Imam Besar Istiqlal: Kearifan Lokal Itu Penangkal Radikalisme
Merdeka.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan, pihaknya telah melakukan survei pada 2018 lalu terkait potensi kerawanan suatu daerah atas gerakan radikal. Dia menemukan pada dasarnya kearifan lokal wilayah tersebut menjadi kunci penangkal radikalisme.
"Survei 2018 kemarin itu menemukan bawah kearifan lokal menjadi kekuatan perekat sekaligus kontrol moral menangkal radikalisme. Di antara faktornya adalah itu yang sangat penting. Jadi kalau kembali ke kearifan lokal akan lebih menimbulkan penyelesaian lebih bagus," tutur Nasaruddin di Kantor Nasaruddin Umar Office (NUO), Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (26/1).
Hanya saja, menurutnya, pengetahuan masyarakat soal kearifan lokalnya sendiri terbilang menurun. Khususnya bagi generasi di bawah usia 28 tahun atau masuk kategori milenial.
-
Kenapa Masjid Raya Imanuddin jadi tempat strategi pejuang? Di masa penjajahan Belanda dan Jepang, masjid ini dijadikan sebagai tempat untuk merumuskan strategi. (Foto: Kesultanan Gunung Tabur/Wikipedia) Para ulama serta guru mengaji pun menjadikan masjid tersebut sebagai tempat mengobarkan semangat perlawanan.
-
Bagaimana Masjid Al-Akbar menjaga kerukunan antar umat beragama? Kerja sama dengan pihak gereja antara lain dalam hal parkir. Kalau Idulfitri, parkir di Masjid Al-Akbar tidak cukup, sehingga perlu lokasi parkir cadangan dengan meminjam halaman gereja. Sebaliknya kalau gereja punya acara besar juga bisa pinjam parkir di Masjid Al-Akbar.
-
Apa yang istimewa dari Masjid Nurul Islam Tua? Masjid tertua di Sumatra Barat ini menjadi peninggalan dari penyebaran dan peradaban agama Islam.
-
Apa masalah yang ditemukan Muhaimin Iskandar di tenda jemaah Indonesia? Dalam sidak ini Muhaimin mendengarkan sejumlah keluh kesah dan menemukan beberapa catatan seperti tenda yang tidak ideal. Dia mencontohkan di mana jumlah jemaah lebih banyak dari kapasitas tenda. Hal ini menjadi bahan evaluasi yang harus dilakukan agar tidak berulang. Muhaimin juga menyoroti fasilitas toilet yang minim sehingga jemaah harus antre sampai dua jam serta kebersihan yang tidak terjaga.
-
Siapa saja tokoh penting penyebar Islam di Nusantara? Penyebaran Islam di wilayah ini dilakukan melalui berbagai strategi, seperti jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, pendidikan, serta islamisasi budaya. Tokoh yang merupakan sentra penyebaran Islam di Nusantara ialah para ulama dan raja/sultan.
-
Mengapa Masjid Nurul Islam Tua dilestarikan? Saat ini, bangunan tersebut diawasi oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala agar masjid ini tetap berdiri kokoh dan terjaga kelestariannya.
"Anak-anak milenial sudah tidak memahami kearifan lokalnya, mungkin karena sangat plural. Tantangan kita ke depan bagaimana masing-masing daerah mengangkat kearifan lokal. Memang ada kurikulum lokal, tapi yang diangkat sangat sedikit sekali," jelas dia.
Lebih lanjut, dia menilai ada kekhawatiran peningkatan gerakan radikalisme di Tanah Air setiap tahun berganti. Temuan survei, per 2018 ini potensi radikalisme di Indonesia mencapai 55,12 persen.
"Ada lima kondisi wilayah yang memprihatinkan. Yaitu Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Kalimantan Utara. Menariknya Sulawesi Tengah yang kita tahu ada Poso, berada di papan bawah. Berarti yang radikal itu para pendatang. Basic masyarakat Sulteng itu sangat toleran," kata Nasaruddin.
Untuk itu, dia menyarankan baik pemerintah, ormas, hingga masyarakat harus punya andil menekan pertumbuhan gerakan radikal di Indonesia. Pengelolaan masjid dan rumah ibadah lain pun perlu dicermati lebih dalam.
"Kita juga melakukan kegiatan kemasjidan. Data tahun lalu ada 4 ribu masjid. Data terakhir sudah 1 miliar lebih, termasuk musala, langgar, surau. Problemnya sekian banyak masjid adalah soal imam profesional. Bagaimana kalau tidak profesional, bisa diambil alih oleh pendatang baru misalkan," Nasaruddin menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BNPT hadir sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan fungsi pencegahan terhadap virus-virus intoleransi.
Baca SelengkapnyaSelain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaEmpat bingkai kerukunan sebagai pilar kekuatan bangsa adalah kunci untuk melawan radikalisme dan terorisme.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenting membedakan hal yang relevan dan tidak sehingga tidak terjebak dalam paham radikal
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaNarasi intoleran dan radikal dari kelompok teror ini perlu diimbangi dengan narasi tandingan berupa moderasi beragama dan seruan toleransi.
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaPerlu diwaspadai isu Palestina menjadi pintu gerbang kelompok intoleran mendapatkan panggung dan perhatian publik.
Baca Selengkapnya