Indonesia Bangsa Toleran, Jangan Mudah Terprovokasi Hasutan di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak sosial luar biasa kepada masyarakat. Untuk itu masyarakat terus diingatkan tak mudah terprovokasi dengan hasutan-hasutan yang bisa berujung kericuhan. Hal ini masih marak terjadi di media sosial.
"Saya melihat di medsos yang sekarang itu tidak terkontrol, maka seharusnya pemerintah melakukan tindakan kepada mereka-mereka yang menyebarkan hoaks," kata Ketua Bidang Kerukunan Antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yusnar Yusuf Rangkuti dalam keterangannya, Minggu (21/6).
Terkait peran ormas Islam dalam menghadapi Covid-19 ini, Yusnar mengatakan sudah memberikan bantuan kepada masyarakat, bahkan tanpa diminta oleh pemerintah terlebih dahulu. Dia bisa memahami kenapa pemerintah terkesan terlihat lambat karena ada aturan-aturan yang tak bisa ditabrak.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
"Itu lumrah-lumrah saja tidak ada masalah. Dan kami para ormas Islam sebelum diminta sudah turun duluan membantu masyarakat yang terampak Covid-19 ini," imbuhnya.
Yusnar juga menghimbau kepada umat muslim di Indonesia untuk kembali memunculkan keramahtamahan yang dimiliki di tengah kondisi seperti ini. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga persatuan dan kesatuan antar-sesama warga bangsa.
"Indonesia ini adalah bangsa yang sangat ramah. Kembalilah kita galakkan senyum yang ramah kepada semuanya, karena dengan senyum itu akan terlihat bahwasannya bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang ramah, bangsa yang sangat toleran," ujar mantan Direktur Pendidikan Agama Islam Masyarakat Departemen Agama ini.
Yusnar menambahkan bahwa perlunya moderasi beragama untuk menanamkan sikap toleransi beragama kepada masyarakat. Dia juga ini menyampaikan bahwa salah satu cara untuk membendung penyebaran paham radikalisme adalah melalui dakwah dengan untuk meluruskan pandangan radikal tersebut secara terus menerus.
"Apa yang telah disampaikan oleh pemerintah ataupun ulama hal tersebut merupakan suatu hal untuk kebaikan banyak umat, tentunya kita harus mematuhinya. Karena hal itukan juga bagian dari melaksanakan toleransi," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi memiliki akar yang kuat dari jati diri bangsa Indonesia sehingga masyarakat tidak terpecah.
Baca SelengkapnyaIndonesia adalah negara dengan keragaman yang majemuk.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya