Indonesia diusik 3 negara tetangga, DPR lapor Panglima TNI
Merdeka.com - Dalam kurun waktu dua pekan, hubungan luar negeri Indonesia diusik oleh ulah tiga negara tetangga, Australia, Singapura dan Papua Nugini. Menanggapi kasus ini, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mencurigai ada skenario di balik ketiga kasus tersebut.
"Ini seperti ada benang merahnya. Ini saya sampaikan ke Panglima, apakah ada satu skenario untuk menekan Indonesia melalui sejumlah negara beberapa kasus ini," kata Mahfudz usai menggelar rapat tertutup Komisi I DPR dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2).
Dia menjelaskan, belum selesai masalah imigran dengan Australia, kemudian datang Singapura yang menolak pemberian nama kapal perang TNI AL Usman Harun, lalu ditambah dengan ulah tentara PNG yang membakar perahu nelayan Indonesia. Dia pun yakin, semua kasus ini memiliki keterkaitan.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
"Belum pernah ada sejarahnya militer PNG melakukan hal itu terhadap nelayan sipil kita," ujarnya.
Wasekjen PKS ini menambahkan, sangat mungkin ketiga kasus ini berhubungan dengan Pemilu 2014. Namun untuk kepentingan apa, dirinya belum mengetahuinya.
"Rangkaian kejadian ini semisal by design. Tapi saya lihat Australia ini kan sangat progresif dalam mengaplikasikan kebijakan Abbott (PM Australia) dan kelihatannya mereka tidak akan mundur. Apakah mereka tetap menekan Indonesia, kita belum tahu," pungkasnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi butuh waktu untuk memilah korban dari masing-masing pelaku karena banyaknya barang bukti
Baca SelengkapnyaAgar tindakan segelintir oknum tidak merusak citra Mabes TNI.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui apa motif dari dua anggota tersebut yang ikut dalam aksi penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPomdam Brawijaya akan mendalami terkait dengan motif penyiksaan yang dilakukan para prajurit tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo membuka ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17 di Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8).
Baca SelengkapnyaAda indikasi salah satu dari oknum tersebut memiliki hubungan keluarga dengan pelaku lainnya
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung (Kejagung) menerima laporan dari Kementerian Keuangan terkait kasus dugaan korupsi di lingkungan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaPasal yang disematkan kepada 13 prajurit berbeda disesuaikan pelanggaran yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri ikut mengusut kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan para pengungsi Rohingya di Aceh.
Baca SelengkapnyaPangdam Cendrawasih tidak mentolerir apa pun bentuk pelanggaran hukum.
Baca SelengkapnyaTactical Floor Game digelar di GOR Yudomo Denpasar
Baca Selengkapnya