan gaya berpakaiannya.
Bagi mereka yang hidup di era 80-90an, atau bahkan sampai sekarang, mungkin tak asing dengan istilah 'Celana Jojon'. Istilah itu dipakai untuk menggambarkan cara si pelawak tambun itu mengenakan celana hingga di atas pusar. Belum lagi, ikat pinggang plus suspender yang dia pakai, makin menegaskan ada yang tak biasa pada caranya bercelana.
Saking tenarnya, istilah 'celana Jojon' kala itu sangat populer untuk menggambarkan mereka yang mengenakan celana di atas pusar. "Ih, celanamu Jojon," kira-kira begitu celetukan yang selanjutnya dilanjutkan tawa.
-
Siapa yang memakai Topeng Jathilan? Topeng ini sering digunakan dalam pertunjukan yang melibatkan tarian kuda.
-
Siapa yang biasanya menggunakan atap joglo? Joglo sering kali digunakan oleh kalangan bangsawan dan keluarga kerajaan.
-
Dimana Baju Pesa'an digunakan? Selain di Bangil, nama Pesa’an atau Sakera juga banyak dikenal di Madura dan Pasuruan.
-
Kenapa masyarakat Bonokeling memakai pakaian Jawa saat perlon besar? Mereka mempertahankan adat Jawa secara turun-temurun. Pakaian yang mereka gunakan adalah pakaian serba Jawa.
-
Mengapa celana Turfan Man penting? Penemuan ini tidak hanya mengungkapkan awal dari evolusi mode, tetapi juga mengangkat pertanyaan yang mendalam tentang bagaimana mode telah berkembang selama ribuan tahun.
-
Siapa yang mempopulerkan Topeng Jantuk? Sebelumnya, kesenian Topeng Jantuk ini dipopulerkan oleh seniman Betawi lawas, Bokir dan Jiung.
Selain celana, Jojon juga dikenal dengan kumis kecil sedikit di tengah bak Charlie Chaplin. Kumis imut menambah lengkap kelucuan pria kelahiran 5 Juni 1947 ini. Gaya ini yang juga ditiru pelawak era sekarang, seperti Gogon.
Jojon tampil ke publik Indonesia dengan grup lawak Jayakarta dan ngetop di era 1970-an dan 1980-an. Mereka tetap bertahan meski saat itu lahir generasi baru kelompok lawak, macam Warung Kopi DKI dan Bagito.
Namun, lambat laun perahu Grup Jayakarta mulai goyah. Satu per satu anggotanya hengkang. Hasanuddin atau tenar disapa U'u, Suprapto alias Esther, Chaplin, dan Jojon memilih bersolo karier. Tinggal Cahyono yang kini menjadi pemuka agama bertahan sebagai anggota kelompok itu. Empat nama di atas, selain Cahyono, sudah mangkat.
Jojon meninggal dunia sekitar pukul 06.04 WIB tadi setalah tiga hari dirawat karena asma di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur. Jenazah Jojon akan disemayamkan di kediamannya di Sentul, Bogor, sebelum dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pakaian adat ini menjadi identitas utama bagi masyarakat Riau dan Kepri serta memiliki keunikan dan mengandung nilai-nilai kebudayaan tinggi.
Baca SelengkapnyaBukti arkeologis terkait pemakaian celana ini ditemukan di China.
Baca SelengkapnyaHampir dipakai orang Indonesia setiap hari, kata 'sandal' justru berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'sandalion'
Baca SelengkapnyaAsal usul dan sejarah baju kurung cekak musang, baju kurung asal Melayu yang cocok dipakai di berbagai acara penting dan macam-macam modelnya.
Baca SelengkapnyaKain Celugam telah menjadi bagian dari budaya Lampung Barat yang sudah terdaftar dalam sertifikat hak paten agar keberadaannya terus lestari.
Baca SelengkapnyaBaju Pesa’an ini merupakan pakaian adat Madura untuk laki-laki.
Baca SelengkapnyaSalah satu bagian dari jenis pakaian adat tradisional dari Bengkulu ini berupa kain tenun yang berfungsi sebagai penutup pada tubuh bagian atas wanita dewasa.
Baca SelengkapnyaBaju kurung tanggung ini masih kental dengan nuansa Melayu. Pasalnya populasi masyarakat Melayu di Jambi memang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaKesimpulan ini dicapai berdasarkan hasil analisis baru terkait jarum jahit bermata paling awal di dunia.
Baca Selengkapnya