Indi dan Emen, pelopor yang bikin tukang cukur Garut terkenal
Merdeka.com - Tradisi mencukur di Kampung Parung, Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah berlangsung lama. Menurut keterangan warga, para pencukur Kampung Parung mulai menjelajah daerah luar Garut sejak zaman DI/TII.
“Sejarah tukang cukur di sini tidak ada catatan resminya, yang ada cerita dari mulut ke mulut. Menurut cerita, generasi pertama tukang cukur di sini dimula sebelum 1945,” kata Dede Saefudin, tokoh Kampung Parung yang juga Mantan Kepala Desa Bagendit.
Ia merunut, generasi tukang cukur pertama yang berangkat ke Jakarta adalah Indi dan Emen, keduanya buruh pabrik konveksi yang membuka usaha sampingan sebagai tukang cukur.
-
Dimana pria di Garut tinggal? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka. Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga.
-
Apa yang terjadi pada pria di Garut? Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga. Solihin (51) menjelaskan jika kondisinya ini dimulai sejak 2020 lalu. Setiap malam ia selalu terjaga, sehingga tubuhnya tidak bisa diistirahatkan.
-
Dimana letak Garut? Garut adalah sebuah wilayah Kabupaten yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul.
-
Apa yang terjadi di Sukamulya, Garut? Dari hasil pantauan, retakan membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Terlihat retakan juga membesar, dan membelah tanah-tanah di sekitar permukiman warga sehingga tidak layak untuk ditinggali.
-
Bagaimana wisata di Garut? Garut menawarkan berbagai macam wisata alam, seperti wisata gunung, wisata pantai, wisata air terjun, wisata kebun teh, wisata hutan, dan wisata air panas.
-
Apa yang Imel lakukan di Garut? Menikmati hidangan sederhana ini sambil menikmati suasana khas kota Garut.
Langkah dua tokoh tukang cukur tersebut diikuti generasi berikutnya. Tradisi pangkas rambut di Kampung Parung makin meningkat dan melebar ke kampung tetangga yang ada di sekitar Desa Bagendit.
“Mencukur di Garut sudah ada jauh sebelum DI/TII,” kata Dede.
Menurutnya, ekspansi tukang cukur Garut ke daerah luar Garut makin meningkat sejak Skarmadji Maridjan Kartosoewirjo memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) di Malangbong, Garut, pada 7 Agustus 1949.
Pada masa DI/TII, banyak warga Garut yang ketakutan dan memilih mengungsi terutama ke Bandung. “Untuk mendapat penghasilan, banyak yang menjadi tukang cukur,” katanya.
Faktor lain membuat tukang cukur Garut berekspansi adalah cerita sukses para tukang cukur merantau ke kota. Para tukang cukur yang lebih dulu berada di kota banyak merekrut anak muda desa.
“Banyak remaja yang putus sekolah menjadi tukang cukur. Ada juga yang cuman lulus SD dan SMP lalu memilih jadi tukang cukur di kota,” tuturnya.
Dede merasa prihatin juga dengan banyaknya tingkat putus sekolah karena tergiur menjadi tukang cukur. Sementara jasa tukang cukur semakin menjamur, tidak hanya di Desa Bagendit, tapi sudah menyebar ke seluruh Kecamatan Banyuresmi, dan kecamatan lainnya yang ada di Garut hingga Tasikmalaya.
“Hampir semua tukang cukur di Bandung maupun Jakarta berasal dari Garut,” ujarnya.
Padahal, syarat menjadi tukang cukur di Desa Bagendit tidaklah sederhana. Seorang tukang cukur pemula harus mampu melewati tradisi ngampung jika ingin naik tingkat menjadi tukang cukur mahir. Ngampung adalah istilah pendidikan non formal harus dijalani calon profesional.
Tukang cukur pemula yang ngampung bertugas keliling kampung untuk menawarkan jasa cukur. Selama ngampung, ia dibekali peralatan cukur tradisional seperti gunting, gunting keuyeup, sisir, bangku kecil, sehelai kain dan jepitan rambut.
“Ngampung itu semacam pendidikan awal bagi pencukur pemula juga sebagai apakah hasil cukur dia diterima konsumen atau tidak,” terang Dede.
Menurutnya, lama ngampung bisa 2 sampai 3 tahun. Tapi sejak munculnya mesin pemotong rambut, tradisi ngampung hanya dijalani sebentar saja. Banyak tukang cukur yang hanya menjalani ngampung beberapa bulan sudah ditarik ke kota.
“Dulu kami cuman bermodal sisir dan gunting, mengukurnya pakai perasaan. Sekarang ada mesin, ada alat ukurnya, jadi belajar lebih gampang,” katanya.
Sejarah tersebut menjelaskan kenapa banyak tukang cukur baik kelas barbershop maupun kelas di bawah pohon rindang alias DPR yang berasal dari Garut.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tukang cukur bernama Pak Edo ini menggantungkan hidup dari warga kampung yang ingin mencukur rambut.
Baca SelengkapnyaTukang cukur rambut asal Indonesia mendunia karena kemampuannya menggambar dengan sisa rambut.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal polisi cukur rambut di Johor Bahru, Malaysia.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Tim Prabu yang tiba-tiba mencari seorang pria bernama Hendra, endingnya semuanya jadi ganteng.
Baca SelengkapnyaMotif Perahu Naga sampai Gambang Kromong Tehyan jadi andalan produsen batik khas Tangerang Ini
Baca SelengkapnyaRumah Rizki dan Ridho cukup luas. Andre Taulany sampai bengong.
Baca SelengkapnyaPasutri ini ingin mengembangkan usaha mereka dengan membuka galeri untuk menampilkan produk-produk mereka.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda tepian Rawa Pening memberdayakan masyarakat dalam mengolah eceng gondok menjadi kerajinan yang punya nilai jual.
Baca SelengkapnyaBatik ini konon sudah ada sejak 1800-an menjadi kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSukses di dunia entertainment, sederet artis memutuskan untuk membuka bisnisnya sendiri. Ada kafe, karaoke, hingga swalayan.
Baca SelengkapnyaMentor pijat yang terkenal di berbagai negara ini menggratiskan layanannya untuk orang miskin
Baca Selengkapnya