Imbauan Social Distancing Tidak Jelas, Pedagang Sayur Bingung Jika Diminta Tak Jualan
Merdeka.com - Pemerintah pusat berulang kali meminta masyarakat tidak melakukan social distancing dengan tidak beraktivitas di luar rumah atau bepergian ke tempat ramai. Kebijakan itu sebagai langkah menekan sebaran virus Corona atau Covid-19 yang mewabah di Tanah Air.
Sayangnya, makna kebijakan itu tidak sepenuhnya dipahami masyarakat. Bukan semata-mata abai dengan aturan pemerintah, melainkan merasa bingung aktivitas jaga jarak seperti apa yang sebenarnya dilarang pemerintah.
Seperti cerita pedagang sayur perumahan di Kabupaten Bogor ini. Pak Unang bingung dengan kebijakan model jaga jarak untuk mencegah sebaran corona. Sebagai pedagang, dia pastinya bertatap muka dengan pembeli.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
-
Bagaimana masker mencegah kita menyentuh wajah? Selain itu, masker juga bisa mencegah kita menyentuh hidung, mulut, atau mata dengan tangan yang mungkin terkontaminasi virus, bakteri, atau kuman.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Bagaimana adab berbelanja di pasar? Dalam Islam, diajarkan beberapa etika atau adab saat masuk pasar, yaitu sebagai berikut:1. Tidak berlama-lama di pasarAdab masuk pasar menurut Islam yang pertama adalah tidak berlama-lama di pasar. Hal ini dikarenakan pasar bukanlah tempat yang seharusnya dihabiskan waktu secara berlebihan. Sebagai seorang muslim harus menggunakan waktu dengan bijak di pasar dan tidak terlalu lama berada di sana agar tidak terjebak dalam godaan atau berbuat dosa.
-
Kenapa Hanggini sering memakai masker? Salah satu aktivitas yang sering dilakukan oleh wanita yang akrab disapa Jeha adalah menggunakan masker wajah.
-
Kenapa pedagang ragu Pasar Jongke ramai? Walaupun begitu, pedagang masih ragu apakah pasar itu bisa terus ramai pengunjung. Terutama bagi pedagang yang berjualan di lantai dua.'Karena orang tua kan capek kalau naik. Yang punya penyakit nanti nggak mau naik karena tenaganya tidak mumpuni,' kata Ibu Adib, salah seorang pedagang Pasar Jongke yang berjualan di lantai 2 pasar, dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard.
"Saya tiap hari meladeni orang yang beli, kalau diminta jaga jarak terus artinya saya gak boleh dagang lagi? Atau orang gak boleh belanja lagi," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (24/3).
Unang mengakui dampak kebijakan pemerintah sebagai pencegahan corona membuat orang kecil sepertinya serba salah.
"Kalau kita diminta patuh terus kita gak jualan, yang pastikan nasib dapur kita siapa?" keluhnya.
Dia mendapat cerita dari rekannya beberapa pedagang diminta tidak berdagang sementara. "Padahal kita belum dapat kabar benernya gimana, nah ini kan bikin kita bingung, pastikan warga juga cari jualan kita. Makanya kita bingung juga ni besok jualan atau enggak, takut juga diusir-usir nanti," katanya.
Beberapa pembeli yang ada di lapak dagang Pak Unang kaget mendapat informasi itu. "Loh kan katanya gak lockdown tapi kok gak boleh keluar sekadar belanja sayur buat makan di rumah," kata ibu Epi.
Epi sendiri mengartikan social distancing yang diberlakukan pemerintah dengan tidak berkumpul di kerumunan orang dan tidak bepergian jauh, seperti keluar kota, atau bepergian ke mal dan acara melibatkan banyak orang.
"Kalau artinya gak boleh belanja di warung juga, keluarga saya makan apa? Mau dibeli diluarkan lebih mahal, emang kita orang beduit," keluhnya.
Usai mendengar kabar Pak Unang belum pasti akan jualan atau tidak besok, Epi memutuskan menyetok sayur mayur dan bumbu.
"Kalau abangnya besok gak pasti jualan, ya udah saya belanja sekalian banyak aja deh," katanya.
"Padahal katanya kita gak boleh timbun barang, tapi ini gak ada kepastian buat kita mau gak mau setok aja buat jaga-jaga," katanya.
Epi dan sejumlah ibu di warung Pak Unang mengakui informasi Pemkab Bogor menyikapi wabah Corona tidak terlalu terdengar.
"Enggak ada tu kayaknya informasi jelasnya, gak ada kebijakan apa gitu dan disosialisasikan di RT-RT, terus gak ada juga penyemprotan disinfektan, kayak yang biasa aja situasinya," keluhnya.
Pantauan merdeka.com, aktivitas di Kabupaten Bogor sampai hari ini masih berjalan seperti biasa meskipun tidak terlalu ramai. Sebabnya, sekolah-sekolah memang telah mengalihkan kegiatan belajar mengajar di rumah masing-masing.
Untuk warung makanan dan sembako juga lapak sayur masih tetap dibuka. Angkot hingga angkutan online juga tetap melayani penumpang.
Imbauan Bupati
Bupati Bogor, Ade Yasin, dalam unggahan akun Instagram-nya@ademunawarohyasin menjelaskan telah melakukan rapat dengan forkompimda membahas strategi penanganan corona. Rapat dilakukan Media Center Kewaspadaan COVID-19 Kabupaten Bogor, Gedung Tegar Beriman.
"Saya bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah membahas langkah-langkah strategis penanggulangan virus COVID-19 dan dampaknya terhadap masyarakat," katanya.
Dalam rapat itu, Ade meminta Sekretaris Daerah selaku Ketua Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Bogor untuk memastikan ketersediaan ruang isolasi, tenaga medis, ambulans, obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD) tercukupi. Selain itu, akan dilakukan pergeseran anggaran untuk menanggulangi virus COVID-19 sesuai INPRES No. 4 tahun 2020.
Dia juga meminta polisi dan TNI disiagakan untuk memantau aktivitas warga dengan berpatroli guna menekan kerumunan warga. Dia juga meminta bantuan MUI memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan keagamaan yang mengumpulkan banyak orang sementara waktu ini.
"Untuk Rapid Test, akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kab. Bogor, berlaku untuk warga Kabupaten Bogor dan diperuntukkan bagi mereka yang termasuk ke dalam Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) melalui RS rujukan. Sementara untuk tes Orang Dalam Resiko (ODR) dan Lingkar Dalam Positif COVID-19 tes akan dilakukan secara door to door," katanya.
Dia memastikan, pemerintah dari daerah hingga pusat terus melakukan koordinasi terukur untuk menanggulangi wabah ini. Para petugas medis di Garda Terdepan juga masih berjibaku menangani pasien COVID-19 yang semakin hari semakin bertambah.
"Kami meminta kepada seluruh warga, agar semakin berdisiplin dalam melakukan social distancing (menjaga jarak), tidak keluar rumah jika tidak penting, menghindari keramaian, tidak melakukan kegiatan yang mengundang banyak orang dan rajin menjaga kebersihan badan dengan banyak mencuci tangan menggunakan sabun setiap selesai beraktivitas," katanya.
"Ayo disiplinkan diri kita, demi mereka yang berada di garda paling depan melawan virus ini, demi keselamatan kita dan generasi setelahnya dan demi Indonesia," kata Ade.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang kaki lima ini menganggap pembeli yang tak mau turun dari mobil belagu.
Baca SelengkapnyaUsai menerbitkan larangan TikTok Shop untuk berjualan, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meninjau situasi terbaru Pasar Tanah Abang.
Baca SelengkapnyaMomen haru kakek penjual jagung yang sepi pembeli. Bahagia saat dagangannya dibeli.
Baca SelengkapnyaMendag Zulhas tiba di loby Blok A Tanah Abang pada pukul 11.30 WIB.
Baca SelengkapnyaDeretan lapak kaki lima berjejer sepanjang jalan kurang lebih 500 meter
Baca SelengkapnyaMenurut Babah Alun, perlu dilakukan penyuluhan terhadap para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Baca SelengkapnyaMendag juga mengunjungi pakaian anak dan membeli sebanyak 12 baju anak dan dibagikan kepada warga.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca Selengkapnya"Saya belum jadi gubernur sudah diomelin," kata Pramono.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaYasril juga berharap pada pemerintah melakukan promosi-promosi untuk kembali belanja di pasar.
Baca SelengkapnyaReaksinya terhadap sang pembeli kala itu lantas menimbulkan tawa dari warganet.
Baca Selengkapnya