Indonesia Memiliki Satwa Primata Paling Beragam di Dunia: 61 Spesies
Merdeka.com - Indonesia memiliki biodiversitas satwa primata paling beragam di dunia, yakni 61 spesies dari 479 spesies satwa primata yang tersebar di seluruh dunia.
"Dari 61 spesies satwa primata di Indonesia, 38 diantaranya adalah spesies endemik, yakni dari 11 genus dan lima famili," kata Guru Besar Fakultas MIPA IPB University, Prof Dr Ir Raden Roro Dyah Perwitasari, MSc, melalui ringkasan orasi ilmiahnya, Jumat (6/8). Seperti dilansir Antara
Prof Dr Ir Raden Roro Dyah Perwitasari, MSc bersama dua profesor lainnya, akan dikukuhkan menjadi guru besar tetap di IPB University oleh Dewan Guru Besar di kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (7/8).
-
Berapa banyak hewan di Bumi? Planet ini adalah rumah bagi 8 miliar manusia saja. Manusia berbagi ruang tersebut dengan sekitar 130 miliar mamalia lain, hingga 428 miliar burung, 3,5 triliun ikan, dan sekitar 10 triliun serangga (yaitu 1 dengan 18 angka nol).
-
Hewan endemik apa yang ada di Sumatra? Harimau Sumatra adalah subspesies harimau Asia yang hanya ditemukan di Sumatra, sebuah provinsi di barat daya Indonesia.
-
Hewan langka apa yang ditemukan di Papua? Para ilmuwan baru-baru ini menemukan kembali spesies mamalia yang sudah lama hilang di Pegunungan Cyclops di Indonesia.
-
Gajah purba apa yang paling banyak ditemukan di Sangiran? Jenis gajah purba ini fosilnya paling banyak ditemukan di Sangiran. Secara anatomis temuannya relatif lengkap mulai dari kaki, badan, hingga kepala.
-
Mengapa banyak mamut jantan ditemukan? 'Ketika mamut jantan muda mencapai kematangan seksual, mereka akan dikeluarkan dari kawanannya dan dibiarkan mengurus diri sendiri atau membentuk kelompok dengan mamut jantan lainnya,' kata Jass.
-
Apa nama hewan purba ini? Penemuan fosil-fosil yang sangat langka milik kerabat mamalia yang telah lama punah, yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada 180 juta tahun yang lalu, diumumkan oleh pihak berwenang National Park Service (NPS) pekan lalu.
Dua profesor lainnya adalah Prof Dr Eng Uju SPi MSi dari Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Prof Dr Ir Titi Candra Sunarti, MSi; dari Dapertemen Teknologi Industri Fakultas Teknologi Pertanian.
Menurut Raden Roro Dyah Perwitasari yang akrab disapa Wita, hampir di semua wilayah geografi di Indonesia ditemukan satwa primata asli, kecuali di Papua. "Satwa primata endemik terbanyak berada di Sulawesi dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat,” katanya.
Seiring bertambahnya penduduk dan kemajuan teknologi, satwa primata di Indonesia menghadapi ancaman kehilangan habitat, akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.
"Konservasi genetik dan aplikasinya, untuk konservasi satwa primata menjadi sangat penting sebelum satwa primata itu punah tanpa data biologi yang lengkap dan rinci," katanya.
Wita menjelaskan konservasi genetik dalam dua dekade terakhir menjadi alat yang berguna pada semua pengambilan keputusan terkait dengan konservasi alam. "Konservasi genetik satwa primata bertujuan untuk mengurangi risiko kepunahan dengan memperhatikan proses genetik dan melestarikan potensi adaptasi spesies," ujarnya.
Dosen di Departemen Biolofi Fakultas MIPA ini mengatakan DNA satwa primata di Indonesia untuk memetakan dan mengelompokkan pada konservasi genetiknya. Tarsius dan monyet ekor panjang Sulawesi, dianggap sebagai hotspot keanekaragaman hayati.
Posisi geografis dan isolasi biogeografi Sulawesi, berkontribusi pada jumlah spesies mamalia endemik yang tinggi, salah satu satwa primata endemik di Sulawesi, yakni nokturnal terkecil di dunia, masuk kelompok tarsius.
Saat ini, kelompok tarsius masuk dalam Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) dan dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
Dari studi molekuler, Prof Wita berhasil mengungkap hibridisasi alami yang terjadi antar-dua spesies Tarsius yang mempunyai habitat berbatasan, yakni Tarsius lariang dan Tarsius dentatus.
Berdasarkan analisis berbagai marka genetik, warna rambut, rambut ekor, dan vokalisasi, ditemukan spesies baru yang diberi nama Tarsius wallacei sp. nov. Penamaan ini untuk menghormati Alfred Russel Wallace, naturalis Inggris dan salah satu penemu seleksi alam.
"Identifikasi spesies Tarsius juga dilakukan di penangkaran Pusat Studi Satwa Primata (PSSP), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University.
Identifikasi dilakukan secara molekuler menggunakan sampel non-invasif, berupa feses, untuk memastikan nama spesies Tarsius tersebut. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan dalam memasangkan individu di kegiatan reproduksi.
"Analisis DNA mitokondria menunjukkan di penangkaran ada dua spesies Tarsius, yaitu Tarsius spectrumgurskyae dan dua Cephalopachus bancanus,” paparnya.
Selain Tarsius, Prof Wita juga meneliti aspek genetik pada monyet ekor panjang yang ditemukan di Papua. Papua tidak termasuk ke dalam distribusi geografik alami monyet ekor panjang di Indonesia.
Karena itu, monyet ekor panjang di Papua, secara definisi, dapat disebut sebagai spesies eksotik atau asing. Berdasarkan rekonstruksi pohon filogenetik DNA mitokondria, sampel Papua mengelompok dengan sampel Kalimantan bersama-sama dengan haplotipe dari pulau Jawa, Timor, Mauritius, dan Filipina.
Dari hasil risetnya ini, Prof Wita menyimpulkan bahwa komponen kunci dalam konservasi genetik adalah pengembangan metode molekuler non-invasif untuk asesmen dan memonitor populasi satwa primata liar. Sumber DNA non-invasif yang paling umum digunakan yaitu rambut dan feses.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan hanya bagi penduduknya saja, Indonesia punya sederet fakta yang menarik bagi masyarakat dunia.
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan purba yang konon masih hidup di zaman prasejarah, dan beberapa di antaranya bahkan tinggal di wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaHewan ini sudah hidup di bumi sejak ratusan juta tahun lalu
Baca SelengkapnyaSemakin kesini hewan endemik Indonesia sudah banyak yang hampir punah bahkan banyak juga yang sudah punah, seperti komodo dan harimau bali.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com memberikan informasi tentang ciri-ciri hewan Australis dan beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kategori tersebut.
Baca SelengkapnyaHampir 60% dari Taman Nasional Siberut berupa hutan yang dihuni oleh ratusan spesies tumbuhan berkayu, puluhan spesies mamalia, hingga ratusan jenis burung.
Baca SelengkapnyaManusia merupakan makhluk sosial yang hidup secara berdampingan dan saling membutuhkan.
Baca SelengkapnyaHabitat ikan air tawar terlengkap di dunia ternyata ada di Indonesia, yakni di Danau Sentarum, Kalimantan Barat.
Baca SelengkapnyaKawasan suaka margasatwa di Kabupaten Banyuasin ini sudah ditetapkan sejak tahun 1935 oleh gubernur Hindia Belanda pada waktu itu.
Baca SelengkapnyaMuseum ini menjadi satu-satunya galeri bertaraf internasional di Asia yag memiliki lebih dari 2.000 koleksi spesies binatang liar yang diawetkan.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan nama hewan lengkap dengan Bahasa Latinnya.
Baca Selengkapnya