Ikut 'challenge' di youtube alasan puluhan pelajar di Pekanbaru sayat tangan

Merdeka.com - Puluhan pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Pekanbaru menyayat tangan sendiri. Meski awalnya para pelajar mengaku telah meminum sebuah minuman kemasan, namun setelah diuji labor BBPOM, hasilnya negatif danm tidak mengandung zat berbahaya.
Kepala BNNK Pekanbaru AKBP Sukito mengatakan, pihaknya sudah menerima hasil uji dari BPPOM Pekanbaru. Awalnya Sukito menyebutkan dari hasil tes mereka terhadap anak-anak itu, mereka positif menggunakan sebuah zat benzo sehingga merasa kebal saat tangan disayat.
"Dari hasil dari BPOM, minuman itu negatif (tidak mengandung zat benzo). Jadi izin edar masih ada. Mungkin anak itu mengkonsumsi berlebihan atau bagaimana," ujar Sukito, Selasa (2/10).
Petugas kembali menanyakan kepada para pelajar apa penyebab mereka menyayat tangan sendiri. Ternyata perbuatan itu dilakukan karena mereka mengikuti challenge atau tantangan yang ada di media sosial youtube.
"Anak-anak juga mengaku nonton 'challenge' itu di youtubue. Melihat (sayat tangan) di youtube kata mereka," kata Sukito.
Saat ditanya hasil assesment BNNK Pekanbaru terhadap pelajar awalnya mereka mengkonsumsi zat Benzo, Sukito menduga para pelajar meminum minuman lain. Sukito juga masih mempelajari keterangan para pelajar yang mengaku minum minuman kemasan itu.
"Ya mungkin mereka meminumnya dalam jumlah banyak ya. Gak ada pengawasan. Kalau minum empat gelas, bisa mengandung (zat benzo). Karena dari himbauan kemasan, minuman itu tidak untuk anak-anak," kata Sukito.
Sebelumnya diberitakan, puluhan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pekanbaru menyanyat tangan sendiri namun mereka tidak merasa sakit. Mereka mengaku telah mengkosumsi minuman yang mengandung zat benzo sehingga terbius.
Minuman dalam kemasan gelas plastik berwarna orange itu dijual bebas di kantin sekolah, bila menenggaknya yang mengkonsumsi akan terbius dan ketagihan.
Kepala BNN Kota Pekanbaru, Kombes Sukito, mengatakan kasus ini terungkap ketika pihaknya menjadi pembina upacara di salah satu SMP sepekan lalu.
"Saat kita jadi pembina upacara, kepala sekolahnya menyampaikan kecurigaan terhadap muridnya, banyak yang menyayat tangannya. Itu ada bekas luka garis, disayat pakai kaca," kata Sukito.
Menurut Sukito, Kepala Sekolah tersebut awalnya mengira muridnya tersebut mengkonsumsi narkoba. Setelah pihak sekolah melaporkan kejadian itu, BNN kemudian melakukan assessment terhadap para siswa itu. Sebab pihak sekolah mengaku bingung dengan aksi para pelajar.
"Saat kita lakukan assessment mereka diinterogasi. Lalu mereka mengaku tidak menggunakan narkoba. Mereka mengaku mengkonsumsi sebuah minuman bermerek inisial T," ucap Sukito.
Setelah ditelusuri, diketahui sebagian besar pelajar di sekolah tersebut mengkonsumsi minuman dengan kemasan warna oranye yang harganya hanya Rp 1.000.
"Kami tanya, berapa kali minum itu. Ada yang bilang tiga sampai empat kali. Kalau gak minum ada rasa kurang, ketagihan. Itu peengakuan murid itu," kata Sukito.
Dari pengakuan pelajar-pelajar tersebut, akhirnya BNN melakukan tes urine terhadap 56 orang pelajar. Setelah dilakukan pengecekan dengan alat, ternyata mereka yang mengkonsumsi lebih dari dua.
"Ada indikasi positif benzo (zat anastesi atau bius) tidak terasa sakit. Makanya disayat tangannya tidak terasa sakit," terang Sukito.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya