Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Imam Istiqlal: Dosa massal satu kampung orang tak mensalati jenazah!

Imam Istiqlal: Dosa massal satu kampung orang tak mensalati jenazah! spanduk ujaran kebencian. ©istimewa

Merdeka.com - Belakangan beredar spanduk menolak mensalatkan jenazah pendukung atau pemilih penista agama. Spanduk tersebut ditujukan kepada para pendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat yang menjadi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Menanggapi hal ini, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar mengungkapkan jika mensalatkan jenazah itu hukumnya wajib bagi umat Islam.

"Asal orang itu sudah bersyahadat, itu sudah muslim. Jadi tidak perlu dipertentangkan lagi. Bahkan orang-orang yang ragu (keislamannya) pun disalati juga. Karena mensalati orang muslim itu wajib hukumnya," kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/3).

Mantan Wakil Menteri Agama ini menambahkan warga di suatu tempat yang menolak mensalatkan jenazah dapat berdosa secara massal. "Berdosa massal suatu kampung atau suatu daerah manakala ada orang yang tidak mensalati jenazah," katanya.

Oleh sebab itu, Nasaruddin mengimbau umat muslim untuk tidak melihat latar belakang politik seseorang jika ingin mensalatkan jenazah karena hukumnya wajib. Dia mengatakan jangan sampai hanya karena berkaitan dengan Pilkada dapat menjadi celah perpecahan di kalangan umat Islam.

"Aliran politik apapun itu tidak mengganggu orang untuk disalati. Yang penting orang itu muslim betul," tegasnya.

Ditemui terpisah, Ketua Dewan Pembina Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengutarakan hal sama. Dia menilai, dari memandikan sampai mensalatkan jenazah merupakan Fardu Kifayah. Sebab itu, ia menilai setiap orang yang meninggal wajib untuk disalatkan tanpa harus melihat latarbelakangnya.

"Maka oleh karena itu umat Islam saya imbau supaya Fardu Kifayah ini bisa kita jalankan," ujarnya.

Meski demikian, Din menilai hal ini dapat dicari solusinya, yaitu apabila ada yang menolak, maka dapat pula warga lain maupun kerabat yang mensalatkan jenazah.

"Kalau ada yang tidak bersedia karena alasan-alasan tertentu ya silakan saja, Fardu Kifayah, kan pasti ada umat Iislam lain yang berkesempatan, paling tidak keluarga terdekat," ujarnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bhabinkamtibmas Bengkalis Ingatkan Warga Terkait Larangan Kampanye di Tempat Ibadah
Bhabinkamtibmas Bengkalis Ingatkan Warga Terkait Larangan Kampanye di Tempat Ibadah

Bripka Rosdimansah mengingatkan masyarakat akan larangan kampanye politik di tempat ibadah saat menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca Selengkapnya
Polri Tegaskan Tempat Ibadah Bukan untuk Kepentingan Politik
Polri Tegaskan Tempat Ibadah Bukan untuk Kepentingan Politik

Kepolisian menegaskan kepada semua pihak agar tidak melakukan kampanye politik di dalam tempat ibadah.

Baca Selengkapnya
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama
Polemik Candaan Zulhas soal Salat, Ketum MUI: Hati-Hati Bercanda dengan Diksi Agama

Ketum MUI Kiai Haji Anwar Iskandar meminta calon Presiden dan Wakil Presiden hingga pimpinan partai politik hati-hati dalam bercanda soal agama.

Baca Selengkapnya
Niat Sholat Jenazah beserta Tata Cara dan Bacaan Doanya
Niat Sholat Jenazah beserta Tata Cara dan Bacaan Doanya

Menyolati jenazah merupakan salah satu kewajiban muslim terhadap jenazah seorang muslim. Pelaksanaannya sendiri berbeda dengan sholat pada umumnya.

Baca Selengkapnya
Pesan Ustaz Das'ad Latif ke Pendukung Capres Cawapres 2024: Jangan Baper!
Pesan Ustaz Das'ad Latif ke Pendukung Capres Cawapres 2024: Jangan Baper!

Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal mengatakan Doa Bersama Pemilu Damai adalah puncak dari proses pengamanan Pemilu 2024 nanti.

Baca Selengkapnya
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik
Menag Minta Khatib Salat Jumat Sampaikan Pesan Pemilu Damai dan Hargai Perbedaan Pilihan Politik

Yaqut mengatakan, pemilu sebagai pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali sehingga dijalankan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya
Polemik Candaan Zulhas soal Salat Dikaitkan dengan Dukungan ke Prabowo, Ini Penjelasan PAN
Polemik Candaan Zulhas soal Salat Dikaitkan dengan Dukungan ke Prabowo, Ini Penjelasan PAN

PAN meluruskan video Ketum PAN Zulkifli Hasan terkait candaan salat dikaitkan dengan dukungan ke Prabowo.

Baca Selengkapnya
MUI Keluarkan Fatwa Terkait Salam Lintas Agama, Ini Penjelasan Lengkapnya
MUI Keluarkan Fatwa Terkait Salam Lintas Agama, Ini Penjelasan Lengkapnya

MUI melarang umat Islam mengucapkan salam lintas agama

Baca Selengkapnya
Cak Imin Tanggapi Menag Yaqut: Mas Anies Persis Sama Saya, NKRI Harga Mati
Cak Imin Tanggapi Menag Yaqut: Mas Anies Persis Sama Saya, NKRI Harga Mati

Cak Imin mengklaim dirinya dan Anies Baswedan secara tegas menolak politik identitas.

Baca Selengkapnya
Gus Baha Sebut Tahlilan Bukan Hanya Tradisi Lokal, Melainkan Juga Internasional, Berikut Penjelasannya
Gus Baha Sebut Tahlilan Bukan Hanya Tradisi Lokal, Melainkan Juga Internasional, Berikut Penjelasannya

Tahlilan merupakan amalan kelas internasional. Pasalnya ulama sekaliber IbnuTaimiyah dan Ibnul Qayyim al-jauziyah setuju hadiah pahala bacaan Al-Qur'an.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan
Masyarakat Diminta Perkuat Toleransi & Hindari Prasangka Buruk Terhadap Perbedaan

Memperkuat toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Masyarakat tidak boleh semena-mena melanggar hak dari mereka yang dianggap berbeda.

Baca Selengkapnya
DMI: Tidak Boleh Ada Kampanye di Masjid!
DMI: Tidak Boleh Ada Kampanye di Masjid!

DMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.

Baca Selengkapnya