Indonesia belum punya vaksin flu burung untuk manusia
Merdeka.com - Indonesia sampai kini belum mempunyai vaksin penangkal bagi virus varian baru Avian Influenza (AI) atau flu burung yang biasa di sebut H5N1. Vaksin yang saat ini merupakan pelindung atau penangkal bagi AI clade 2.1, sementara hasil penelitian terakhir telah ditemukan clade jenis varian baru virus AI yakni clade 2.3.2.1.
Pernyataan itu disampaikan oleh Guru besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM), Prof drh Widya Asmara, SU, saat menggelar jumpa pers dengan wartawan di Fakultas Kedokteran UGM Sleman, Yogyakarta Rabu (26/12).
Hal ini menanggapi maraknya virus flu burung yang diduga sudah mengenai manusia. Dua pasien yang diduga suspect terhadap AI yaitu di Yogya dan dua kemudian menyusul di Jateng tepatnya dirawat di RS Elizabeth Semarang dan RSUD Soewondo Kendal, Jateng.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Bagaimana cara merawat pasien flu Singapura? Langkah utama dalam mencegah penularan HFMD adalah mengisolasi pasien dari anggota keluarga lainnya. 'Penularannya bisa lewat kontak langsung dan tidak langsung, jadi kalau ada yang kena HFMD yang harus dilakukan ialah diisolasi,' jelas Prof. Edi.
-
Siapa yang sakit? Ibunda Nia Ramadhani, Chanty Mercia kini tengah terbaring di rumah sakit.
-
Apa itu Flu Singapura? Flu Singapura, yang juga dikenal sebagai penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD), adalah penyakit infeksi virus yang umumnya menyerang anak-anak dan kadang-kadang orang dewasa.
-
Apa saja gejala flu? Gejala umum seperti demam, menggigil, dan nyeri tubuh biasanya muncul secara tiba-tiba, mencapai puncaknya dalam 2 hingga 4 hari pertama, dan kemudian secara perlahan mereda.
-
Siapa yang sedang sakit? Sule menyempatkan diri untuk menjenguk Adzam yang sedang sakit di tengah-tengah kesibukannya sebagai seorang publik figur.
"Vaksin AI yang sekarang tersedia (untuk clade 2.1) secara laboratorik masih sedikit melindungi unggas terhadap virus baru," tegasnya.
Menurut Widya Asmara, berdasarkan kenyataan di lapangan, dengan dosis virus yang lebih tinggi, kemungkinan besar vaksin tersebut tidak bisa lagi melindungi dengan baik.
Widya Asmara menegaskan perlu dipikirkan pengembangan vaksi AI baru dengan seed virus AI H5N1 clade 2.3.2.2 yang prevalen di lapangan selama ini. Sebab, jenis clade baru AI jenis 2.3.2.1 mulai teridentifikasi di Indonesia sekitar bulan Desember 2012 saat terjadi kasus kematian massal pada peternakan itik.
"Virus AI clade tersebut sebelumnya telah banyak beredar di Asia terutama pada unggas liar dan pertama kali menimbulkan wabah peternakan auam di Nepal pada Februari 2010," pungkas Widya Asmara.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, bagi para peserta BPJS Kesehatan yang terinfeksi rabies bisa menggunakan kartu kepesertaan.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaSementara kasus cacar monyet di wilayah Ibu Kota sudah mencapai 25 orang yang sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnya