Imbas Pandemi Covid-19, Pariwisata di Bali Rugi Hingga Rp9,7 T Tiap Bulan
Merdeka.com - Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, mengakui bahwa semenjak Bali turut terkena pandemi Covid-19 sektor pariwisata mengalami penurunan. Apalagi, mayoritas mata pencaharian masyarakat Bali berkaitan dengan pariwisata.
Ia menerangkan, jika dilihat dari masa tinggal para wisatawan di Bali perbulannya, maka kerugian pariwisata Bali perbulan dimasa pandemi ini sekitar Rp9,7 Triliun per-bulan.
"Untuk itu banyak para pelaku pariwisata yang melakoni pekerjaan lain dimasa pandemi ini, seperti usaha kuliner, perkebunan maupun usaha tani," kata Wagub Cok Ace, di Denpasar, Bali, Rabu (13/5).
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Apa yang dibahas oleh industri pariwisata Bali saat bertemu Pj Gubernur? Selain membicarakan sejumlah isu di bidang pariwisata, pertemuan yang berlangsung di Ruang Adi Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga membahas mekanisme pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai diberlakukan 14 Februari 2024.
-
Apa itu Pungutan Wisatawan Asing di Bali? Pungutan Wisatawan Asing (PWA) atau Tourism Levy telah mulai diberlakukan di Bali sejak bulan Februari 2024. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali memegang peranan penting sebagai bank penampung dana dari pungutan tersebut.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Siapa yang membantu Inda untuk mengembangkan pariwisata di Bali? Apalagi, pariwisata perlu saling mendukung dengan bidang lain, khususnya pertanian dan UMKM. 'Setiap usaha juga mesti mempertimbangkan konsep 3P, yakni Profit, People and Planet,' katanya.
-
Bagaimana Desa Mukapayung mengembangkan pariwisata? Mengutip laman jadesta.kemenparekraf.go.id, masyarakat di Desa Mukapayung banyak yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Mereka mengembangkan sejumlah destinasi alam, mulai dari trail running, lembah curugan Gunung Putri, camping, hiking sampai panjat tebing.
Ia juga mengatakan dengan adanya fenomena itu, pihaknya masih memandang optimis dan memberi apresiasi kepada para pelaku pariwisata yang terus menggali ide-ide ekonomi kreatif guna menyambung kehidupan perekonomian keluarganya. Namun, ia berharap para pelaku pariwisata tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya. Kalaupun dirumahkan maka diharapkan para pegawai itu diberikan jaminan.
"Dari Pemerintah telah melakukan beberapa upaya dalam membantu para karyawan pariwisata yang dirumahkan. Seperti para karyawan yang dirumahkan dan telah menyalurkan beberapa bantuan, baik dari Pemprov, BUMN maupun Kementerian Pariwisata sehingga bantuan tersebut dapat diterima dengan adil dan merata," imbuhnya.
Selain itu Wagub Cok Ace juga menyampaikan, bahwa kondisi Bali terhadap pandemi ini memasuki masa landai dimana tingkat kesembuhan mencapai 67 persen. Ia berharap dengan adanya laju yang baik ini dapat segera membebaskan Bali dari Pandemi Covid-19 ini.
Menurut Wagub Cok Ace, apabila akhir Mei 2020 Bali sudah bisa menekan angkat positif Covid-19 menjadi zero. Maka 6 bulan kedepan Pemerintah akan melakukan usaha maksimal untuk recovery pariwisata sehingga pariwisata Bali dapat hidup lagi seperti sediakala dan bahkan jauh lebih meningkat.
"Untuk itu saat ini selain melakukan usaha-usaha penanganan pandemi, Pemprov Bali juga berusaha untuk membuat skema Pariwisata Bali pasca Covid-19, sehingga nantinya dapat dijalankan dengan baik dan sesuai dengan keadaan di lapangan," jelasnya.
Wagub Cok Ace juga meminta kerjasama dari masyarakat agar terus mengedepankan sikap disiplin dalam memutus rantai penyebaran virus tersebut. "Apabila ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat maka niscaya pandemi ini dapat segera berlalu," ujarnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19, pariwisata Bali telah bangkit kembali pada tahun 2023.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Lewotobi mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan.
Baca SelengkapnyaTantangan terbesar yang dihadapi saat ini adalah adanya digitalisasi dalam pemasaran dengan adanya layanan pembelian tiket secara online.
Baca SelengkapnyaKebijakan Tapera kurang tepat bila di Bali, kendati mayoritas pekerja di Bali rata-rata memiliki rumah di kampung.
Baca SelengkapnyaInternational Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) 2023 digelar di Bali.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaTuris kebanyakan membayar pungutan menggunakan online ke aplikasi Love Bali.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaWarga berharap agar Pemerintah Kota Batu punya solusi agar sektor pariwisata di kawasan legendaris ini kembali dikenal masyarakat luas. Seperti masa jayanya.
Baca SelengkapnyaPemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini kendati kunjungan wisatawannya belum balik 100 persen seperti situasi normal perekonomian Bali sudah mencapai 5,6 persen.
Baca SelengkapnyaAgar tidak menimbulkan dampak buruk maka penanganan WNA bermasalah itu perlu dilakukan maksimal.
Baca Selengkapnya