'Indonesia tanpa Jokowi' di UGM
Merdeka.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gajah Mada (BEM KM UGM) Yogyakarta, menjadi perbincangan para pengguna media sosial. Pada 13 November nanti, mereka akan mengadakan lomba yang mengusung nama Presiden Joko Widodo.
Lomba itu bertema 'Indonesia Tanpa Jokowi', sejumlah pertanyaan menyoroti BEM KM UGM. Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan 'Indonesia Tanpa Jokowi'? Apakah mereka mengadakan lomba menyerukan penolakan Jokowi?
Halim selaku Menteri Aksi dan Propaganda BEM KM UGM mengungkapkan lomba 'Indonesia Tanpa Jokowi' bukanlah untuk berkumpul menjelek-jelekkan Jokowi. Melainkan lomba untuk menuangkan curahan hati para peserta mengenai Indonesia dalam pimpinan Jokowi.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang Jokowi ajak ke pertandingan? Jokowi membawa dua cucunya menonton pertandingan tersebut.Berdasarkan pantauan, Jokowi tiba di lokasi pukul 19.28 WIB bersama kedua cucunya, Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah.
-
Pertandingan apa yang Jokowi tonton? Presiden Joko Widodo atau Jokowi menonton langsung pertandingan Timnas Indonesia melawan Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Selasa (10/9).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu lebih ke arah lomba mural, cuma memang temanya 'Indonesia Tanpa Jokowi'. Jadi dalam acara ini, lebih kepada kreativitas para peserta nantinya. Kita mau lihat, apakah mereka menganggap Indonesia lebih baik tanpa Jokowi, atau Indonesia tidak lebih baik tanpa Jokowi," kata Halim saat dihubungi merdeka.com, Rabu (4/11) malam.
Halim menjelaskan, dalam lomba yang akan dilaksanakan di Gelanggang Mahasiswa UGM ini, dia beserta panitia lainnya yang tergabung dalam BEM UGM siap menampung segala curahan semua peserta yang nantinya akan berlomba dalam suatu tim.
"Rencananya lomba ini kan kita atur per tim, kita menampung 50 tim, dengan satu timnya berisi dua peserta. Nah di sini kita terima luapan mereka mengenai Jokowi. Tak bisa kita pungkiri, ada tanggapan bahwa Indonesia sangat jelek adanya Jokowi, serta tanggapan Indonesia bagus dengan Jokowi," paparnya.
Lanjutnya, para peserta yang boleh dari kalangan mana saja, atau dengan kata lain peserta bukan hanya mahasiswa UGM ini juga bisa meluapkan apresiasinya jika dia menjadi pemimpin kelak menggantikan Jokowi.
"Mereka boleh mengeluarkan semua yang ada di kepala. Misal, jika menjadi presiden, Indonesia akan saya jadikan lahan penghijauan dibanding gedung-gedung tinggi. Semuanya itu sah-sah saja," tuturnya.
Sementara itu, pro dan kontra pun muncul menanggapi lomba ini, beberapa orang pun menyerukan penolakan adanya lomba itu. Bahkan di antara mereka sampai membuat poster dengan tema 'Lomba Tembang Macapat dengan tema UGM tanpa BEM'.
"saya lebih tertarik ikut lomba ini ;)," ujar pemilik akun twitter erdy_sr kepada BEM KM UGM.
Menanggapi hal itu, Halim mengaku tak ambil pusing. "Siapapun sah saja berkomentar, itu engga masalah. Sama dengan misal mereka berkomentar pro dan kontra dalam kepemimpinan Jokowi. Itu sah-sah saja. Semua orang boleh mengapresiasikan apa yang dia pikirkan," tutup Halim mengomentari 'Lomba Tembang Macapat dengan tema UGM tanpa BEM'. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah kampus besar melakukan petisi hingga deklarasi menyelamatkan demokrasi dan mengkritik Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaTercatat BEM UGM dua kali memberikan kritik dalam bentuk poster dan baliho kepada Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaMunculnya spanduk 'Jokowi Alumnus UGM Paling Membanggakan' merupakan dinamika di lingkungan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaJokowi menanggapi santai soal kritikan dari BEM UGM soal dirinya dinobatkan jadi alumni paling memalukan
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menjawab soal kritikan dari BEM UGM
Baca SelengkapnyaBEM KM UGM telah membuat kajian setebal 300 halaman yang berisikan isu-isu komprehensif.
Baca SelengkapnyaBEM UGM mengkritik kinerja pemerintahan Presiden Jokowi melalui baliho dan sertifikat.
Baca SelengkapnyaKetua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor menyerahkan sertifikat ini kepada seorang mahasiswa lain yang memakai topeng wajah Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan, setiap masyarakat Indonesia bebas berpendapat.
Baca SelengkapnyaSebenarnya Jokowi berkeinginan untuk hadir langsung dalam perayaan Dies Natalis UGM ke-74.
Baca SelengkapnyaSertifikat itu ditandatangani oleh Ketua BEM KM UGM periode 2023 Gielbran Muhammad Noor.
Baca SelengkapnyaKemudian saat ditanyakan hasil survei internal, ayah kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka enggan menjawab.
Baca Selengkapnya