Imbas peluru nyasar ke DPR, Ketua MPR usul lapangan tembak didesain tertutup

Merdeka.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menilai lapangan latihan menembak idealnya tertutup ketimbang lapangan terbuka. Desain ini guna meminimalisir akibat kelalaian saat berlatih.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu membandingkan lapangan tembak pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) di Tanah Abang dan lapangan tembak Perbakin di Senayan. Keduanya sama-sama berada di tengah kota.

Bedanya, jika lapangan tembak Perbakin terbuka, lapangan tembak Paspampres tertutup sehingga aman bagi lingkungan sekitarnya.

Hanya saja, dia tak mempersoalkan jika ada usulan lapangan tembak dekat lokasi kompleks parlemen direlokasi.

"Ya apakah seperti tempat Paspampres itu tertutup atau direlokasi ya ditutup juga tidak masalah enggak mahal sekali. Kalau pindah gimana, nanti soal tanahnya macam-macam kan perlu waktu lagi," ujar Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (19/10).

Sebelumnya, peluru nyasar ditemukan di ruang anggota DPR dari Fraksi Gerindra Wenny Warouw, anggota DPR dari Fraksi Golkar Bambang Heri Purnama, dan ruang anggota Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10.

Kemudian peluru nyasar juga ditemukan di ruang anggota DPR F-Demokrat Khatibul Umam Wiranu, sedangkan di ruang politikus PAN Totok Daryanto di lantai 20 terdapat bekas tembakan namun tak ditemukan proyektil, serta ruangan Effendi Simbolon.

Terkait kejadian itu, penyidik Polda Metro Jaya menangkap dua tersangka yakni Imam Aziz dan Reiki Meidi yang tercatat Pegawai Negeri Sipil Kementerian Perhubungan diduga terlibat penembakan peluru nyasar pada ruangan anggota DPR RI.

Keduanya telah menjalani rekonstruksi. Dari rangkaian rekonstruksi itu diketahui sebanyak hampir 300 butir proyektil ditembakkan tersangka kasus peluru nyasar yang bersarang di Gedung DPR. Tembakan 300 butir tersebut dari 450 proyektil yang ada.