Imam Besar Istiqlal Resmikan Lembaga Survei Nasaruddin Umar Office
Merdeka.com - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar meresmikan sebuah lembaga survei Nasaruddin Umar Office (NUO). Bertempat di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, acara tersebut mendapat banyak apresiasi dari para pejabat negara.
Pantauan Liputan6.com, Sabtu (26/1), sejumlah karangan bunga berjajar di sekitaran kantor tersebut. Di antaranya dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menpora Imam Nahrawi, Mendag Enggartiasto Lukita, Menteri BUMN Rini Soemarno dan sejumlah pejabat Kemenag hingga Kepolisian.
Nasaruddin Umar yang merupakan Direktur NUO menyampaikan, lembaga yang didirikannya bersama sejumlah rekan lainnya adalah instansi survei independen yang juga membawahi sejumlah lembaga.
-
Siapa yang meresmikan Masjid Istiqlal? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Dimana Masjid Agung Nur Sulaiman berada? Di sebelah barat Alun-Alun Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah bangunan masjid kuno, namanya Masjid Agung Nur Sulaiman.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Nur Sulaiman? Dilansir dari Rri.co.id, banyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755, tepatnya pada akhir masa pemerintahan Raden Tumenggung Yudanegara II.
-
Mengapa Nasaruddin Umar mengucapkan selamat? 'Saya, Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal dan Rektor Universitas PTIQ Jakarta, mengucapkan selamat kepada Bapak H. Prabowo Subianto dan Bapak Gibran Rakabuming Raka atas terpilihnya sebagai presiden RI dan wakil presiden RI pada periode yang akan datang,' kata Nasaruddin, Kamis (21/3).
"Ini hari yang bersejarah buat kami karena sudah lama lembaga-lembaga ini ada tapi nggak ada covernya. Kami juga bergerak di bawah tanah. Kami tidak pernah dipopulerkan, dipublikasikan, yang penting hasil temuan kita berikan kepada pihak terkait, itu lebih bagus," tutur Nasaruddin di Kantor NUO, Jalan Gaharu I, Cilandak, Jakarta Selatan.
Menurut Nasaruddin, NUO bekerjasama dengan sejumlah instansi pemerintahan dalam rangka melakukan pemantauan kondisi sosial yang terjadi di Indonesia. Seperti meneliti radikalisme kemudian dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT) dan soal SDM ulama disampaikan ke Kementerian Agama (Kemenag).
"Yang menjadi konsen NUO office ini yang kedalamannya nanti kita akan masuk ke setiap materi pengajaran di tempat ini. Kami tidak pernah publikasi. Ini sebuah lembaga survei, kami tidak mempublikasi meski kami yakin marginnya tepat dan kecil sekali. Hemat saya, ini bukan lembaga populis tapi kami ingin berkontribusi bagi bangsa ini, tapi tidak melulu harus publikasi," jelas dia.
Nama NUO sendiri terinspirasi dari Obama Office. Nasaruddin berharap, lembaganya dapat menjadi salah satu instansi yang bisa menjawab kegelisahan masyarakat. Termasuk meneliti berbagai hal mulai dari radikalisme, kesetaraan gender dan perempuan, kerukunan sosial hingga toleransi beragama.
"Kita memberikan survei-survei yang sangat sensitif, tapi kami melakukan yang bisa memberi jalan keluar, solusi. Kami tidak ingin mempublikasikan survei secara terbuka karena ada banyak lembaga survei yang malah menambah keresahan masyarakat," ujarnya.
"Yang berbeda dari teman-teman kami, banyak survei yang menakutkan. Ada yang bilang Indonesia akan menjadi negara Taliban banget ya. Tapi kami menemukan bahwa Indonesia tidak akan didominasi oleh garis keras," Nasaruddin menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Presiden Prabowo, kata Nasaruddin, jabatan sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal lebih populer jika dibandingkan sebagai Menteri Agama.
Baca SelengkapnyaSyekh Ahmad mengucapkan terima kasih kepada PBNU yang telah menyambutnya dalam kunjungan ini.
Baca SelengkapnyaUmat Kristiani yang hendak merayakan Natal di Katedral Jakarta dapat menggunakan lahan parkir di Masjid Istiqlal.
Baca SelengkapnyaWarna baju Prabowo pun senada dengan baju yang dikenakan Presiden Jokowi dan Iriana.
Baca SelengkapnyaMenurut Tito, IKN memberikan banyak kenyamanan salah satunya adalah indeks polusinya yang sangat rendah, berbeda dengan Jakarta.
Baca SelengkapnyaSuharyo tersanjung dengan Presiden Jokowi, Paus Fransiskus diperlakukan begitu istimewa.
Baca SelengkapnyaMenurut Paus Fransiskus, keberadaan Masjid Istiqlal menjadi anugerah bagi Bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasjid Istiqlal sendiri dibangun pada 1961 dan dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban yang merupakan penganut Kristen Protestan.
Baca SelengkapnyaPernyataan tersebut disampaikan Nasaruddin saat peringatan Hari Antikorupsi Sedunia di Kantor Kementerian Agama, Jakarta.
Baca SelengkapnyaKH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa gerakan thoriqoh merupakan revolusi spiritual, lebih dari revolusi mental.
Baca SelengkapnyaBasuki mengaku dirinya mendapat undangan pelantikan sebagai kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Baca SelengkapnyaDi acara nanti, Presiden Jokowi akan meresmikan Gedung Kampus Terpadu UNU Yogyakarta
Baca Selengkapnya