Indonesia diminta pimpin kembali asosiasi MK se-Asia
Merdeka.com - Indonesia kembali diminta memimpin Asosiasi Mahkamah Konstitusi dan Lembaga Sejenis se-Asia (the Association of Asian Constitutional Cours and Equivalent Institutions). Hal ini terungkap dalam pertemuan Sekretaris Jenderal negara anggota AACC pada Selasa (9/8), dan pertemuan Board of Member Meeting (Dewan Anggota) pada pagi hari ini.
"Kita baru bicara pergantian Presiden AACC. Saya habis masa jabatan April (2016), tapi kita tidak bisa mengadakan Board of Member Meeting karena kesibukan anggota di negara masing-masing, makanya diundur bulan Agustus ini. Tapi sampai hari ini belum ada usulan ketuanya siapa. Pas rapat sekjen, ada beberapa negara mengatakan Indonesia terus saja," kata Presiden Association of Asian Constitutional Cours (AACC) Equivalent Institution, Arief Hidayat yang juga Ketua Mahkamah Konstitusi RI di Convention Center, Nusa Dua, Bali, Rabu (10/8).
Arief mengaku masih memberikan kesempatan kepada negara lain untuk mengusulkan nama calon Presiden AACC. Kendati demikian, dirinya juga mempertimbangkan usulan agar dirinya kembali memimpin AACC.
-
Siapa yang mendukung Arifin? Keterbatasan ekonomi yang dirasakan Arifin tak menjadi penghalang dirinya mengejar impiannya. Arifin mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya beasiswa di UGM. Selain beasiswa KIP-K, Arifin juga mendapat bantuan pendidikan dari Keluarga Alumni Gadjah Mada (KAGAMA) Aceh.
-
Di mana AHY dilantik? Pelantikan yang dipimpin langsung oleh presiden Joko Widodo ini disiarkan di beberapa stasiun TV.
-
Siapa yang setuju dengan AHY? Menteri ATR/BPN ini mengaku sudah berbicara dengan capres Prabowo Subianto yang memiliki kekhawatiran yang sama. Menurutnya, jika kemiskinan dipertahankan, maka jual beli suara semakin merajalela. 'Kalau kemiskinan dipertahankan, politik vote buying akan merajalela. Jadi ini perlu jadi atensi kita bersama, dan saya telah berbicara intens dengan Pak Prabowo Subianto yang setuju beliau sangat setuju karena beliau juga merasakan hal yang sama dan Gerindra mengalami nasib yang tidak jauh berbeda. Artinya di luar ekspektasi yang telah ditargetkan sebelumnya,' pungkasnya.
-
Siapa yang memimpin delegasi Indonesia? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Siapa Ketua Umum APJATEL yang terpilih? Kini dia menjabat lagi untuk periode kedua secara aklamasi.'Terima kasih atas kepercayaan yang kembali diberikan anggota Apjatel untuk bersama-sama membangun kolaborasi dan sinergi untuk turut mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui komitmen mendukung Transformasi Digital,' ujar Jerry.
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
"Biasanya orang senang dapat jabatan terus, kalau kita nanti lihat-lihat karena ini membawa konsekuensi, kita juga berat," ujar mantan guru besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) ini.
Namun, kata dia, kalau sampai tidak ada usulan nama calon pengganti dirinya, maka pria kelahiran Semarang, 3 Februari 1956 ini siap melanjutkan amanah sebagai Presiden AACC.
"Kalau sampai tidak ada usulan siapa ketuanya, berarti kita diminta untuk melanjutkan. Saya kira itu amanah merupakan kehormatan MK RI untuk menjabat lagi sebagai Presiden AACC sampai ada usulan Presiden berikutnya," tutur Arief.
Secara terpisah, Sekjen Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) Guntur Hamzah menuturkan, hampir seluruh negara anggota AACC mengusulkan agar Arief Hidayat melanjutkan kepemimpinannya sebagai Presiden AACC. Indonesia sendiri tidak pernah meminta untuk kembali memimpin AACC pada penyelenggaraan kongres ke-5 Konferensi Hakim Konstitusi Dunia (World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ) September 2017 mendatang.
"Bukan Indonesia yang minta untuk jadi Presiden. Karena tidak ada yang mau jadi Presiden," ujar Guntur.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anindya Bakrie berharap dirinya bisa diakui secara resmi sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia oleh semua pihak.
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil mengarahkan keberlanjutan agenda AALCO dan memperkenalkan dua agenda baru.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut berisi ajakan Arsjad agar para anggota Kadin yang terpecah dapat mengesampingkan ego untuk membuat organisasi tersebut dapat bersatu kembali.
Baca SelengkapnyaSebagai Ketua Umum Kadin Indonesia terpilih hasil Munaslub, Anindya Bakrie berterima kasih atas dukungan yang diberikan dari para petinggi Kadin Indonesia.
Baca SelengkapnyaKubu Arsjad Rasjid melakukan upaya hukum atas penyelenggaraan Munaslub versi Anindya Bakrie.
Baca SelengkapnyaArsjad menggugat Anindya Bakrie karena menganggap pelaksanaan Munaslub tidak sah sesuai AD/ART.
Baca SelengkapnyaAnwar menyerahkan keputusan itu sesuai dengan hasil sidang Majelis Kehormatan MK yang dipimpin Jimly Asshiddique.
Baca SelengkapnyaBukan tanpa sebab, warna itu ia pilih karena sedang berkabung.
Baca SelengkapnyaAnwar menyerahkan keputusan itu sesuai dengan hasil sidang Majelis Kehormatan MK yang dipimpin Jimly Asshiddique.
Baca SelengkapnyaKadin Indonesia menyatakan Munaslub yang memilih Anindya Bakrie tidak sah.
Baca SelengkapnyaPertemuan yang diinisiasi oleh Menteri Bahlil tersebut menghasilkan kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Baca SelengkapnyaPlt Ketua KPU Mochammad Afifuddin mengakui tugas menjadi ketua maupun anggota KPU merupakan hal berat.
Baca Selengkapnya