Indonesia pimpin aksi penanggulangan zoonosis tingkat global
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia menegaskan komitmen untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit zoonosis (penyakit hewan yang menular terhadap manusia) secara global. Hal tersebut dibuktikan oleh Indonesia dengan menjadi tuan rumah dan memimpin pertemuan Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis yang merupakan salah satu rangkaian acara Global Health Security Agenda (GHSA) Ministerial Meeting yang diselenggarakan pada tanggal 5-8 November di Nusa Dua, Bali.
Sebanyak 15 negara yang tergabung dalam Zoonotic Diseases Action Package (ZDAP) hadir membahas pencapaian dan rencana aksi implementasi 2014-2019. Rencana aksi implementasi ini menjadi salah satu hal penting yang dicapai oleh kepemimpinan Indonesia dalam forum internasional pengendalian penyakit zoonosis. Dalam rencana aksi tersebut beberapa hal penting disetujui bersama, termasuk dukungan masing-masing negara anggota ZDAP untuk melanjutkan penanganan penyakit zoonosis, pertukaran informasi, peningkatan kapasitas, serta komitmen jangka panjang penanganan tanggap darurat zoonosis.
Pada pertemuan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, Sigit Priohutomo mengatakan, sudah banyak upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas sumber daya di bidang kesehatan terpadu dalam menanggulangi ancaman kesehatan global, khususnya zoonosis. Salah satunya dengan menginisiasi kerjasama lintas sektor. "Tiga kunci keberhasilan pengurangan risiko pandemi adalah koordinasi, advokasi, dan kolaborasi antar stakeholder (pemangku kepentingan) terkait," terangnya.
-
Bagaimana Kemenkes RI memperkuat kesiapsiagaan? Kemenkes berkomitmen untuk mengoptimalkan daftar patogen prioritas ini sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan nasional. Salah satu langkah yang diambil adalah memperkuat surveilans rutin, termasuk program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections).
-
Mengapa Kemenkes RI fokus pada patogen satwa? Bonanza menekankan bahwa patogen-patogen ini sering kali terkait dengan spesies satwa seperti kelelawar, primata, rodent, dan burung yang menjadi inang dan vektor penyebaran penyakit.
-
Bagaimana Indonesia meningkatkan peringkat layanan kesehatan? Peningkatan peringkat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan ini menunjukkan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur kesehatan, memperbaiki kualitas pelayanan medis, dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang lebih baik di seluruh penjuru negeri.
-
Bagaimana cara mencegah kerusakan lingkungan di Indonesia? Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
-
Apa saja yang menjadi fokus Pemkot Bandung untuk meningkatkan kesehatan? Pemerintah Kota Bandung sudah menuangkannya dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026 antara lain: menurunkan angka kematian Ibu, menurunkan angka kematian bayi, menurunkan prevalensi stunting, menurukan angka kejadian penyakit, serta meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
Indonesia pimpin aksi penanggulangan zoonosis tingkat global ©2018 Merdeka.com
Sigit menyampaikan, kerjasama lintas sektor dalam pencegahan dan pengendalian zoonosis tersebut diwujudkan melalui kerjasama program Emerging-Pandemic Threats (EPT-2) dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Kerjasama ini melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, serta organisasi internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Pangan Dunia (FAO).
Sementara itu, Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan mengatakan, Indonesia telah mempunyai sistem kewaspadaan dini dan respons yang terintegrasi untuk mengatasi ancaman pandemi (penyakit yang menyebarluas) pada manusia. "Salah satu keberhasilan dalam pengendalian zoonosis ialah dengan menurunnya angka kasus flu burung pada manusia, sejalan dengan menurunnya kasus pada hewan melalui kerjasama antara petugas lapangan dari sektor kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan," ungkapnya.
Sedangkan I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian menegaskan bahwa kesehatan hewan sangat berperan penting terhadap terciptanya kesehatan global, terlebih karena hewan adalah salah satu sumber pangan. Oleh karena itu, Ia sebutkan bahwa upaya pengendalian zoonosis merupakan prioritas utama dalam kesehatan hewan karena dapat meminimalisir ancaman pada kesehatan masyarakat dan meningkatkan ekonomi industri peternakan. Untuk itu Ia berpendapat perlu adanya peningkatan kapasitas sumber daya kesehatan hewan dalam deteksi, pencegahan, dan respon terhadap penyakit hewan, terutama zoonosis.
Selain itu, pencapaian yang tak kalah penting terkait penanggulangan zoonosis yang bersumber dari satwa liar disampaikan oleh Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, "Pembangunan Sistem Informasi Pelaporan Kesehatan Satwa Liar (SEHATSATLI) merupakan salah satu upaya deteksi dini penyakit pada satwa liar di ex-situ yang berpotensi menular pada hewan domestik dan manusia," jelasnya. Wiratno melanjutkan, pihaknya juga berkomitmen menanggulangi zoonosis dengan membentuk gugus tugas "One Health" yang anggotanya terdiri dari lintas sektor untuk pengendalian zoonosis bersumber satwa liar.
Di tengah keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan ancaman pandemi, Sigit kembali mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan oleh lintas sektor untuk mencegah pandemi di masa depan. Mengingat sumber daya alam Indonesia termasuk keanekaragaman hayati yang ada, corak sosial ekonomi masyarakat maka Indonesia tetap menempatkan pencegahan zoonosis dan Penyakit Infeksi Baru (PIB) sebagai prioritas upaya pengendalian.
Mark McGovern, Konsulat Jenderal Amerika Serikat mengapresiasi Indonesia yang telah berhasil mengembangkan integrasi dan koordinasi lintas sektoral untuk mendeteksi, mencegah dan menanggulangi ancaman pandemi. Ia menegaskan diperlukan komitmen lebih lanjut, guna memastikan sistem yang telah ada dapat terus berjalan dengan baik.
McGovern memastikan sistem yang telah dikembangkan berjalan dengan baik, maka perlu untuk mengenali peran dari setiap kementerian dan lembaga terkait dalam mendukung keamanan kesehatan global. "Pemerintah Amerika Serikat sebagai negara sahabat siap mendukung Indonesia untuk terus meningkatkan kapasitas dalam mencegah dan mengendalikan zoonosis", pungkasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaDemi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaDibantu PBB, Indonesia Bangun Sistem Kesehatan yang Tahan Terhadap Perubahan Iklim
Baca SelengkapnyaPenyakit menular dari hewan ke manusia seperti rabies, antraks, leptospirosis, flu burung semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaPerlu dilakukan intervensi demi masyarakat berkembang dan perekonomian tumbuh pesat.
Baca SelengkapnyaIndonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya tindakan kolektif dari anggota G20 untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaSYL berharap FAO bisa mengambil peran dalam hadirnya paradigma baru itu.
Baca SelengkapnyaRiset terbaru dari CEOWORLD Magazine terkait Health Care Index menempatkan Indonesia di peringkat 39 dari 110 negara.
Baca Selengkapnya